Mohon tunggu...
AHMAD FIQRIPRATAMA
AHMAD FIQRIPRATAMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bengkulu

Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan, FEB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Perilaku Cashlees di Era Digital. Apakah Berpengaruh terhadap Kestabilan Ekonomi?

11 Desember 2023   11:56 Diperbarui: 11 Desember 2023   12:36 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembayaran tanpa uang tunai telah menjadi tren dominan di era digital saat ini. Namun, sejauh mana peralihan ini dapat mempengaruhi Kestabilan Ekonomi masih menjadi pertanyaan yang menarik. Meskipun beberapa berpendapat bahwa pembayaran cashless dapat memperanggu stabilitas ekonomi, sejumlah faktor perlu dipertimbangkan sebelum menyimpulkan dampaknya terhadap kekestabilan ekonomi .

Nyatanya Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2023 tetap tumbuh kuat sebesar 4,94% (yoy), meskipun sedikit melambat dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 5,17% (yoy). Ke depan pertumbuhan ekonomi akan didukung oleh permintaan domestik, baik konsumsi swasta dan Pemerintah, maupun investasi. Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2023 tetap pada kisaran 4,5-5,3%. (BI 2023)

Pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat didukung oleh permintaan domestik yang solid. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,06% (yoy), seiring dengan kenaikan mobilitas yang terus berlanjut, daya beli masyarakat yang stabil, serta keyakinan konsumen yang masih tinggi. Sementara itu, konsumsi Pemerintah tumbuh negatif 3,76% (yoy) disebabkan terutama oleh belanja pegawai yang mengalami pergeseran sehubungan penyaluran gaji ke-13 ke triwulan II. Pertumbuhan investasi secara keseluruhan meningkat menjadi 5,77% (yoy) Sementara itu, meski ekspor secara keseluruhan terkontraksi sebesar 4,26% (yoy) akibat turunnya ekspor barang sejalan dengan perlambatan ekonomi global, ekspor jasa tetap tumbuh kuat didukung kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara. (BI 2023)

Setelah melihat data yang telah tervalidasi dengan tumbuh kuatnya perkembangan perekonomian indonesia dari Triwulan II ke Triwulan III yang naik sebesar 4,94 % (yoy). saya dapat menyimpan bahwa Maraknya Pembayaran Non Tunai (Cashless) bisa mempengaruhi kestabilam ekonomi ke arah yang positif, karena awal mulanya kebiasaan Cashless ini pada Tahun 2019 dengan di terbitkany sistem pembayaran QRIS oleh Bank Indonesia, dengan sistem QR Code membuatnya transaksi jauh lebih mudah dan menumbuhkan kebiasaan pembayaran non tunai di Indonesia semakin marak yang menyebabkan kestabilan ekonomi menjadi lebih positif.

Hal ini di dukung oleh pernyataan kepala BKF (Badan Kebijak Fiskal) Suahasil Nazara yang menyampaikan bahwa cashless society yang berkembang saat ini dapat memberikan dampak positif. “Bagi masyarakat dan Perekonomian, cashless society dapat meningkatkan kepraktisan, efisiensi, dan kenyamanan transaksi keuangan,” serta “Cashless Society dapat berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” Ujar Suahasil. Berdasarkan data dari International Monetary Fund (IMF), dalam periode lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia menempati urutan ke-3 di dunia setelah India dan China. kata Suahasil dalam acara International Conference of Humanities and Applied Science (ICHAS) di auditorium Universitas Mercubuana, Jakarta

Dan dapat saya sampaikan prilaku atau kebiasaan Pembayaran secara Cashless ini juga memiliki banyak manfaat untuk kestabilan ekonomi contohnya,

1.Peningkatan keuangan yang memungkinkan pembeli berlaku dengan lebih rapih dan efisien, sehingga dapat mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan pendapatan penjual.

2.Meningkatkan penggunaan teknologi dengan cara mempromosikan penggunaan teknologi finansial, seperti sistem pembayaran digital (QRIS), e-commerce, dan e-money yang dapat menciptakan lebih banyak peluang pekerjaan dan pendapatan.

3.Meningkatkan daya saing, Negara yang berhasil dalam mengembangkan perilaku cashless dapat mendapatkan daya saing yang lebih kuat dalam dunia global

4.Sistem pembayaran yang transparan yang memungkinkan pemerintah dan pihak terkait untuk lebih transparan dalam pengelolaan penggunaan uang dan penyaluran pendapatan

Dan adapun tantangan yang harus di perhatikan dengan kebiasaan Cashless ini antar lain,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun