Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menyambut Ramadhan 2024 di Usia Senja: Menjaga Kesehatan dan Keberkahan

11 Maret 2024   14:29 Diperbarui: 11 Maret 2024   14:34 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Minumlah obat saat sahur dan berbuka puasa. Memilih waktu minum obat pada saat sahur dan berbuka puasa dapat memastikan bahwa obat tercukupi dalam tubuh dan memberikan efek yang diinginkan. Selain itu, minum obat saat sahur juga dapat membantu menjaga kadar obat dalam tubuh selama periode berpuasa sehingga efektivitas pengobatan tetap terjaga. Minum obat pada saat sahur memberikan kesempatan bagi tubuh untuk menyerap obat dengan baik karena dikonsumsi bersamaan dengan makanan. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko efek samping atau masalah pencernaan yang mungkin terjadi jika obat dikonsumsi dengan perut kosong. Selain itu, minum obat saat sahur juga memastikan bahwa kadar obat dalam tubuh tetap stabil sepanjang hari, karena obat telah diserap sebelum memulai ibadah puasa.

Sementara itu, minum obat pada saat berbuka puasa memberikan kesempatan untuk memulihkan kadar obat dalam tubuh setelah berpuasa seharian. Konsumsi makanan dan minuman saat berbuka puasa membantu tubuh untuk menyerap obat dengan lebih baik, sehingga obat dapat memberikan efek yang diinginkan secara optimal. Hal ini juga membantu menjaga keseimbangan obat dalam tubuh, sehingga efektivitas pengobatan dapat dipertahankan dengan baik. Dengan demikian, minum obat pada saat sahur dan berbuka puasa merupakan strategi yang bijaksana untuk memastikan bahwa pengobatan tetap efektif selama bulan puasa Ramadan. Namun, penting untuk tetap berkonsultasi dengan dokter atau apoteker untuk mendapatkan saran yang tepat mengenai waktu minum obat yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan individu.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, diharapkan lansia dapat menjaga kesehatan mereka dengan baik selama berpuasa, sambil tetap memperhatikan pengobatan yang diperlukan untuk kondisi kesehatan mereka.

Menjaga pola makan 

hellosehat.com
hellosehat.com

Untuk menjaga pola makan selama bulan puasa Ramadan, berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:


1. Untuk menjaga pola makan selama sahur dan berbuka puasa selama bulan Ramadan, penting untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Pastikan untuk memasukkan makanan dari semua kelompok makanan yang penting, seperti karbohidrat kompleks (contohnya nasi, roti gandum), protein (contohnya daging, ikan, kacang-kacangan), lemak sehat (contohnya minyak zaitun, alpukat), serta buah-buahan dan sayuran. Karbohidrat kompleks merupakan sumber energi utama yang dibutuhkan oleh tubuh selama berpuasa. Mereka memberikan energi yang stabil dan tahan lama, membantu menjaga kadar glukosa darah tetap stabil selama periode puasa. Protein penting untuk memperbaiki dan membangun jaringan tubuh, termasuk otot, dan juga membantu memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Lemak sehat, seperti yang ditemukan dalam minyak zaitun dan alpukat, memberikan asam lemak omega-3 dan omega-6 yang penting untuk kesehatan jantung dan otak.

Selain itu, konsumsi buah-buahan dan sayuran penting untuk memastikan asupan serat, vitamin, dan mineral yang cukup selama bulan puasa. Serat membantu menjaga pencernaan yang sehat dan mencegah sembelit, sementara vitamin dan mineral penting untuk menjaga fungsi tubuh yang optimal. Dengan mengonsumsi makanan dari berbagai kelompok makanan yang bergizi dan seimbang, Anda dapat menjaga asupan nutrisi yang cukup dan memberikan energi yang cukup untuk menjalankan aktivitas sehari-hari serta ibadah puasa dengan baik. Selain itu, pastikan untuk memperhatikan porsi makanan dan menjaga pola makan yang teratur dan terkendali untuk menjaga kesehatan Anda selama bulan Ramadan.

2. Meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi serat adalah langkah yang penting untuk mencegah sembelit selama menjalankan ibadah puasa. Makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan, memiliki peran penting dalam mempercepat proses pencernaan dan meningkatkan gerakan usus. Serat merupakan bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, namun memiliki peranan penting dalam mempertahankan kesehatan pencernaan. Serat membantu menambah volume tinja dan memperlancar gerakan usus, sehingga mencegah terjadinya sembelit. Dengan mengonsumsi makanan tinggi serat, proses pencernaan menjadi lebih lancar dan efisien, serta meminimalisir risiko terjadinya sembelit selama berpuasa.

Buah-buahan seperti apel, pir, dan jeruk, serta sayuran seperti bayam, brokoli, dan wortel, merupakan contoh makanan yang kaya akan serat larut dan tidak larut. Bijian seperti beras merah, oatmeal, dan quinoa juga merupakan sumber serat yang baik. Selain itu, kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, dan lentil juga mengandung serat yang tinggi. Dengan meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi serat, diharapkan Anda dapat mencegah sembelit selama menjalankan ibadah puasa dengan lebih efektif. Namun, pastikan juga untuk mengonsumsi air putih yang cukup, karena serat memerlukan cairan untuk bekerja dengan baik dalam sistem pencernaan. Dengan demikian, Anda dapat menjaga kesehatan pencernaan Anda selama bulan puasa Ramadan dengan lebih baik.

3. Pastikan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih yang cukup selama sahur dan berbuka puasa. Dehidrasi adalah kondisi yang dapat terjadi lebih mudah selama bulan puasa karena kurangnya asupan cairan selama periode berpuasa. Minum air putih yang cukup memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, mencegah terjadinya dehidrasi, dan menjaga kesehatan sistem pencernaan. Air merupakan komponen yang esensial bagi fungsi tubuh yang optimal. Selama bulan puasa, tubuh kehilangan cairan melalui proses pernapasan, keringat, dan urinasi, sehingga meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi. Kekurangan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk sakit kepala, kelelahan, konstipasi, serta penurunan konsentrasi dan performa fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun