Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Film Heist (2015), Bus 657, Membajak Bis Demi Pengobatan Anak

26 November 2015   15:01 Diperbarui: 26 November 2015   15:10 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="gambar diambil dari ebookee.unblocked.pe"][/caption]

Masalah pengobatan ternyata bukan hanya ada di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Belum lama kita mendengar berita seorang Bapak yang ingin menjual ginjalnya untuk presiden Joko Widodo. Bapak itu berjalan jauh dari Pandeglang menuju Jakarta menawarkan ginjalnya. Ada lagi di luar negeri, di Congqing, China, seorang ibu menjual pelukan untuk biaya pengobatan anaknya.

Ada juga yang melakukan tindakan kriminal, seperti yang terjadi di Bandung, seorang Bapak menghabisi nyawa sopir pabrik roti. Dari hal yang biasa, luar biasa, sampai yang kriminal dilakukan untuk pengobatan anak tersayang. Film Heist ini mencoba menggambarkan bagaimana seorang Bapak berusaha semaksimal mungkin agar anaknya mendapatkan pengobatan. Ketika jalan yang benar tidak bisa diraih, jalan yang salahpun ditempuh!

Vaughn (Jefrey Dean Morgan), seorang bapak yang bekerja sebagai pegawai sebuah kasino punya anak terbaring di rumah sakit, sakit dan memerlukan operasi. Pada awalnya Vaughn berusaha meminjam uang dari tempat dia bekerja, pada sang bos The Pope (Robert De Niro). Namun tidak dipenuhi, padahal dia tahu betul bahwa di kasino itu uang berlimpah. Karena kebutuhan operasi yang mendesak, diapun berencana merampok kasino tersebut bekerja sama dengan rekan kerjanya, yang seorang penjahat beneran, Coxx (Dave Bautista). Dirancanglah rencana perampokan dengan matang. Uangpun berhasil diambil dari tempat kasino namun malang, mereka tertangkap tangan ketika hendak pulang. Ketiganyapun melarikan diri dengan membajak sebuah bus yang kebetulan lewat malam itu, bus yang berisi supir dan beberapa penumpang, di antaranya adalah seorang anak kecil, ibu hamil, pekerja malam, dan mahasiswa.

Dalam perjalanannya, kejahatan mereka diketahui oleh seorang polisi wanita Kris (Gina Carano) yang sedang berpatroli malam. Bis pun dikejar oleh Kris dan dihalangi lajunya. Namun karena membawa sandera, polisi tidak bisa banyak bertindak, yang bisa dilakukan hanya mengikuti kemauan pembajak, seperti mengisi bahan bakar dan melepaskan sandera ibu hamil dan anak kecil. Selain polisi, merekapun dicari oleh The Pope  yang menginginkan uangnya kembali. Karena hendak membunuh sang sopir bus, Coxx akhirnya ditembak mati oleh Vaughn. Sang supir dan para penumpangpun kemudian menyadari bahwa Vaughn sebenarnya adalah orang baik yang Cuma ingin mengobati anaknya yang sakit. Mereka kemudian memberikan cara agar Vaughn dapat lepas tanpa ditangkap polisi. Vaughnpun kabur namun berhasil ditangkap oleh The Pope . Ketika tertangkap, di sinilah letak agenda tersembunyi yang dimiliki oleh Vaughn.

Vaughn telah memikirkan segalanya, termasuk bagaimana caranya bisa membayar biaya pengobatan secepatnya, segera setelah dia mengambil uang kasino. Ternyata wanita yang hamil dalam bis adalah adiknya sendiri Sydney (Kate Bosworth) yang dipersiapkan untuk membawa kabur uang dan membayar biaya operasi ke rumah sakit. Langkah cerdas yang dilakukan seorang bapak tatkala harus bekerjasama dengan perampok beneran yang haus akan harta rampokan. Langkah jitu itu pula yang pada akhirnya menyadarkan The Pope sehingga timbul simpati dalam dirinya. The Pope sadar bahwa uang yang diperoleh dari kejahatan judi tidak akan berarti apa-apa kecuali bisa digunakan untuk menolong anak karyawannya. Akhirnya Vaughn dapat melenggang bebas dan kembali bersama keluarganya.

Bagi saya daya tarik pertama film ini ada pada aktor senior Robert De Niro, yang bisa menjamin film lebih berkualitas karena akting berkarakternya. Perkiraan saya sebelumnya bahwa dia akan bermain sebagai mafiapun tidak meleset, karakter Itali dan gaya berbicaranya keren banget. Beberapa film lawasnya menempatkan dirinya sebagai seorang mafia kelas atas seperti Godfather (1974), Goodfellas (1990), The Untouchables (1987), dan Analyze That (1999).

Untuk cerita film, ketika posternya adalah bis dengan judul Heist atau Bus 657, yang ada dalam bayangan saya adalah film Speed (1994) nya Keanu Reeves. Pasti ini film menegangkan yang kalau ditonton tidak akan membosankan. Untuk masalah cerita, film yang mengisahkan tentang perjuangan seorang bapak dalam mencari uang untuk pengobatan anaknya bisa kita lihat sebelumnya di film John Q (2002) nya Denzel Washingtoon, yang menyandera rumah sakit agar anaknya bisa dioperasi. Akan sangat menyentuh emosi terdalam kita, apalagi bagi seorang bapak seperti saya yang punya anak kecil.

Film ini menyadarkan betapa pentingnya memiliki agenda kedua di samping agenda utama tatkala kita harus/dengan sangat terpaksa bekerja sama dengan orang yang tidak kita percaya. Jika kita polos-polos amat, kita bisa dikadalin. Oleh karena itu penting memikirkan rencana B, di samping rencana A yang kita miliki. Dalam film ini, Vaughn punya rencana jitu yang tidak kita prediksi sebelumnya bahkan sampai dua pertiga jalannya film! Itu menarik!

Film ini juga menyadarkan dunia, bukan hanya di Indonesia tentang masalah kesehatan dan pengobatan yang masih mahal, sampai-sampai muncul ide membuat film seperti ini di Amerika yang merupakan negara super power, tentu dengan alasan yang kuat bahwa masih banyak orang yang sulit mendapatkan pengobatan karena biayanya yang mahal. Bukan hanya asuransi yang menjamin tetapi juga inovasi dalam dunia kedokteranpun dibutuhkan untuk mewujudkan dunia yang lebih sehat dengan biaya pengobatan yang murah, terutama bagi anak-anak kita.

Akhirul kalam, jika anda seorang pecinta keluarga, film ini cukup keren untuk ditonton. Dijamin menggetarkan hati!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun