Mohon tunggu...
Ahmad IndriAstanto
Ahmad IndriAstanto Mohon Tunggu... Guru - Hidup itu adalah perjuangan, maka perjuangkanlah

Sedang kuliah di SKSG UI Berusaha aktif menulis untuk dunia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cara Berpakaian dan Kuliner Umat Muslim di Asia Tenggara

23 April 2021   23:36 Diperbarui: 24 April 2021   00:26 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Asia Tenggara yang saat ini terdiri dari sebelas Negara mempunyai penduduk islam yang sangat besar dan merata di setiap Negara baik sebagai minoritas maupun mayoritas. 

Asia Tenggara mencakup wilayah yang luas dengan budaya dan sikap sosialnya yang beraneka ragam. Jika ditinjau dari sejarahnya, Islam telah berkembang cukup pesat sejak abad ke11 M dan telah memberikan sentuhan pada budaya-budaya lokal. Berbeda dengan islam yang berkembang di wilayah lain seperti di Timur Tengah, Islam di Asia Tenggara tampak lebih humanis, damai dan akomodatif terhadap budaya lokal. 

Budaya-Budaya Islam menyatu dengan budaya lokal dan memperkaya budaya-budaya tersebut.
Menurut beberapa teori, berkembangnya Islam di Asia Tenggara dibawa oleh pedagang dan pengembara Islam dari Persia, India dan Jazirah Arab. 

Para penduduk lokal menyerap kebudayaan dan adat istiadat mereka  saat para pengembara dan pedagang ini menyebarkan agama islam. Kebudayaan yang terserap itu meliputi banyak aspek seperti kesenian, adat-istiadat, cara berpakaian dan kuliner.  

Asia Tenggara secara geografis sangat mendukung untuk kegiatan maritim dan agraris sehingga banyak dari masyarakat Asia Tenggara bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Hal ini berdampak pada kuliner-kuliner mereka yang banyak menggunakan bahan utama beras dan ikan. 

Setelah kedatangan Islam dan banyak masyarkat Asia Tenggara yang memeluk Islam, maka kebudayaan baru yang dibawa oleh Islam secara akomodatif menyerap budaya-budaya setempat termasuk kuliner mereka dan memberikan warna baru yang islami kepada budaya tersebut. Islam sendiri hampir menerima semua budaya lokal yang tidak bertentangan dengan ajaran-ajaranya. 

Hal ini menjadikan seluruh Negara di Asia Tenggara mempunyai corak Islam dalam budayanya yang beraneka ragam meskipun sebagai minoritas. Menurut Seyyed Hosein Nasr, terdapat 4 faktor pembentukan keberaragaman budaya muslim yaitu;

1. Faham keagamaan
Faham-Faham islam seperti Syafi'iyah, Qodiriyah Tijaniyah banyak berperan terhadap pembentukan kebudayaan muslim di asia tenggara.
2. Karakteristik etnis dan rasial pemeluk islam
Karakteristik muslim asia tenggara yang bisa dikatakan lebih lunak dan akomodatif ini telah mempengaruhi perkembangan bahasa, kesusastraan dan berbagai karya seni  meliputi musik, variasi kaligrafi, arsitektur pakaian dan perhiasan.  
3. Pengalaman sejarah
Bangsa-Bangsa di asia tenggara terutama umat islam mempunyai banyak kesamaan dalam pengalaman sejarah mereka.  Berbagai bukti arkeologis menyatakan bahwa bangsa Asia Tenggara berasal dari china yang mulai berpindah dari abad ke30 SM hingga abad ke10 M. Sebelum islam masuk ke asia tenggara, budaya mereka banyak dipengaruhi oleh budaya india yang terbawa oleh agama hindu dan budha. Pada saat agama islam mulai berkembang, agama islam dan budaya timur tengah mulai masuk ke asia tenggara yang dibawa oleh umat muslim India, Persia dan muslim Arab. Mereka datang ke asia tenggara baik dalam rangka berdagang atau menyebarkan agama islam.    
4. Karakteristik geografis dan demografis
Keadaan wilayah geografis Asia Tenggara yang sebagian besar merupakan kepulauan menyebabkan sebagian besar mata pencaharian masyarakat di sana bertani dan mencari ikan.
Kamboja

Saat ini diperkirakan umat muslim di Kamboja mencapai 500.000 jiwa. Umat muslim disana dikenal sebagai Khmer Islam yang berasal dari kerajaan Campa di Vietnam. Umumnya warga Kamboja laki-laki seperti warga kamboja lainnya mengenakan pakaian dengan syal kotak-kotak yang disebut karma. Sedangkan wanitanya menambahkan kerudung untuk menutup kepalanya. Kuliner muslim kamboja kebanyakan berbahan dasar beras, daging sapi, sayuran dan ikan. Makanan yang cukup terkenal dan digemari adalah chha atau tumisan.

Myanmar
Umat muslim di Myanmar membuat berbagai upacara keagamaan yang meskipun sudah tercampur budaya lokal tetapi banyak menampakkan budaya islam Persia, seperti membuat gunungan makanan dan mengaraknya pada 10 muharam. Umat muslim Myanmar sebagaimana masyarakat Myanmar lainnya juga mengenakan longyi (sejenis sarung) yang dililitkan hingga ke perut dan baju tradisional tanpa kerah. Adapun wanita menggunakan longyi yang dipadukan dengan baju dan kerudung. Mereka juga biasa menggunakan thanaka (sejenis bedak) untuk memoles wajah mereka. Kuliner di Myanmar kebanyakan berbahan dasar beras yang kadang diolah menjadi mie, aneka sayuran dan ikan.  

Laos
Umat muslim di laos adalah minoritas yang mencakup 0,01% dari populasi. Sebagian besar mereka bekerja di bidang perdagangan dan banyak juga yang mengelola toko daging. Olahraga tradisional yang masih bertahan hingga saat ini adalah kataw atau permainan bola voli tetapi menggunakan kaki. Pakaian umat muslim laki-laki di Laos adalah salong yang berbentuk celana besar dan longgar di bagian tengah dan mengerucut kemata kaki, sedangkan wanitanya mengenakan sinh yang berbentuk seperti rok. Makanan pokok adalah mereka nasi beras ketan yang dimakan langsung. Mereka menamakan sdiri mereka sebagai luk khao naw atau 'anak beras ketan'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun