Mohon tunggu...
Ahmad Said Widodo
Ahmad Said Widodo Mohon Tunggu... Peneliti dan Penulis Humaniora (Sejarah dan Budaya)

Peneliti dan Penulis Humaniora (Sejarah dan Budaya)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Batu Nisan Makam Elizabeth Frederika Westenenk (Betsy) Isteri Jan Christiaan Bedding di Purwakarta

27 September 2025   09:00 Diperbarui: 28 September 2025   19:21 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdapat catatan genealogis yang menyebut Elizabeth Frederika Westenenk (istri pertama Jan Christiaan Bedding) meninggal 31 Desember 1903 di Purwakarta.

Dari penelusuran arsip digital, aku belum menemukan dokumen daring yang menyebut penyebab kematian secara eksplisit (tidak ada noda yang jelas seperti “overleed aan …” yang muncul di hasil pencarian terbuka). Katalog-katalog dan koleksi koran digital yang relevan ada dan perlu ditelusuri lebih mendalam.

Singkatnya: tanggal dan tempat kematian terkonfirmasi di sumber genealogis, tetapi penyebab kematian tidak tercantum di sumber-sumber daring yang aku temukan.

Kenapa penyebab kematian sering tidak tercantum (penjelasan singkat)

Catatan sipil Hindia Belanda kadang menyebut hanya tanggal/tempat — penyebab dicatat hanya di catatan rumah sakit atau akta kematian tertentu.

Banyak obituari di koran hanya memuat pengumuman duka tanpa rincian medis.

Jika kematian berkaitan dengan komplikasi persalinan, tuberkulosis, demam tropis, malaria atau kolera, kadang hanya dicatat sebagai “overlijden” tanpa detail kecuali jika terjadi wabah atau penyebab hukum.                                                                                                          

Wafatnya Elizabeth Frederika Westenenk pada usia yang relatif muda (29 tahun, 31 Desember 1903 di Purwakarta) memang bertepatan dengan usia perkawinannya yang baru 4 tahun dengan Jan Christiaan Bedding. Dari catatan yang tersedia:

Anak pertama yang jelas tercatat hanyalah Willem Christiaan Bedding (lahir 20 Maret 1900 di Bandung).

Tidak ada data publik/genealogis yang menyebut anak kedua lahir hidup.

Pada masa itu (Hindia Belanda awal 1900-an), kematian ibu muda saat melahirkan sangat umum, baik karena komplikasi persalinan (perdarahan, eklampsia) maupun infeksi nifas.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun