Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seorang Gadis, Sopir, dan Miras

2 Maret 2021   07:43 Diperbarui: 2 Maret 2021   07:47 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Warung di pojok pabrik itu masih buka di malam itu.Waktu menunjukkan pukul 21.10. Gadis masih menunggu sambil sesekali menengok TV di sampingnya. Dia sebetulnya sudah penat dan ingin segera tidur kalau saja dia tidak ingin mengindahkan permintaan ibunya untuk menunggu warung sampai sekitar pukul 22.00. Gadis anak yang penurut walaupun kadang di dalam hatinya ingin memberontak. Betapa tidak dia harus melayani para bapak yang ingin minum-minum di warungnya. Ada yang pesan anggur " K" cap OT, atau minuman putih arah merk " MP " atau bahkan yang lainnnya.

Dia sudah melarang ibunya supaya tidak berjualan Miras di warungnya tetapi ibunya kekeuh karena itulah salah satu daya tarik disamping nasi bungkus dan juga rokok serta obat-obatan kecil di jualnya. Namun Gadis masih tetap mencoba membujuk ibunya, " Toh masih ada soft drink kan bu? Ibu bisa jual itu dengan minuman kemasan yang lain, tak harus Miras ", kata Gadis suatu hari.

Pukul 21.30 seorang lelaki datang ke warungnya. Dia pak Didik, sopir truck yang sering mangkal di samping pabrik sebelah rumahnya. Dia pesan segelas anggur dan nasi bungkus serta teh manis hangat. Gadis segera menyediakan apa yang diminta.

" Bapak malam-malam gini kok 'minum ', lagi kedinginan apa pak", tanya Gadis iseng.

" Iya, aku lagi pusing juga mikir istriku yang minta tambahan uang belanja, katanya mau beli sepatu dan memperbaiki HP nya .

Gadis ingin segera memberi pertanyaan lagi tetapi dia tunggu sampai pak Didik menyelesaikan apa yang dimakannya. Butuh waktu 20 menitan sampai pak Didik layak untuk ditanya.

" Kenapa bapak tak membuat uang tambahan keluarga dengan usaha sampingan, jualan apaaa gitu pak ..", sambung Gadis.

" Itulah.....aku tak mikir kesana, kalau aku lagi suntuk ya...aku minum saja, hilanglah masalah "

Pak Didik tak sadar kebiasaannya yang telah berlangsung lama itu akan membuat tubuhnya semakin tak sehat.

Beberapa saat berlalu dan tiga hari kemudian seorang lelaki ditemukan meninggal di samping sawah dengan kondisi mulut mengeluarkan buih dan posisi dada tengkurap dalam keadaan ' gosong ".

Gadis turut juga melihatnya. Dan lelaki itu adalah pak DIdik yang sempat diajaknya mengobrol tiga hari yang lalu. Dia telah menyelesaikan sendiri masalahnya namun dengan cara yang salah.

Akal sehat perlu dipelihara supaya kita layak disebut sebagai manusia karena nyawa sangat berharga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun