Fortuna dan Virtue :
Dalam latihan Stoik, ada dua prinsip yang kita kenal yaitu Fortuna dan Virtue :
1. Fortuna (Nasib)
Fortuna adalah segala hal yang datang dari luar kendali kita seperti cuaca,jenis kelamin,penyakit,kematian,opini orang lain.
Fortuna juga memiliki sifat tidak tetap atau tidak dapat dikendalikan.
Dalam Stoik kita diajarkan untuk menerima hal hal yang ada diluar kendali kita/fortuna dengan suka cita, karena menentangnya hanya menimbulkan penderitaan.
2. Virtue (Kebajikan)
Virtue adalah segala hal yang datang dari diri kita sendiri seperti pikiran,moral,reaksi, dan tindakan. Virtue adalah inti kebahagian sejati.
aksesis mengajarkan kita untuk fokus pada hal hal yang ada dibawah kendali kita dan menerima dengan lapang dada hal hal yang diluar kendali kita.
misalnya ketika seorang pegawai sudah bekerja keras,namun iya tidak dipromosikan dikarenakan pemimpin memilih pegawai lain untuk dipromosikan.
Sikap yang sesuai dengan askesis adalah menerima keadaan tersebut (Fortuna) dan tetap berkomitmen melakukan yang terbaik (Virtue). Dengan cara ini dia tetap tenang, bermartabat, dan tidak dikendalikan oleh emosi negatif.
Kesimpulannya
askesis adalah latihan menahan diri,dengan memisahkan apa yang tidak bisa dirubah (Nasib/Fortuna) dengan apa yang bisa kita rubah (Kebajikan/Virtue). Kita harus belajar untuk tidak bergantung pada hal hal yang diluar kendali kita dan berfokus pada nilai nilai moral dan tindakan baik.
Sensasi adalah reaksi awal tubuh terhadap rangsangan yang datang dari luar --- seperti panas,dingin,sakit,lapar,takut.Sedangkan Emosi adalah reaksi psikologis yang muncul dari penilaian kita terhadap suatu peristiwa secara mental. Contohnya kaget setelah suara keras, marah ketika seseorang sengaja mengejek kita.
Emosi datang dari pikiran kita, bukan semata mata dikarenakan oleh sebuah peristiwa atau sensasi itu sendiri.
Menururt Marcus Aurelius
Jika kamu terganggu oleh sesuata dari luar, yang mengganggu bukanlah hal itu sendiri, melaikan penilaianmu terhadap hal tersebut.
Keuntungan jika kita dapat membedakan antara sensasi dan emosi :
1.kita tidak mudah bereaksi terhadap rangsangan.
2.tidak dikuasai oleh emosi negatif.
3.melatih pengendalian diri untuk mencapai ketenang sejati.
Contoh dalam kehidupan sehari hari,misalnya kita bertemu dengan pengendara yang menyalip kita secara kasar. reaksi alami kita adalah jantung berdebar debar dan adrenalin meningkat (sensasi), setelah itu barulah muncul amarah dan rasa ingin membalas (Emosi).
Epictetus (50-135 Masehi)
Epictetus adalah seorang filsuf stoik yunani yang hidup sekita 50 sampai 135 Masehi. Epictetus lahir sebagai budak di Hierapolis,Frigia. Walaupun Epictetus adalah seorang budak beliau merupakan salah satu filsuf Stoik paling berpengaruh. Meskipun tidak meninggalkan tulisan sendiri, ajarannya disalurakan oleh muridnya,Arrian, dalam buku The Discourses dan The Enchiridion.
Epictetus mengajarkan bahwa penderitaan dan kebahagiaan seseorang tidak bergantung dari luar, tetapi bergantung pada cara kita menilai dan melihat keadaan tersebut. Menurut Epictetus segala sesuatu yang ada terbagi menjadi dua, yaitu hal hal yang berada dibawah kendali dan hal hal yang diluar kendali kita.
Menurut Epictetus kebahagian sejati datang ketika kita berfokus terhadap hal hal yang bisa kita kendalikan dan menerima dengan tenang hal hal yang berada di luar kendali kita. Pemikiran ini menjadi inti dari filsafat Stoik yang menekankan ketenangan batin, rasionalitas, dan penerimaan terhadap takdir sebagai kunci menuju kebijaksanaan hidup.
Ajaran Epictetus sangat relevan dengan zaman modern yang penuh dengan tekanan dan ketidakpastian. Ajaran Epictetus mengajarkan kita untuk selalu berpikir positif serta tidak memberikan respon yang berlebihan terhadap masalah dan menjaga kebebasan batin disegala situasi.