Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kapitalisme Pertambangan dan Budaya Jeans

16 Oktober 2021   17:56 Diperbarui: 16 Oktober 2021   19:36 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bukan kebetulan, Jeans dapat dimaknai sebagai upaya kapitalisme pertambangan untuk mengideologisasi budaya maupun Agama. 

Masuknya pertambangan di Maluku Utara  tak hanya mempengaruhi eksistensi hutan, ekologis melainkan juga cara berbudaya berpakaian sebagai ciri khas masyarakat industrialis. 

Sebagaimana diketahui Maluku Utara adalah daerah wilayah pertambangan dibawah kendali perusahaan-perusahaan China, Australia (AS) memungkinkan proses industrialisasi berlangsung dengan proses ideologi kapitalisme. 

Obsesi jeans tak hanya semata life style, jeans memiliki sejarah panjang digunakan masyarakat industrialis pertambangan, jeans dengan kualitas bahan kain adaptif dengan kerja-kerja tambang, adaptif terhadap cuaca juga memungkinkan safety terhindar resiko berbahaya di tambang. 

Jeans pertama kali dikembangkan oleh Levi Straus tat kala usia muda 20 tahun Straus berangkat ke San Fransisco pada 1847 berdagang potongan tekstil dijualnya, ia berangkat ke AS untuk menjual tekstil kepada pekerja tambang emas (Kumparan, 2020).  

Jeans muncul pertama kali di Genoa, Italia dan Perancis dijahit oleh Jacob W. Davis disesuaikan dengan kebutuhan pekerja tambang. Bahan jeans indah dipandang membuat ketertarikan tersendiri tak hanya pekerja tambang menggunakan melainkan juga dari militer terutama militer Amerika Serikat masa perang dunia. 

Perkembangan jeans di Amerika Serikat kemudian identik dengan pekerja tambang (Engineering) memunculkan suatu identitas baru pasca revolusi industri. 

Kini, hampir setiap perusahaan Amerika Serikat menguasai pertambangan sebagaimana di Indonesia menjadikan produk Levis sebagai keunggulan pakaian perusahaan, memungkinkan safety dari setiap melakukan kerja tambang. 

Di lain sisi meluasnya penggunaan levis sebagai simbol eksistensi ideologi kapitalisme AS masih eksis untuk mengeruk sumber daya alam. 

Obsesi masyarakat industrialis memiliki makna tersendiri dengan menggunakan jeans melatarbelakangi suatu prestisius kelas sosial sebagai buruh tambang atau pemilik modal, status sosial itu kemudian membedakan antara kaum kelas kaya dan miskin. 

Berbeda dengan perusahaan-perusahaan China memperlengkapi pekerja tambang dengan pakaian khusus seragam buruh, jarang diketemukan celana jeans selain beberapa karyawan kantor, manajer atau kepala di perusahaan China menggunakan celana jeans.

Ketika penggunaan jeans merebak luas seantero daerah tambang, berarti bahwa dibalik obsesi menggunakan jeans ada sebuah pengharapan untuk menciptakan masyarakat industri, buruh-buruh pekerja tambang, sebuah keberhasilan kapitalisme tak hanya menguasai sumber daya alam melainkan juga mengideologisasi budaya dan Agama. Ideologisasi budaya yakni menjadi masyarakat mengkonsumsi budaya barat, terutama berpenampilan dengan jeans, jeans sebagai simbol kapitalisme pertambangan. 

Sedangkan, Agama dikapitalisasi merupakan suatu pergulatan menguatnya konservatisme, Agama hanya menjadi kepentingan elitis, secara inklusif Agama dikapitalisasi sebagai komoditas pasar bebas mendapat legitimasi dari otoritas. 

Kerapkali kapitalisme merebak luas terjadi di pertambangan untuk menguasai sumber daya alam, sehingga kekuasaan pasar bebas mampu mendikte kebijakan pemerintah. Pada gilirannya, jeans menjadi obsesi masyarakat industrialis menandai perkembangan kapitalisme pertambangan dan budaya jeans.

* Ditulis oleh Ahlan Mukhtari Soamole (Penulis adalah mahasiswa Pascasarjana UMI Makassar)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun