10 Juli, 2025, Jakarta Proses pembelajaran di dunia arsitektur tidak hanya terbatas pada ruang kelas. Melalui program pengabdian masyarakat, Ahmad Ikhsan Gymnastiar, mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Negeri Semarang, mendapatkan kesempatan untuk terlibat langsung dalam dunia profesional di PT. Graha Cipta Kharisma, perusahaan pengembang yang mengelola proyek kawasan perumahan, ruko, dan komersial di Bukit Podomoro Jakarta. Kegiatan pengabdian ini menjadi sarana untuk memahami dinamika kerja di lapangan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan konstruksi, hingga evaluasi hasil pembangunan
Selama lima bulan penuh, mulai dari akhir Februari hingga akhir Juli 2025, Ikhsan belajar menjadi bagian dari sebuah mesin besar bernama industri konstruksi dan properti. Setiap hari, Ikhsan terjun ke lapangan, berinteraksi dengan para profesional---site manager, engineer arsitek, sipil dan ME (mechanical & electrical), hingga para mandor dan pelaksana yang tanpa lelah memastikan setiap detail proyek berjalan sebagaimana mestinya. Dari pemasangan patok awal di Blok K hingga pengawasan pengecoran lantai tiga di Blok C, Ikhsan menyaksikan bagaimana teori yang dipelajari selama ini diuji oleh realitas di lapangan.
Di hari-hari awal, Ikhsan diajak mengenali alur kerja perusahaan, memahami tanggung jawab setiap divisi, dan membiasakan diri dengan ritme proyek skala besar. Setiap bagian memiliki perannya masing-masing untuk memastikan setiap tahap pembangunan berjalan sesuai rencana. Lalu datang fase-fase menantang. Ikhsan mendampingi tim mengukur site plan, memasang bekisting, hingga memeriksa kualitas pengecoran yang akan menopang struktur lantai atas. Di tengah teriknya Jakarta, ada pelajaran penting yang Ikhsan dapatkan: koordinasi di lapangan adalah kunci. Ketika dua kontraktor berbeda harus bekerja pada titik yang sama---pemasangan kusen aluminium dan lantai vinyl, Ikhsan belajar bagaimana komunikasi efektif dapat mencegah keterlambatan progres.
Ikhsan juga terlibat langsung dalam proses pengecoran di lapangan. Mulai dari memeriksa kesiapan bekisting, memastikan tulangan kolom dan balok sudah terpasang sesuai standar, hingga mengawasi kualitas adukan beton. Ikhsan ikut mendokumentasikan proses pengecoran lantai dua pada beberapa unit rumah sebagai bagian dari laporan harian untuk site manager. Pengalaman ini memberikan pemahaman bahwa arsitektur tidak hanya berhenti pada desain, tetapi juga melibatkan tanggung jawab memastikan hasil akhir sesuai rencana. Di lapangan, sering kali dibutuhkan keputusan cepat ketika ada kendala teknis, seperti retakan pada beton atau penundaan cuaca. Situasi tersebut melatih kepekaan terhadap detail struktural dan memperkuat kesiapan menghadapi tantangan konstruksi di dunia kerja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI