Mohon tunggu...
Ahmad Sidiq
Ahmad Sidiq Mohon Tunggu... Guru - Guru TK dan Content Creator

Guru TK yang tertarik pada dunia anak dan hobi membuat konten video, vlog dan film.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendekatan Project Based Learning (PjBL) pada Pembelajaran PAUD

1 Februari 2024   12:29 Diperbarui: 1 Februari 2024   12:45 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggunaan Metode Eksperimen dan Pendekatan Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Sains Anak dalam Memahami Konsep Pencampuran Warna Dasar.

Secara umum, kondisi yang menjadi latar belakang masalah dalam pembelajaran salah satunya adalah cara penyampaian guru yang kurang optimal serta penggunaan  media yang digunakan kurang menarik bagi anak. Hal ini menyebabkan :

  • Anak kurang termotivasi dalam belajar,
  • Anak belum memahami penjelasan materi yang disampaikan guru, dan
  • Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang kurang bervariasi.

Penyebab lain yang juga melatar belakangi masalah ini adalah kurangnya pemanfaatan media ajar dan model pembelajaran inovatif yang diimplementasikan guru saat dikelas. Sebagai seorang guru saya merasa hal ini menjadi sebuah masalah khususnya terkait dengan pengembangan kemampuan kognitif (sains) anak dalam memahami konsep pencampuran warna dasar. Saya merasa praktik baik ini perlu dilakukan karena hal ini menjadi tanggung jawab saya sebagai seorang guru Taman kanak -- kanak. Agar tercapai tujuan tersebut tentunya saya berusaha untuk mencari solusi yang relevan dengan alternatif solusi yaitu meningkatkan kemampuan kognitif (sains) anak dalam memahami konsep pencampuran warna melalui metode eksperimen. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran Project based Learning (PjBL).

Dari latar belakang tersebut mendorong saya untuk bisa membuat sebuah variasi dan inovasi kegiatan main yang menarik dalam perencanaan pembelajaran agar membuat suasana kelas dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi anak serta memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi anak.

Setelah melakukan identifikasi masalah, saya melakukan eksplorasi penyebab masalah dengan cara mencari kajian literatur, dan melakukan wawancara dengan kepala sekolah sejawat, guru atau teman sejawat, pengawas/penilik PAUD dan pakar dari akademisi dan ketua organisasi profesi seperti IGTKI dan Himpaudi. Dari kajian tersebut disimpulkanlah beberapa tantangan diantaranya :

  • Kurangnya minat dan motivasi belajar anak dalam mengenal konsep pencampuran warna dasar karena penggunaan media yang kurang menarik,
  • Intensitas dan aktivitas bimingan kegiatan mencampur warna dasar yang diberikan kepada anak rendah,
  • Metode pembelajaran yang dipilih guru kurang memberikan pengalaman belajar yang maksimal bagi anak,
  • Suasana pembelajaran dikelas yang terkesan membosankan karena pemanfaatan media, model dan metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran kurang tepat.

Sebagai seorang guru profesional, hal-hal yang akan dilakukan dalam menghadapi tantangan tersebut adalah sebagai berikut :

  • Menyusun RPPH inovatif  berbasis projek atau project based learning (PjBL)  yang mampu memfasilitasi anak untuk melakukan eksperimen.
  • Memperhatikan komponen RPPH yang terdiri dari : identitas, kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, penguatan pendidikan karakter, materi pembelajaran, media, bahan dan sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD) dan instrumen penilaian.
  • Berkaitan dengan media ajar saya menggunakan media yang mampu menarik perhatian dan motivasi belajar anak yaitu air 3 warna dasar dan mika plastik 3 warna dasar (merah, kuning dan biru). Untuk mempermudah anak memahami tema pembelajaran sekaligus menerepkan pembelajaran berbasis TPACK  (technological, pedagogical dan content kwowledge) anak diajak untuk melihat tayangan video dengan bantuan media laptop dan monitor TV sehingga siswa lebih semangat, antusias dan mudah dalam memahami materi yang disampaikan secara lebih konkret.
  • Menciptakan ruang kelas yang aman, nyaman, rapi dan indah dengan metode belajar yang menyenangkan (eksperimen, bercakap-cakap, unjuk kerja dan pemberian tugas).
  • Penggunaan pendekatan pembelajaran model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).

dokpri
dokpri

Sementara, kegiatan main yang dirancang dalam kegiatan pembelajaran meliputi 3 kegiatan main dengan model area yang masing-masing kegiatannya berbeda-beda antara area yang satu dengan area lainnya. Ketiga kegiatan di area main tersebut adalah :

  • Menyimpulkan hasil percobaan mencampur warna dasar dengan media air warna dan mika warna. Pada kegiatan ini sebelumnya anak telah melakukan eksperimen percobaan sains mencampur warna dasar. Anak akan melakukan dan mengamati secra langsung proses perubahan warna dari hasil campueran 2 warna dasar. Kemudian anak menuangkan hasil pengamatannya pada LKPD hasil pengamatan dengan memanfaatkan kertas origamai sebagai lembar kerja hasil pengamatan anak.
  • Membuat gambar pelangi dengan menggunakan media pasta warna dasar dan cotton bud untuk melukis gambar pelangi.
  • Menyusun kembali huruf-huruf lepas menjadi kata "pelangi", dengan menggunakan stiker huruf.

Sebelum anak-anak memulai untuk memilih kegiatan mainnya, terlebih dulu guru membuat kesepakatan bersama anak terkait aturan main yang harus disepakati dan ditaati bersama saat bermain. Setiap anak yang akan bermain di salah satu area anak harus memakai kalung area terlebih dahulu, jika tidak kebagain kalung disalah satu area main maka anak disilakan untuk bermain ditempat lain yang masi  kosong. Anak yang sudah selesai main akan mempresentasikan hasil kegiatan mainnya dan bagi yang sudah menyelesaikan dengan baik akan mendapatkan stiker bintang sebagai bentuk apresiasi kepada anak. 

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun