Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemimpin Non Muslim Kutip Al-Quran dan Hadits, Fenomena Apa?

15 November 2020   10:10 Diperbarui: 15 November 2020   10:52 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada beberapa fenomena kutip Al-Qur'an dan Hadits oleh pemimpin non Muslim yang mencuat belakangan ini. Yang pertama datang dari Joe Biden, lawan Presiden Donald Trump dalam pilpres AS 2019. 

Dalam sebuah acara kampanye pilpres AS, Biden berpidato secara virtual yang diselenggarakan oleh Engage Action pada Juli silam. Dia mengutip hadits Nabi Muhammad saw tentang melawan kemunkaran atau keburukan. 

"Barangsiapa di antara Kamu yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tanganmu, jika tidak sanggup lakukan dengan lisanmu. Jika masih tidak sanggup ubahlah dengan hatimu," ujar Biden. 

Pengamat menilai dan publik juga tahu langkah ini merupakan bagian dari strategi pemenangan Biden dalam kontestasi pilpres. Biden bermaksud untuk menarik simpati pemilih Muslim guna meraup suara mereka dalam pilpres AS. 

Biden tampaknya menyadari benar hal ini dengan menerapkan taktik yang tepat jauh sebelum hari pemilihan. Terbukti dari hasil polling pilpres 3 November, menunjukkan lebih dari 69 persen Muslim AS mendukung Biden, sementara 17 persen memilih Trump. 

Fenomena berikutnya berasal dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam upacara memperingati Hari Persatuan Nasional Rusia pada 4 November, Presiden Putin mengutip ayat Al-Qur'an yang disampaikan melalui video conference. Dia membaca terjemahan Al-Qur'an Surat Asy-Syura ayat 23 berbahasa Rusia. 

Dalam QS Asy-Syura ayat 23 Allah swt berfirman yang artinya: "Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba- hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri". 

Kutipan ayat itu disampaikan Putin kepada perwakilan dari berbagai agama di Rusia. Menurut Ahlul Bayt News Agency, dengan mengutip ayat tersebut,Putin tampaknya hendak bicara tentang persahabatan, perbuatan baik, dan pahala bagi mereka yang berbuat baik. Dia juga mengkritik orang-orang yang melukai perasaan umat beragama atas nama kebebasan berbicara. 

Sebelumnya Putin juga pernah mengutip ayat Al-Qur'an. Hal itu dia sampaikan di depan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran Hassan Rouhani di Ankara pada 16 September 2019. Putin mengutip Surat Ali Imran ayat 103 dalam rangka menyerukan perdamaian di Yaman yang dilanda perang sejak 2015. 

"Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya, kamu menjadi saudara", kata Putin. 

Putin menyampaikan ayat dari Surah Ali Imran dengan maksud agar pihak-pihak yang bertikai di Yaman untuk berdamai. Dia setengah bercanda menyarankan Arab Saudi, pimpinan koalisi yang memerangi kelompok Houthi di Yaman, sebaiknya membeli sistem pertahanan udara Rusia seperti yang dilakukan Iran dan Turki. 

Fenomena terakhir dilatari oleh teror penembakan saat shalat Jum'at Masjid Al Noor, Selandia Baru oleh warga Australia Brenton Tarrant pada 15 Maret 2019. PM Jacinda Ardern dalam pidatonya saat upacara peringatan bagi para korban serangan teror, mengutip sebuah hadits. 

"Menurut Nabi Muhammad saw, orang-orang yang beriman dalam kebaikan, kasih sayang, dan simpati, mereka bagaikan satu tubuh. Selandia Baru ikut berduka bersama kalian. Kita adalah satu," ujar Ardern di depan sekitar 20 ribu orang yang berkumpul di Hagley Park, depan Masjid Al Noor. 

Terkait beberapa fenomena di atas, ada beberapa catatan penting. Pertama, ini menunjukkan bahwa para pemimpin tersebut secara tak langsung membenarkan apa yang terkandung dalam ayat Al-Qur'an dan hadits yang dikutip. Ini sekaligus membuktikan kebenaran dan nilai-nilai kemanusiaan universal yang dikandung dalam ayat dan hadits tersebut. Terlepas dari ada maksud atau tujuan lain dibalik pengutipan tersebut. 

Kedua, menunjukkan bahwa ajaran Islam memang sesuai dengan perubahan dan perkembangan zaman. Walau tidak diakui secara eksplisit oleh para pemimpin tersebut namun tak dipungkiri apa yang dikutip itu masih relevan dan up to date dengan kondisi sekarang. Umat Islam sendiri sesungguhnya tidak perlu pengakuan mereka karena tanpa pengakuan mereka pun kemurnian dan keluhuran Islam tidak akan luntur. 

Berikutnya, Islam adalah agama nasihat. Salah satu ajarannya adalah dakwah. Berdakwah adalah aktivitas menyeru dan mengajak baik kepada sesama Muslim maupun non Muslim. Dakwah dilakukan tanpa paksaan dan ancaman apalagi intimidasi atau kekerasan. 

Dakwah adalah upaya menegakkan kebenaran dan mencegah keburukan di tengah masyarakat. Walau tugas utama dakwah ada pada ulama namun setiap Muslim sebenarnya dapat berperan dalam dakwah Islam sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Bahkan Nabi saw dalam haditsnya meminta umatnya menyampaikan ajaran Islam walaupun hanya satu ayat. 

Bagaimana para pemimpin non muslim yang mengutip ayat atau hadits? Pada hakikatnya mereka tanpa disadari terlibat secara tidak langsung dalam syiar Islam. Namun ini bukan suatu yang dilarang karena Al-Qur'an bukan hanya kitab suci tapi juga kitab pengetahuan yang dapat memberi informasi, inspirasi, dan motivasi bagi pembacanya baik Muslim maupun non Muslim. 

Begitu pula menurut Ustadz Fauzan Amin, Ketua Ikatan Sarjana Qur'an Hadis Indonesia. Menurutnya ketika non muslim menggunakan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup, itu bukan sesuatu yang dapat dikatakan mencederai agama tertentu. 

Terakhir, Islam adalah rahmat bagi seluruh alam dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. Dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, rahmat Islam bukan hanya untuk kaum Muslim tapi juga seluruh manusia. Menurut Ustadz Marwan Hadidi bin Musa dalam tafsirnya, rahmat dapat dimaknai sebagai perlindungan, kedamaian, dan kasih sayang yang lahir dari ajaran dan pengamalan islam yang baik dan benar. 

Islam diturunkan semata-mata demi kebaikan, kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, kesejahteraan, dan kesempurnaan akhlak atau kepribadian manusia. Islam obat bagi kegelisahan, kecemasan, ketakutan, dan berbagai penyakit hati. Islam juga memberi solusi atas berbagai permasalahan hidup. Singkatnya, Islam rahmat bagi seluruh alam menghendaki kebaikan dan kebahagiaan dunia maupun akhirat. 

Kalau kemudian muncul fenomena kutip ayat atau hadits oleh non Muslim, ini bukanlah hal yang mengherankan. Karena memang Islam menginginkan kebaikan bagi seluruh manusia bukan hanya bagi Muslim saja. Islam rahmat bagi seluruh alam dan manusia di dunia memang benar-benar nyata adanya dan terwujud dalam realitas kehidupan bukan sebatas teori dan konsep belaka. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun