Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ngabuburit: Menjelang Buka Puasa dengan Tradisi Indonesia yang Beragam dan Berwarna

23 Maret 2024   12:56 Diperbarui: 23 Maret 2024   12:59 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest.com/agussolihin1928 
Pinterest.com/agussolihin1928 

1. Berburu takjil merupakan kegiatan lazim yang sering dilakukan ketika menjalani ngabuburit. Masyarakat dari berbagai wilayah biasanya menjelajahi kota atau lingkungan mereka untuk mencari takjil, yakni hidangan yang disantap saat berbuka puasa. Kadang-kadang, mereka juga berupaya menemukan takjil secara cuma-cuma yang kerap dibagikan di berbagai lokasi. Aktivitas berburu takjil ini telah menjadi tradisi yang terakar dalam budaya masyarakat Indonesia, terutama selama bulan Ramadan. Saat menjelang berbuka puasa, pasar-pasar ramai dengan penjual takjil yang menawarkan berbagai jenis hidangan, mulai dari kolak, kurma, es buah, hingga gorengan dan makanan ringan lainnya. Masyarakat dengan antusiasme menjelajahi pasar-pasar tersebut, mencari takjil favorit mereka atau mencoba hidangan-hidangan baru yang tersedia.

Selain berbelanja di pasar, ada juga yang lebih suka untuk menjelajahi kota atau lingkungan tempat tinggal mereka untuk menemukan takjil yang unik atau spesial. Hal ini menciptakan suasana yang meriah dan ramai di sepanjang jalan, di mana masyarakat berinteraksi satu sama lain sambil mencicipi berbagai macam takjil yang ditawarkan oleh pedagang kaki lima atau warung-warung kecil. Tak hanya menjadi sebuah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan fisik, berburu takjil juga memiliki makna sosial yang dalam. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk bersosialisasi, berinteraksi, dan saling berbagi dengan sesama, memperkuat ikatan komunitas dan solidaritas sosial di antara mereka. Dengan demikian, berburu takjil saat ngabuburit bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan juga sebuah tradisi yang membawa makna mendalam dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya selama bulan Ramadan.

(Eko Sudjarwo/detikcom)/news.detik.com
(Eko Sudjarwo/detikcom)/news.detik.com

2. Tradisi Kumbohan adalah kegiatan khas dalam ngabuburit di mana masyarakat terlibat dalam proses berburu ikan mabuk atau ikan mangut. Tradisi ini umumnya dilakukan oleh penduduk yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo yang melewati Karanggeneng, Lamongan, Jawa Timur. Kegiatan ini memperlihatkan sifat unik dan kearifan lokal masyarakat Jawa Timur dalam memanfaatkan sumber daya alam secara tradisional. Ikan mabuk atau ikan mangut adalah jenis ikan yang berada di sungai tersebut dan menjadi sumber makanan yang penting bagi masyarakat setempat. Dalam proses Kumbohan, masyarakat biasanya berkumpul di sekitar sungai dengan alat-alat tradisional seperti jala atau peralatan sederhana lainnya untuk menangkap ikan. Setelah berhasil menangkap ikan, mereka kemudian mempersiapkannya untuk diolah menjadi hidangan yang lezat, seperti mangut atau hidangan lainnya yang khas dari daerah tersebut. 

Tradisi Kumbohan bukan hanya sekadar kegiatan berburu ikan, tetapi juga merupakan momen untuk memperkokoh hubungan sosial antaranggota masyarakat. Mereka saling bekerja sama dan berbagi hasil tangkapan, menciptakan ikatan kebersamaan yang erat di antara mereka. Dengan demikian, Kumbohan merupakan salah satu bentuk kearifan lokal dan tradisi yang penting dalam budaya ngabuburit di Jawa Timur. Hal ini tidak hanya mencerminkan keunikan budaya daerah tersebut, tetapi juga menggambarkan pentingnya hubungan manusia dengan alam dan kegiatan bersama dalam menjaga keberlangsungan tradisi ini.


travel.detik.com
travel.detik.com

3. Sebagai bagian dari kegiatan ngabuburit, terdapat tradisi balap perahu layar mini. Kegiatan ini biasanya diadakan oleh masyarakat di Pantai Kenjeran, Bulak Cumpat, Surabaya, Jawa Timur, sebagai hiburan. Balap perahu layar mini merupakan salah satu bentuk kegiatan rekreasi yang dilakukan di perairan pantai. Peserta balap menggunakan perahu layar mini yang biasanya dibuat secara sederhana dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan seperti bambu dan kain. Perahu-perahu tersebut dilengkapi dengan layar yang ditiup oleh angin, menghasilkan gerakan yang mengasyikkan. Lomba balap perahu layar mini sering kali menarik partisipasi masyarakat lokal, terutama anak-anak dan remaja, yang berlomba-lomba menampilkan keterampilan mereka dalam mengendalikan perahu. Acara ini juga menjadi ajang untuk memperkuat ikatan sosial antaranggota masyarakat, serta memupuk semangat persaingan yang sehat dan sportivitas di antara peserta. 

Selain sebagai hiburan, tradisi balap perahu layar mini juga memiliki nilai budaya dan kearifan lokal yang penting. Kegiatan ini memperlihatkan hubungan yang erat antara masyarakat dengan lingkungan pantai, serta keahlian dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk kegiatan rekreasi dan olahraga. Dengan demikian, tradisi balap perahu layar mini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya ngabuburit di Pantai Kenjeran, Bulak Cumpat, Surabaya, Jawa Timur. Hal ini tidak hanya menyediakan hiburan bagi masyarakat setempat, tetapi juga memperkaya kehidupan sosial dan budaya di daerah tersebut.

Pinterest.com/komikline 
Pinterest.com/komikline 

4. Tradisi Bleguran adalah sebuah kebiasaan khas yang berasal dari masyarakat Betawi, Jakarta, yang sering dilakukan pada saat ngabuburit. Permainan bleguran ini dibuat meniru model meriam kompeni, dengan menggunakan bahan dari bambu petung yang tua dan besar. Dalam permainan ini, bambu petung yang telah dimodifikasi akan diisi dengan bahan peledak ringan seperti campuran serbuk busa dan kertas. Kemudian, bambu tersebut akan dinyalakan di bagian ujungnya, sehingga akan menghasilkan suara ledakan atau dentuman yang khas ketika ditembakkan ke udara. Permainan bleguran tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga memiliki nilai-nilai budaya dan tradisi yang dalam bagi masyarakat Betawi. Aktivitas ini sering dianggap sebagai bentuk ekspresi identitas budaya lokal, serta menjadi sarana untuk mempererat ikatan sosial antaranggota masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun