Kalau kita hubungkan dengan nilai-nilai Pancasila, pelayanan haji seharusnya bukan hanya soal teknis. Ada pesan moral yang lebih dalam:
1. Ketuhanan Haji dan umrah adalah ibadah, maka negara wajib mengelolanya dengan tulus dan penuh hormat.
2. Kemanusiaan Jemaah adalah manusia, bukan angka antrean. Mereka berhak diperlakukan adil dan bermartabat.
3. Persatuan Kebijakan jangan sampai memecah belah umat, tapi justru merangkul semua golongan.
4. Kerakyatan Suara jemaah harus didengar. Kebijakan tak boleh hanya top-down.
5. Keadilan Sosial Transparansi biaya dan pemerataan pelayanan adalah bukti nyata keadilan.
Pertanyaan yang Menggantung
Tentu kita masih bertanya-tanya: apakah duet Gus Irfan dan Dahnil benar-benar akan membawa perubahan nyata, atau sekadar simbol politik?
Jawaban itu hanya bisa kita lihat nanti, dari pengalaman langsung para jemaah. Apakah mereka merasa lebih mudah, lebih dihargai, dan lebih dimanusiakan?
Penutup: Tugas Kita Bersama
Sebagai warga negara, kita juga punya andil. Tidak hanya menunggu perubahan, tapi ikut mengawasi, memberi masukan, bahkan mengkritik jika perlu. Karena reformasi bukan hanya tanggung jawab pejabat, tapi juga amanah kita semua agar nilai-nilai Pancasila tetap hidup dalam setiap kebijakan publik.