Mohon tunggu...
Ahmad Vidura
Ahmad Vidura Mohon Tunggu... Lainnya - Ocean Energy Enthusiast

Marine Data Scientist : Process and visualize ocean data in several forms such as maps or charts using pyFerret, ODV, surfer, and ArcGIS. Marine Engineer : Make some marine instrumentation such as underwater robots, simple marine parameters measuring devices, and marine telemetry with the team.

Selanjutnya

Tutup

Money

Performa PLN Beradaptasi dengan Pandemi: Pendapatan Turun, Laba Naik

9 Juni 2021   23:13 Diperbarui: 9 Juni 2021   23:13 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 memaksa manusia untuk membatasi pergerakannya yang kemudian berdampak besar pada perekonomian. Hal ini berlaku baik untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta. Kementerian BUMN melalui Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo pada pertengahan Oktober 2020 menyatakan bahwa salah satu BUMN yang paling terdampak Covid-19 adalah sektor energi. Hingga semester I-2020, pendapatan badan usaha milik negara yang bergerak di bidang energi turun menjadi Rp 63,88 miliar atau setara dengan 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) dan PT Pertamina (Persero) menjadi penyebab utama penurunan pendapatan di sektor ini.

Meski demikian, seperti dilansir Katadata, PLN berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 5,95 triliun sepanjang tahun 2020. Dibandingkan dengan Rp 4,27 triliun pada tahun 2019, laba ini meningkat sebesar Rp 1,68 triliun atau 39%. Kenaikan laba bersih yang tajam ini terjadi pada saat adanya penurunan pendapatan. Menurut laporan keuangan perseroan yang dirilis melalui keterbukaan informasi, pendapatan operasional tahunan perusahaan listrik milik negara ini turun dari Rp 359,6 triliun pada 2019 menjadi Rp 345,41 triliun atau turun Rp 14,19 triliun (3,95%). Direktur PLN Zulkifli Zaini menyatakan kenaikan laba tersebut karena efisiensi di masa pandemi Covid-19. Terutama dari sisi teknologi dan operasional, serta inovasi melalui rencana transformasi PLN yang sudah beroperasi sejak April 2020.

Jika beberapa kriteria seperti : tidak mempertimbangkan pencatatan unrealized loss selisih kurs sebesar Rp 7,7 triliun, tambahan pengakuan pendapatan dari penyambungan pelanggan sebesar Rp 5,9 triliun, dan pencatatannya belum menerapkan PSAK 72, maka laba bersih PLN pada tahun 2020 dapat meningkat sebesar 13,6 triliun rupiah. Rencana transformasi sejak tahun lalu telah memperkuat ketahanan PLN dalam situasi pandemi dan bahkan mampu mencatat pertumbuhan laba bersih. Meski sebagian besar perusahaan menghadapi pandemi Covid-19 yang berdampak pada penurunan perekonomian nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun