Sebentar lagi kita bertemu. Kata ayah kamu sudah siap meminangku. Tanggal 11 bulan nanti. Tapi aku masih ragu denganmu. Wajahmu cukup lumayan dengan jas hitam dan tampak perlente dalam sandang. Tapi aku ragu satu hal. Kata teman kamu susah diajak bermain wajar. Ah, apakah benar?
Aku cinta kamu dari mula kita bertemu. Kadang aku masih ingin menimang keputusanku karena raguku tak juga hilang dengan rayumu. Berapa harta kau pamer tak hendak buatku hengkang dari kemiskinanku.Hatiku lebih kaya dari ragaku. Kata teman, kamu susah diajak berdiskusi netral. Benarkah ?
Meniti masa depan bagi seorang perempuan dini bukan sekedar satu sampai lima tahun ke depan.Menentukan pasangan hidupku hanya untuk sekali jalan. Paketku tidak pulang pergi. Jadi , aku harus berhati -hati. Kata teman kamu suka bermain menjilat ludah. Idiiih....
Menjadi yang terbaik untuk diriku. Menjadi lebih baik dalam melangkah. Menjadi tumpuan untuk jadi seorang ibu. Hanya setia dengan satu pasangan.Tak hendak hengkang bila cinta sudah menjadi kesepakatan dengan cincin pernikahan.Â
Susah senang aku tanggung menuju ujian dengan hasil yang pasti memuaskan. Karena aku yakin bila aku baik maka Tuhan akan pilihkan yang baik untukku pula. Kata teman kamu suka bermain kesempatan. Ah..kalau yang ini mendingan aku gak jadi kenal kamu aja deh. Selamat tinggal.
Maka suatu hari aku temukan engkau. Sendiri tanpa teman yang biasa kerubuti. Membongkar kebohongan yang sudah menggunung kau daki. Aku sapa engkau dan kau seperti tak kenal aku . Semoga engkau tak amnesia dan berada di alam lain.
Sungguh dunia telah membuatmu lupa siapa dirimu. Bahkan mungkin dimana kamu berada. Hanya satu yang mungkin bisa buatmu ingat. Suatu hari di masjid.
Saat aku mencari kesejatian dan kau temukanku selepas suara takbir menggema di telinga kita. Semoga ingatanmu kembali pulih dan kau musnahkan semua kebohongan yang tak perlu kau pilih.
( Untuk para calon pengantin baru )