Setelah perjumpaan itu, Gani masih tidak percaya dengan apa yang terjadi pada Julia. Peristiwa itu benar-benar menyayat hatinya. Sedih, marah, dan bingung campur aduk dalam dirinya. Betapa berat masalah yang menimpa Julia. Ia berujar, "Andaikan saja aku masih bekerja disana, mungkin hal buruk itu dapat dihindari."Â
Memikirkan hal itu, membuat hatinya bertambah remuk. Namun ia coba menguatkan diri seraya berpikir mencari cara mengatasinya. Masih terngiang di telinganya saat Julia meminta untuk dibawa pergi olehnya. Dihadapkan pada pilihan yang berat, ia bingung harus bagaimana. Ia tidak akan mungkin membiarkan Julia sendiri lagi kali ini dan juga seterusnya. Baginya tidak ada pilihan lain. Tekadnya sudah bulat. "Demi Julia, apapun akan ku lakukan meski nyawa taruhannya," ikrarnya dalam hati.
Malam itu ia sudah membuat keputusan akhir yang akan berdampak besar pada kehidupannya dan juga Julia di kemudian hari. Seperti janjinya, ia akan kembali menemui Julia di sekolah besok. Ia sudah siap dan tak sabar akan mengutarakan niatnya itu ke Julia. Dengan harapan Julia menerimanya karena itu baru langkah awal dari rencana besar yang akan mereka tempuh.
.......
Sesaat setelah Julia dan Clara turun dari delman, Amir memperhatikan sesuatu yang tidak biasa. Amir menoleh ke arah Julia yang berjalan bukan menuju gerbang sekolah tapi ke arah lain menuju seseorang. Ia coba mengamati dengan saksama. Orang itu tak asing baginya. Laki-laki itu tidak lain adalah Gani. Tak ingin ikut campur, ia lantas memacu kembali delmannya pulang karena jadwal mengantar Meneer sudah menantinya.
Julia menghampiri Gani yang sudah menanti di tempat kemarin. Keduanya saling melemparkan senyum meski kegamangan  tersirat di wajah mereka. Julia tampak bersemangat untuk mendengarkan apa yang akan Gani sampaikan.
"Julia, ku ingin kau tahu ada prinsip mendasar dalam agamaku yang tidak dapat ku langgar. Kita tidak bisa bersama terus seperti ini tanpa ada ikatan resmi. Untuk itu, izinkan aku menikah denganmu agar hubungan kita jelas. Setelah itu baru kita putuskan apa yang akan kita perbuat. Mudah-mudahan kau bisa memahami alasanku ini. Sekarang ku serahkan sepenuhnya padamu," ungkapnya.
"Jika itu permintaanmu, aku rela melakukannya," jawabnya tanpa ragu.
"Terima kasih, Julia. Aku sangat senang mendengarnya," katanya.
Lalu bagaimana rencana itu dapat berjalan?" tanyanya.Â