Mohon tunggu...
Risza D. Rosadi
Risza D. Rosadi Mohon Tunggu... Pengamat Sosial Fenomena

Pengamat - Peneliti - Data Analis _ Sistem Data Management - Sistem Risk Management -The Goverment Interprestation Of Democrasy Publik Being.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Faiza : Yang Dingin Di kening, Hangat Di Kenang.

12 Maret 2025   19:56 Diperbarui: 12 Maret 2025   19:56 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto. Adinda Faiza Mafatihullahu-Najwa - Koleksi Pribadi.

Faiza: Yang Dingin di Kening, Hangat Di Kenang.

Namaku Faiza. Aku kelas 2 SD. Setiap pagi, Ibu selalu menyentuh keningku sebelum aku berangkat sekolah. Tangannya dingin. Tapi rasanya hangat di hatiku.

"Belajar yang rajin ya, Faiza," kata Ibu sambil tersenyum.

Aku selalu berpikir, kapan ya aku jadi besar? Aku ingin seperti kakakku. Dia sudah SMP. Dia bisa pergi sendiri. Dia punya banyak teman. Wah, pasti seru!

Kemarin, aku lihat kakakku belajar sampai malam. Dia bilang ada ujian. Hmm, jadi besar ternyata juga harus belajar lebih banyak ya?

Aku juga ingin seperti Ayah dan Ibu. Mereka bisa pergi kerja. Bisa beli es krim kapan saja. Tidak perlu minta izin untuk nonton TV. Enak sekali ya jadi orang dewasa!

Tapi kata Bu Guru, "Nikmati masa kecilmu, Faiza. Nanti kalau sudah besar, kamu akan kangen masa-masa ini."

Aku bingung. Kenapa harus kangen? Bukankah jadi besar lebih menyenangkan?

Suatu hari, aku sakit. Ibu tidak pergi kerja. Dia merawatku seharian. Tangannya yang dingin menyentuh keningku berkali-kali. Dia bercerita banyak hal untuk menghiburku.

"Ibu, kenapa tidak pergi kerja?" tanyaku.

"Karena Faiza lebih penting," kata Ibu.

Oh, jadi orang dewasa juga punya hal yang sulit ya? Mereka harus memilih.

Sekarang aku masih bingung. Aku ingin cepat besar. Tapi aku juga senang menjadi anak kecil. Senang saat Ibu menyentuh keningku dengan tangannya yang dingin. Senang saat Ayah menggendongku. Senang saat Bu Guru memuji gambarku.

Kata kakekku, "Setiap umur punya ceritanya sendiri, Faiza. Yang penting, kamu bahagia di setiap cerita."

Jadi, aku putuskan untuk menikmati ceritaku sekarang. Sambil tetap penasaran dengan cerita-cerita saat aku besar nanti.

Tapi yang pasti, tangan Ibu yang dingin di keningku akan selalu hangat di kenanganku.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun