Faiza: Yang Dingin di Kening, Hangat Di Kenang.
Namaku Faiza. Aku kelas 2 SD. Setiap pagi, Ibu selalu menyentuh keningku sebelum aku berangkat sekolah. Tangannya dingin. Tapi rasanya hangat di hatiku.
"Belajar yang rajin ya, Faiza," kata Ibu sambil tersenyum.
Aku selalu berpikir, kapan ya aku jadi besar? Aku ingin seperti kakakku. Dia sudah SMP. Dia bisa pergi sendiri. Dia punya banyak teman. Wah, pasti seru!
Kemarin, aku lihat kakakku belajar sampai malam. Dia bilang ada ujian. Hmm, jadi besar ternyata juga harus belajar lebih banyak ya?
Aku juga ingin seperti Ayah dan Ibu. Mereka bisa pergi kerja. Bisa beli es krim kapan saja. Tidak perlu minta izin untuk nonton TV. Enak sekali ya jadi orang dewasa!
Tapi kata Bu Guru, "Nikmati masa kecilmu, Faiza. Nanti kalau sudah besar, kamu akan kangen masa-masa ini."
Aku bingung. Kenapa harus kangen? Bukankah jadi besar lebih menyenangkan?
Suatu hari, aku sakit. Ibu tidak pergi kerja. Dia merawatku seharian. Tangannya yang dingin menyentuh keningku berkali-kali. Dia bercerita banyak hal untuk menghiburku.
"Ibu, kenapa tidak pergi kerja?" tanyaku.
"Karena Faiza lebih penting," kata Ibu.