Mohon tunggu...
Ahmad Ahsanur Rasyidi
Ahmad Ahsanur Rasyidi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM

Menulis dan mengabadikan sebuah momen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stigma Masyarakat Tentang Vaksinasi dan Peran Media Dalam Mengedukasi Masyarakat

27 April 2021   10:03 Diperbarui: 27 April 2021   10:32 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: www:freepik.com

Pandemi sudah setahun berlalu sejak kemunculannya pada desember 2019 lalu di Wuhan, China dan mulai memasuki Indonesia pada awal maret 2020 serta diumumkan sebagai kasus pertama yang terjadi di Indonesia, kini setelah hampir setahun lebih pandemi Covid-19 melanda para badan riset di seluruh dunia kini berlomba-lomba menyelesaikan pembuatan vaksin dan sebagian negara sudah mulai mempersiapkan untuk membeli vaksin dan menyediakan vaksin bagi warga negaranya, Indonesia sendiri sudah mempersiapkan vaksinasi sejak November 2020 namun bisa dilaksanan pada Januari 2021, Program vaksinasi Covid-19 dilakukan pertama kali di Istana Negara dan orang pertama yang disuntik vaksin pertama kali adalah Presiden Joko Widodo dengan vaksin buatan Sinovac.

Ada tiga vaksin yang telah disetujui yakni vaksin CanSino Biologics, vaksin Gamaleya Reseach Institute dari Rusia dan vaksin Sinovac yang sudah disuntik pada Presiden Joko Widodo, namun meskipun sudah dilaksanakan vaksinasi pertama dikalangan pemerintahan, masih harus dilakukan dua kali tahap vaksinasi dengan jarak 14 hari dari vaksinasi tahap pertama, dan kini diperpanjang menjadi 28 hari dengan menimbang keefektifan dari vaksin, adapun perubahan perpanjangan ini sudah tertuang dalam surat edaran Kementerian Kesahatan Nomor HK.02.02/I/653/2021 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19.

Namun meskipun vaksinasi sudah dilakukan dan orang pertama yang di vaksin adalah Presiden Joko Widodo, masih banyak masyarakat yang pro kontra akan vaksinasi ini, stigma-stigma masyarakat diberikan, berbagai respon terjadi tentang vaksinasi ini, ada yang merespon vaksin tidak lolos uji klinis, ada yang meragukan keefektifan dan keampuhan vaksin Covid-19, bahkan beberapa diantaranya menolak divaksin. Menurut Dr. Endang Mariani, M.Psi. Pengamat dan praktisi Psikososial dan Budaya, lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, fenomena ini merupakan suatu hal yang wajar dan berbagai reaksi yang diberikan, mengingat pandemi Covid-19 yang ditimbulkan oleh virus corona SARS-CoV-2 masih termasuk golongan baru, vaksin yang diberikan masih baru dan beberapa vaksin masih dilakukan proses penelitian dan uji coba hingga mendapatkan vaksin yang tepat dalam penanganan pandemi Covid-19 ini.

Media massa mempunyai peran yang paling sentral selain Pemerintah dalam mengedukasi masyarakat tentang vaksinasi dan bahaya Covid-19 ini selama pandemi berlangsung, karena Media massa merupakan suatu pintu dari masuknya berbagai informasi, karena media harus menjadi sumber valid dari segala informasi, terutama tentang informasi yang mengandung berita tentang pandemi Covid-19 dan vaksinasi yang sudah mulai dijalankan, jika informasi yang diberikan tidak jelas dan tidak valid, hal tersebut menjadi salah satu alasan masyarakat menjadi ragu dan tidak percaya jika vaksin dapat mampu menangkal virus dan bahaya Covid-19 ini yang sudah berlangsung selama setahun lebih dan kasus yang semakin hari semakin tinggi.

Dengan berkembangnya teknologi yang begitu pesat dari berbagai bidang dan berbagai lini, tak terkecuali dari media massa diharapkan dapat memberikan informasi yang aktual dan jelas sumber informasinya, tidak memberikan informasi yang tidak penting, dikarenakan masih banyak informasi yang tidak jelas tersebar di media sosial yang dapat memicu masyarakat menelan informasi mentah-mentah, karena peran media dalam mengedukasi masyarakat tentang vaksinasi dan bahaya pandemi covid-19 ini sangat sentral selain dari peran pemerintah itu sendiri, dapat membangun kepercayaan ditengah stigma dan pro kontra mengenai vaksinasi, agar jalannya proses vaksinasi bisa berjalan lancar, dan dapat mengurangi tingkat penularan Covid-19 yang terjadi di Indonesia.

Sudah seharusnya Pemerintah merangkul media dalam upaya membantu sosialisasi vaksin dan bahaya pandemi Covid-19, apalagi diberbagai daerah yang masih minim informasi tentang vaksinasi dan bahaya Covid-19 mereka menganggap vaksin tidak perlu, dan ada sebagian yang menganggap bahwa hidup dan mati sudah diatur oleh tuhan, dengan adanya kerja sama antara pemerintah dan media diharapkan pemberitaan informasi yang jelas dan valid. Berbeda dengan informasi yang sudah beredar seolah-olah memberikan informasi yang menakut-nakuti masyarakat, sehingga masyarakat tidak mendapatkan informasi yang aktual dan jelas, dengan adanya informasi yang tidak benar (Hoaks) masyarakat pastinya merasa ragu dengan sumber informasi mengenai vaksinasi dan tingkat keefektifan dari vaksin itu sendiri, masyarakat perlu mendapatkan edukasi yang lebih jelas terkait vaksin. Karena kebanyakan dari mereka memperoleh berita dari media sosial, dimana berita yang ada di media sosial belum dapat teruji kebenarannya, sudah saatnya saling memberikan informasi yang akurat dan jelas agar masyarakat paham dan mengerti tentang pentingnya vaksinasi, serta dapat memutus rantai penyebaran virus dan mengembalikan kehidupan yang normal seperti biasanya.

Ditulis oleh:

Ahmad Ahsanur Rasyidi (Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun