Mohon tunggu...
Ahmad Fathul Bari
Ahmad Fathul Bari Mohon Tunggu... -

anak betawi yang kagak mau ketinggalan jaman.. ^_^

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ide Negara Ki Bagoes Hadikoesoemo & Soepomo

30 Agustus 2012   04:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:09 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ki Bagoes Hadikoesoemo



Ki Bagoes Hadikoesoemo adalah salah satu anggota BPUPK yang mengusulkan bahwa Negara Indonesia berdiri di atas dasar-dasar ajaran agama Islam. Dalam pidatonya, ia memberikan banyak contoh cita-cita bangsa yang bisa diwujudkan ketika Islam menjadi dasar Negara. Antara lain adalah mengenai persatuan bangsa; perekonomian; pertahanan dan bela Negara; pemerintahan yang adil dan bijaksana; dll. Berbagai cita-cita bangsa tersebut ia jabarkan dan direlevansikan dengan dasar ajaran Islam yang dapat mewujudkan semua itu. Ia juga mengutip ayat-ayat Qur’an yang mendukung hal tersebut Mengenai persatuan bangsa, ia mengutip beberapa ayat Qur’an dan hadis antara lain Surat Ali Imron: 103: “Hendaklah kamu sekalian berpegang teguh dengan tali Allah (Agama Islam) dan jangan kamu bercerai-berai. Ingatlah akan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu, yaitu dahulu kamu bermusuh-musuhan satu dengan yang lain tetapi sekarang Allah telah berkenan mempersatukan hati kamu sekalian, sehingga dengan nikmat-Nya tadi kamu dapat menjadi bersaudara seerat-eratnya.1 Ia menyatakan kepada peserta sidang, “Jika tuan-tuan bersungguh-sungguh menghendaki Negara Indonesia mempunyai rakyat yang kuat bersatu padu berdasar persaudaraan yang erat dan kekeluargaan serta gotong royong, maka dirikanlah negara ini berdasarkan petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dan Al-Hadis”. Dalam hal perekonomian bangsa, ia mengutip Surat An-Nahl: 14 yang berbunyi: “Dan Ia (Allah) telah menyerahkan samudra kepadamu agar kamu makan ikannya yang lezat itu dan kamu keluarkan perhiasannya (mutiara dan sebagainya) untuk kami pakai; dan kamu lihat kapal berlayar di samudra, maka hendaklah kamu berusaha mencari rezeki anugerah-Nya dan hendaklah kamu bersyukur”. Ia menyatakan bahwa dalam Al-Qur’an masih banyak ayat-ayat mengenai anjuran Allah kepada manusia untuk mencari rezeki Allah di atas dan di bawah laut dengan mengusahakan perikanan, pelayaran, pertambangan mutiara, dsb.2 Mengenai pertahanan dan bela negara, ia mengutip beberapa ayat Qur’an antara lain Surat Al-Anfal : 62 yang berbunyi : ‘’Dan hendaklah kamu dengan segenap tenagamu menyediakan angkatanj perang umpamanya mneyediakan angkatan berkuda dan sebagainya sehingga musuh Allah dan musuh kamu merasa lemah dan takut’’. Ia menyatakan bahwa dalam berbagai ayat Qur’an senantiasa menyuruh kita untuk bersiap sedia untuk menolak setiap serangan musuh yang mungkin datang menyerang kita.3 Mengenai pemerintahan yang adil dan bijaksana, berdasarkan budi pekerti yang luhur, bersendi permusyawaratn dan putusan rapat, serta luas berlebar dada tidak memaksa tentang agama (red. toleransi), ia mengutip beberapa ayat sebagao berikut: “Bahwasanya Allah menyuruh bersifat adil dan berbuat baik” (Surat An-Nahl: 90); “Apabila kamu hendak memberi hukum diantara manusia maka haruslah kamu memberi hukum dengan adil” (Surat An-Nisaa: 5); “Dan ajaklah mereka rakyat itu bermusyawarah tentang perkara mereka” (Surat Ali-Imran: 159); “Tidak boleh ada paksaan tentang agama, karena sudahlah jelas perbedaan antara benar dan sesat” (Surat Al-Baqarah: 256). Ia menyatakan ayat-ayat itu bisa dijadikan contoh bahwa agama Islam cakap dan cukup serta pantas dan patut untuk menjadi sendi pemerintahan kebangsaan Indonesia.4

Pemaparan Ki Bagoes di atas adalah penjabaran empat poin ajaran Islam yang bisa dijadikan sandaran dalam membangun negara. Empat perkara pokok yang dimaksud oleh Ki Bagoes adalah:5



  1. Ajaran Iman atau kepercayaan kepada Allah dan perkara gaib.


  2. Ajaran beribadah, berhikmat, dan berbakti kepada Allah.


  3. Ajaran beramal sholih (berbuat kebaikan).


  4. Ajaran berjihad di dalam jalan Allah.




Prof. Mr. Dr. Soepomo



Dalam sidang BPUPK pada tanggal 31 Mei 1945 yang mengagendakan tentang pembahasan dasar negara, Soepomo lebih banyak berbicara tentang syarat didirikannya sebuah negara, bentuk negara, dan sistem pemerintahan. Ia memaparkan secara rinci tentang tema-tema tersebut. Secara umum, dalam pidatonya, Soepomo lebih menitikberatkan bukan pada pembahasan dasar negara, akan tetapi pembahasan mengenai dasar-dasar yang digunakan dalam membangun sebuah negara. Pidatonya yang cukup dominan adalah mengenai teori dan beberapa aliran pikiran tentang negara yang secara singkat dibagi menjadi tiga berdasarkan beberapa teori, yaitu:6



  1. Teori Perseorangan.


  2. Teori Golongan.


  3. Teori Integralistik.

Ia menyatakan bahwa untuk Negara Indonesia yang beragam, dibutuhkan teori integralistik yang dapat mempersatukan segala keragaman yang ada dalam suatu negara. Dalam pidatonya, ia juga memaparkan keterkaitan antara negara dan agama. Ia menanggapi pidato Hatta yang menghendaki dipisahkannya urusan negara dengan urusan agama.7 Soepomo menguraikan perbedaan negara yang berdasarkan nilai salah satu agama dengan negara nasional yang bersatu. Ia memberikan berbagai contoh negara yang menerapkan Islam sebagai dasar negaranya seperti Irak, Iran, Mesir, dsb. Menurutnya, sebaiknya kita tidak hanya meniru dari negara-negara tersebut yang disebutnya sebagai negara yang bersifat ke-Islaman (Corpus Islamicum). Ia menyatakan bahwa Indonesia memiliki keistimewaan dalam masyarakatnya. Indonesia berada di Asia Timur dan akan menjadi anggota dari lingkungan kemakmuran bersama di Asia Timur Raya yang semua anggotanya tidak ada satupun negara Islam sehingga hal itu perlu diperhatikan. Selain itu, Soepomo juga mengkhawatirkan penyesuaian hukum syariah dengan kebutuhan internasional dan kebutuhan modern apabila suatu negara didirikan di atas dasar ajaran Islam. Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa Soepomo tidak menyepakati apabila dasar negara Indonesia berdasarkan ajaran Islam. Ia lebih memilih pendapat untuk mendirikan negara nasional yang bersatu dalam arti totaliter yanmg menurutnya akan mempersatukan berbagai golongan bukan hanya mempersatukan satu golongan besar saja.8




1 Risalah Sidang BPUPKI, hal.37-38.

2 Ibid., hal. 40.

3 Ibid., hal. 41.

4 Ibid., hal. 41-42.

5 Ibid., hal. 36-37.

6 Ibid., hal. 51-52.

7 Ibid., hal. 57.

8 Ibid., hal 59-60.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun