Dikisahkan ada jawara yang sangat kejam, merampok, memperkosa dan membunuh. Bahkan menurut pengakuannya, jawara ini telah membunuh 99 orang dengan kejam, namun pada usia senja jawara ini merasakan kehampaan dan kegalauan hati serta menyesali perbuatannya dengan terus dihantui rasa bersalah.
Kemudian ditengah penyesalannya jawara ini terus berfikir untuk bertaubat dan inshaf serta ingin kembali ke jalan yang benar, namun tidak tau harus kemana mencari guru untuk membimbingnya dalam pertaubatan  dan menuntunnya untuk menjalankan perintah agama.
Pada suatu saat, ada yang memberikan informasi kepada sang jawara, bahwa kalau mau bertaubat dan inshaf serta dapat bimbingan agama, maka harus datang ke ustad atau kiyai. Kemudian jawara ini langsung berjalan menuju tempat yang jauh untuk mencari ustad agar dapat bimbingan agama, dan ketemulah ustad yang ia cari.Â
Pada saat ketemu dengan sang ustad, jawara ini langsung mengungkapkan maksudnya untuk bertaubat dan mendapatkan bimbingan agama dengan percakapan sebagai berikut:
Jawara : Pa Ustad saya jawara yang kejam, saya merampok, membunuh dan memperkosa, bahkan saya sudah membunuh orang sebanyak 99 Â orang dan sekarang saya mau bertaubat
Pa Ustad : Oooh...., jadi kamu sudah banyak melakukan dosa besar?
Jawara : Iya Pak Ustad
Pa Ustad : Karena kamu sudah terlalu banyak melakukan dosa besar, tobat kamu tidak diterima
Jawara : Apa? tobat saya tidak diterima?
Pa Ustad: Iya, karena kamu terlampau banyak melakukan dosa
Jawara : Jadi ternyata saya datang jauh- jauh kesini taubat saya tidak diterima
Kemudian jawara marah dan mengelurkan golok dari sarungnya, dengan cepat kemudian jawara membunuh sang ustad, dan jadilah genap sudah orang yang di bunuh oleh jawara menjadi 100 orang.
Dalam perjalanan pulang dari rumah ustad, Jawara merasakan penyesalan yang mendalam, Karena keinginan yang tinggi untuk bertaubat , kemudian jawara mencari ustad yang lain untuk bertaubat dan minta bimbingan agama. Kemudian ketemulah dengan kiyai yang dicari, seperti halnya kepada ustad sebelumnya jawara mengutarakan maksudnya untuk bertaubat dan minta bimbingan dengan percakapan sebagai berikut:
Jawara : Pa Kiyai, Saya jawara yang kejam, saya merampok, membunuh dan memperkosa, bahkan saya sudah membunuh orang sebanyak 100Â
 orang dan sekarang saya mau bertaubat
Kiyai : Oooh iya, kalau kamu mau taubat baguslah, semoga Allah SWT mengampuni segala dosa- dosa kamu
Jawara: Pak kiyai, jadi taubat saya diterima?
Kiyai : Â Iya, semoga Allah SWT menerimanya
Jawara : Terus apa yang harus saya lakukan pa kiyai ?
Kiyai : Kamu sekarang mandi membersihkan diri, tinggalkan seluruh azimat, golok dan senjata- senjata kamu punya, kemudian sholat
Jawara : Iya Pa kiyai
Kemudian jawara bertanya lagi kepada pa kiyai, dengan percakapan berikutnya
Jawara : Bagaimana cara sholatnya pa kiyai? saya tidak bisa sholat pa kiyai
Kiyai: Kamu pergi ke mesjid ikut sholat di masjid, ikuti saja orang --orang di masjid
Kemudian jawara pergi ke masjid  dan ikut sholat, Kebetulan rumah kiyai dekat masjid, jawara langsung pergi ke masjid dan di masjid sudah ikomah untuk sholat magrib berjama'ah, Jawara masuk barisan sholat di shaf kedua di belakang kedua dari imam dan di belakangnya masih ada satu shaf jama'ah yang lain.
Jawara mengikuti seluruh gerakan sholat orang- orang di masjid sambil celangak- celinguk melihat gerakan sholat dari takbiratulm ihram sampai ruku', Kemudian sujud.
Nah....... pada saat sujud ini jama'ah yang persis di depan jawara karena gede tinggi orangnya kakinya agak kebelakang dan mengenai kepala jawara, kemudian jawara sambil sujud menendangkan kakinya kebelakang dan mengenai kepala jam'ah yang di belakangnya, ia mengira menendang kebelakang adalah gerakan sholat yang harus diikuti, kemudian karena orang yang di belakangnya merasa kesakitan dan marah, kemudian menarik kaki jawara, dan jawara menarik juga kaki orang di depannya sampai terjatuh, dan karena marah orang di depannya kemudian berdiri dan mencekik leher jawara dan terus mendorong jawara sampai ke pintu keluar masjid, karena jawaranya badan kurang tinggi, ia tidak bisa melawan dan merasakan sakit yang teramat sangat. dan setelah jawara tidak melakukan perlawanan lagi, baru kemudian cekikannya di lepaskan oleh orang yang di depannya tadi. dan pulanglah jawara dari masjid langsung ke rumah pak kiyai mengadukan prihal sholat nya. Dengan percakapan sebagai berikut:
Jawara: Pa Kiyai ampuuun, ammmpun, ampuuun
Kiyai : Kenapa kamu ampun, ampun? Katanya jawara?
Jawara : Aampun pa Kiyai, saya jawara tapi saya tidak mau sholat lagi, saya kapok sholat
Kiyai : Kenapa?
Jawara: Ampun kiyai saya tidak kuat sama cekikannya, kalau sholat terus saya bisa mati pa kiyai
Kiyai : Emang kamu sholatnya bagaimana?
Jawara : Pokoknya saya kapok sholat pa kiyai saya tidak mau sholat lagi, Â saya mau pulang saja pak kiyai
Demikian, Semoga semua menjadi terhibur.