Mohon tunggu...
Ahmad Aunullah
Ahmad Aunullah Mohon Tunggu... Konsultan - Pelaku Wisata

Pelaku wisata yang tidak suka berada indoor terlalu lama. Berkantor di Lombok, bertempat tinggal kebanyakaan di laut.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kenapa Tidak Banyak Pulau Tampilkan Budaya Lokal?

2 September 2021   08:20 Diperbarui: 2 September 2021   08:24 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Lombok oleh pameranfoto.com

Apakah pertunjukan budaya tidak cocok diadakan di pulau ?

Sebuah bangunan di tepi pantai berlantai dua dengan restoran atau cafe di lantai dasar seta ruangan terbuka di lantai dua yang bisa dijadikan sunset point serta sebagai tempat pertunjukan tari-tarian sebelum atau sesudah sunset bukankah bisa menjadi tempat yang lebih mengasyikan ?

Bagaimana pula bila yang melakukan tari-tarian tersebut adalah anak-anak atau remaja dari pulau tersebut ?, dengan begitu mereka juga bisa mendapatkan nilai ekonomis nya serta belajar untuk mempertahankan budaya mereka sendiri.

Atau adanya pagelaran budaya dan konser musik tradisional saat musim liburan atau musim ramai tiba sebagai pengganti acara-acara yang seremonial yang justru biasa terdengar.

Perbedaan antara lokasi dan asal penduduk lokal disana juga bisa terjadi seperti di Pulau Moyo yang masuk administrasi Sumbawa namun penduduk disana hampir 100% berasal dari Bima dan masih banyak lagi pulau dengan perbedaan ini di Indonesia.

Keadaan ini justru akan lebih memperkaya keunikan pulau tersebut karena dapat menampilkan dua budaya.


Penduduk pulau pun bisa meningkatkan keahlian dan pendapatan mereka dari wisata pulau mereka melalui kegiatan yang justru untuk memperkenalkan kebudayaan mereka, identitas mereka.

Keunikan bisa menimbulkan rasa penasaran dan diikuti oleh pertanyaan dan ketika jawaban dari pertanyaan tersebut menarik perhatian wisatawan, bukan hal yang mustahil timbul keinginan untuk lebih mengetahuinya dan saat hubungan emosional antara destinasi wisata dengan wisatawan mulai tumbuh.

Sanggar-sanggar budaya yang menjadi rumah bagi penduduk lokal terutama generasi penerus untuk belajar dan mempertahankan budaya mereka justru sedikit keberadaannya di daerah-daerah serta tidak sebanyak toko, restoran dan hotel.

Sanggar-sanggar budaya ini bisa mengajarkan tari-tarian kepada anak-anak dan remaja di pulau, sebuah prosesi pernikahan adat setempat bisa menjadi hal yang sangat menarik.

Pulau utama atau main island yang umumnya merupakan bagian utama atau pintu gerbang derahnya, justru kurang memperkenalkan budaya kepada wisatawan yang berlibur di pulau-pulau di daerah administrasi mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun