Salam Satu Jiwa
Aremania Senang Setan Botak dari Bukit Tengkorak Tak Lagi Menguasai PSSI
Pertandingan persahabatan antara Indonesia versus Belanda sangat menarik untuk disimak. Belanda yang merupakan kekuatan sepakbola eropa akan menjajal "Laskar Pesindo Garuda" yang bukan tidak mungkin akan menusuk mereka dengan bambu runcingnya, dan menggetarkan gawang mereka melalu tembakan senapan bren peninggalan Jepang.
Secara kalkulasi matematis, tentu kita bisa memaklumi bahwa sangat berat rasanya timnas kita mengalahkan negeri ratu Wilhelmina itu. Namun, dalam sepakbola, segala kemungkinan bisa saja terjadi. Dan bukan tidak mungkin timnas merah putih berhasil merobek gawang timnas negara penjajah tersebut. Tidak ada istilah gencatan senjata, tidak ada reinkarnasi Linggarjati, Renville, atau KMB. Yang ada adalah timnas harus menang. Dan menguasai GBK selama 90 menit waktu normal.
Timnas kita harus mengganyang pengchianat bangsa seperti Heitinga dan Van Persie. Indonesia harus menang. Balas aksi polisionil Belanda dengan gol-gol yang indah. Jika ini dilakukan, maka saya pastikan gerombolan pengacau seperti Mafruhin dan De Ezra akan mati kejengkang dan menyusul Zen Muttaqin/Manly Villa ke laut.
Kalau di era revolusi, kita berhasil menguasai Djogjakarta selama 6 jam dan memukul mundur Belanda. Kenapa kita tidak bisa memukul Der Orange selama 90 menit...? Belanda harus kita lawan sampai titik darah penghabisan. Timnas harus menang. Dan dengan kemenangan ini akan bisa "membuka mata dunia" bahwa republik ini masih mempunyai timnas yang disegani. Penulis berharap, Andik dkk berhasil merobek "bendera Belanda" yang berwarna biru dan mengibarkan merah putih di GBK seperti yang terjadi di Yamato Hotel tahun 1945.
Mari dukung timnas memperjuangkan harkat martabat bangsa. Dan jangan malah jadi pengkhianat. Seperti Mafruhin dan De Ezra yang kena sawan akut.
Merdeka !!