Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Pengacara - Menulis apasaja, Berharap ada nilai manfaat dan membawa keberkahan. Khususnya, untuk mengikat Ingatan yang mulai sering Lupa.

Berusaha menjadi orang yang bermanfaat untuk sesama. Santri, Advokat bisa hubungi saya di email : ozyman83@gmail.com, HP/WA : 085286856464.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Hindari Nyinyir Daripada Berakhir "Nyonyor"

29 Maret 2019   15:25 Diperbarui: 29 Maret 2019   16:28 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di Indonesia, Baik Pemilihan Calon Legislatif pada semua tingkatan (DPRD, DPRD Propinsi, DPR RI, DPD RI) dan Pemilihan Calon Presiden RI akan segera berlangsung dalam hitungan hari. Ya, tepatnya tanggal 17 April 2019. 

Menurut emak, tanggal 17 April adalah hari dimana saya keluar (lahir:Red) untuk pertama kalinya di Dunia yang serba fana ini. Meski saat dipastikan dan ditanyakan kembali, ada semacam keraguan jawaban apakah benar saya lahir pada tanggal tersebut. Karena jawaban yang pasti, Justru adalah bahwa saya dilahirkan bertepatan dengan saat tanam pohon ini dan itu. Hehe..

Tapi toh akhirnya, dalam catatan resmi dokumen penting seperti Ijazah dll, termasuk KTP Asli saya terlahir pada tanggal 17 April. Kedepan tanggal tersebut menjadi tanggal bersejarah untuk perjalanan demokrasi bangsa ini. Ya setidaknya, saya masih menyisakan dan punya kebanggaan secara pribadi karena tanggal tersebut berkumpul harapan dan kekuatiran secara bersamaan berkaitan dengan nasib bangsa Indonesia, untuk setidaknya dalam masa 5 tahun berikutnya.

Ok, soal berbangga diri, apalagi narsis-narsisan ala kompasianer satu ini dan hal-hal gakpenting abaikan saja ya. Kita kembali ke laptop. Terkait agenda besar Pemilu 2019 (cie....ngomong politik nih ye....) berkaitan dengan Nyinyir yang berakhir Nyonyor.

Jauh hari, masing-masing peserta kontes demokrasi 5 tahunan ini sudah menyiapkan segalanya, dengan satu tujuan dan harapan, Menang dan berkuasa! (Ada juga sih yang punya tujuan mengabdi dan berkhidmat). Dan tidak ketinggalan para pemilih yang diakui sebagian besar terjebak dan mau tidak mau berakhir pada 2 pilihan tajam 2 Calon Presiden. Antara yang pro dengan petahana, Pakde Joko Widodo dan yang ngebet ingin Ganti Kepemimpinan Nasional dengan mendukung Kubu Jendral Prabowo Subianto.

Nah, masalahnya saya tak hendak bicara dan focus pada 2 kandidat Calon Presiden dan pasangan calon wakil presiden masing-masing. Saya cuma hendak menangkap dan berbagi sebuah cuilan fakta dari gemuruh dan gaduhnya para pendukung CoprasCopres. Dimana, diakui atau tidak, ada sebagian kecil pendukung yang konsisten melakukan "kampanye" terhadap calon masing-masing dengan cara dan pendekatan Nyinyir.

Meski awalnya kecil dan sedikit orang yang suka nyinyir, karena dilakukan dengan istiqhomah dan terus menerus, maka nyinyir ini menjadi gerakan massal dan dilakukan mungkin tanpa sadar oleh satu sama lain dengan berjamaah. Akhirnya, terjadilah gerakan Nyinyir secara menasional tanpa bisa dibendung.

Kalau nyinyir dari awal dilakukan sebagai strategi politik dan memang by disign dan dilakukan dengan hati-hati oleh orang-orang tertentu, maka pelaku nyinyir yang model begini, akan relatif dan cenderung aman dan selamat. Tapi, kalau Nyinyir dilakukan dengan tanpa sadar, bodoh (tanpa ilmu) dan konyol, maka Nyinyir tentu akan berakhir "Nyonyor". 

Kamu tahu apa itu "Nyonyor", wa ma adroka maa huwal Nyonyor? Nyonyor adalah bahasa Jawatimuran yang kasar. bisa diterjemahkan (dengan penerjemahan bebas), "rasakan!"sebagai kondisi dimana seseorang mengalami situasi dan kondisi menderita karena akibat dari perbuatannya sendiri yang memang salah dan sudah dikasih tau bahwa dia salah sebelumnya oleh orang lain dan atau secara umum hal tersebut dinilai tidak baik. 

Maka kalau di Jawa timur, buat anak/orang yang mengalami situasi seperti ini, diwakili dengan kata-kata, " Nyonyor koen, molakke ORA usah kakean polah" (Rasakan! Makanya jangan banyak tingkah).

Pasti dirimu yang dari tadi nyimak opini sesat ini, menanyakan mana contohnya? Oke baiklah akan saya kasih contoh, kalau menurut saya, kasus musisi kenamaan nasional, yang saat ini terjerat kasus hukum adalah bagian dari contoh nyinyir yang berakibat Nyonyor. Anda mau lihat contoh lagi? Ah, banyak lah ntar disebutkan disini, malah saya terjebak pada tuduhan nyinyir itu sendiri. Ya begitulah kira-kira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun