Di tengah derasnya arus digitalisasi, disrupsi teknologi, dan perubahan sosial, kajian pendidikan dituntut untuk lebih adaptif dan kontekstual. Tidak cukup hanya membahas strategi mengajar atau efektivitas kurikulum, kajian pendidikan hari ini harus masuk ke wilayah-wilayah baru yang lebih luas dan berdampak nyata dalam kehidupan peserta didik.
Pendidikan bukan lagi sekadar proses transfer pengetahuan, melainkan ruang pembentukan identitas, pemaknaan hidup, dan pembelajaran sosial. Di sinilah pentingnya mengintegrasikan isu-isu kontemporer seperti ekologi, keadilan gender, kesehatan mental, hingga literasi digital dalam kajian pendidikan. Ini adalah langkah konkret menuju pendidikan yang relevan dan berkelanjutan.
Sudut pandang baru yang perlu diangkat adalah menjadikan siswa sebagai subjek aktif dalam proses pendidikan. Bukan hanya sebagai penerima informasi, tetapi sebagai individu yang bisa menyuarakan pengalaman, kebutuhan, dan aspirasinya. Kajian pendidikan seharusnya memberi ruang pada perspektif siswa, guru, dan komunitas sebagai sumber pengetahuan yang setara dengan teori akademik.
Mengapa ini mendesak? Karena pendidikan yang tidak responsif hanya akan mencetak lulusan yang asing terhadap realitas sosialnya sendiri. Kajian pendidikan yang berani bertransformasi tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga membebaskan. Inilah jalan menuju sistem pendidikan yang lebih inklusif, reflektif, dan manusiawi.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI