Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terbentuknya Tim Seni yang Solid

14 Oktober 2019   12:20 Diperbarui: 24 November 2020   08:49 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tim kesenian Rebang Emas pada festival serumpun sebalai Babel

Tim kesenian akan solid bila memiliki personil yang mumpuni, memiliki penata tari, penata musik dan penata busana yang kuat kerjasamanya, yaitu; beritikad baik, bertoleransi, rendah hati, penuh kesadaran terhadap diri sendiri dan kelompok, saling menghargai, dan jujur. Apabila kita melihat secara detail, sikap dan sifat tiap anggota tim adalah berbeda-beda namun disini kita merangkum dalam satu kerja tim, yang menjadikan solid atau tidaknya tim tersebut, dapat kita paparkan sebagai berikut:

1. Suatu tim yang solid dapat terbentuk secara tidak langsung (secara bertahap), artinya; pengurus dan anggot tim mengikuti sistem alam, artinya takdir sudah membawa pertemuan dan perpisahan, dapat berupa berpisah karena "musibah", maka mereka harus mencari pengganti dan mengolah pengganti itu dari awal, atau melalui proses-proses lainnya secara bertahap. Pengaruh dalam kelompok dan perkembangan tim mengikuti pemimpin, artinya: pemimpin yang baik, anggota pun akan baik, demikian juga sebaliknya, tim akan solid jika personil dan ketuanya saling mempengaruhi dalam hal yang positif. Contohnya: anggota yang ikut dalam tim tertarik mendengar visi misi ketua, lalu terpengaruh untuk sama-sama membangun tim dengan kekompakan serta cita-cita mereka.

2. Suatu tim terbentuk berasal dari cita-cita yang sama, atau masing-masing personil adalah eks dari kelompok/organisasi yang lain. Masing-masing mereka mengalami kekecewaan, kemudian membentuk tim sendiri.

a. Memiliki cita-cita yang sama. Dalam suatu daerah yang keseniannya berkembang pesat akan mempengaruhi orang lain untuk membentuk tim kesenian dan ini tercetus dari ide satu orang atau ide dari sekelompok orang. Mereka bercita-cita ingin seperti orang yang sudah sukses duluan atau bercita-cita ingin membangun komunitasnya sendiri dan mereka memiliki keinginan/cita-cita yang sama. Biasanya kelompok ini berisikan seniman-seniman yang tidak pernah bergabung dengan tim kesenian lain, lalu mereka berinisiatif membentuk tim sendiri. Hal ini dikarenakan hati mereka tergerak ingin menyalurkan keahiannya, ikut-ikutan sesama seniman, atau lulusan universitas jurusan seni lalu bercita-cita ingin maju bersama rekan-rekannya.

b. Tim terbentuk karena ketidaksengajaan. Biasanya, tim ini terbentuk di saat seniman-seniman lagi ngopi di warung kopi atau teman lama yang bertemu kembali kemudian bercerita tentang perkembangan komunias kesenian dilingkungannya kemudian tercetus ide membentuk tim kesenian dan dalam waktu beberapa minggu mereka sudah dapat membentuk tim sendiri, bahkan tak jarang ada yang langsung pentas pada acara-acara tertentu.

c. Tim terbentuk karena pernah satu wadah organisasi (sama-sam eks organisasi). Mereka keluar dari salah satu organisasi kemudian membentuk tim baru karena kekecewaannya terhadap manajemen organisasi yang lama, kemudian tak jarang dari mereka mengajak junior-juniornya untuk bergabung dalam komunitas barunya.

3. Ketua atau pencetus awal suatu tim biasanya adalah orang yang ahli di bidang seni pertunjukan, atau ia berpengalaman dan sering ikut dalam tim-tim kesenian lain kemudian secara tidak langsung ia telah belajar management organisasi dan mengetahui cara mengumpulkan seniman-seniman dari generasi muda dan seniman yang pernah patah semangat, lalu merayunya untuk bergabung dengannya. Kemudian ia diikuti oleh mereka membentuk tim kesenian sendiri dengan semangat yang baru, membina komunitas dengan harapan mereka lebih dapat mengekplorasi kreativitas mereka daripada mengikuti tim kesenian yang pernah mereka.

Membentuk tim yang bagus tidak seperti membalikkan telapak tangan, tim kesenian harus dibentuk dengan teliti, dengan meneliti jati diri personil-personil yang kuat, berkarakter, mampu melakukan gerakan-gerakan sulit, dan cepat mengerti maksud tujuan koreografer. Untuk mencari personil-personil ini membutuhkan waktu yang lama, oleh karena itu seorang koreografer sangat suka mengajari anak kecil menari sejak Sekolah Dasar dan SMP karena perkembangan mereka akan mengikuti karakter gerak koreografer dan mudah untuk saling mengerti, namun dapat juga dengan cara yang cepat yaitu; meminta kepada teman-teman berbeda komunitas agar boleh meminjamkan personil berbakatnya, dan siap membayar honorarium personil tersebut, tapi ini jarang terjadi, karena biasanya tim kesenian akan membentuk kepenariannya masing-masing karena ada kebanggaan sendiri menggunakan tim hasil bentukan sendiri.

Koreografer (agusyaman) dan Fotografer (maulana@able) saat berdiskusi mengenai komposisi tarian yang bagus. Ini merupakan salah satu kerja tim. 
Koreografer (agusyaman) dan Fotografer (maulana@able) saat berdiskusi mengenai komposisi tarian yang bagus. Ini merupakan salah satu kerja tim. 

Menurut pengalaman kami, ada beberapa macam cara mendapatkan penari yang baik dan bagus;

1. Koreografer tari pada biasanya hanya membutuhkan 1 atau 2 penari yang sudah satu jiwa dengannya, dari ke 2 penari inilah koreografer meminta keduanya untuk mengajak teman-teman sekolahnya untuk ikut dalam tim keseniannya dengan syarat harus disiplin latihan. Pada awalnya koreografer mengizinkan mereka mengajak sebanyak-banyaknya teman mereka, dan dari sinilah koreografer akan memilih penari-penari yang ia butuhkan dalam ide garapannya, dan dari mereka akan terlihat siapa saja yang akan menyerah dan tidak betah pada proses latihannya. Tak jarang personil-personil baru itu adalah mantan penari dari komunitas budaya lain, karena ada suatu masalah maka mereka keluar dari komunitas tersebut atau dikeluarkan tapi dikarenakan masih ada niat untuk menari akhirnya mengikuti komunitas yang diikuti temannya. Demikian juga dengan komposer yang ingin mencari pemusik-pemusik yang pandai bermain musik, ia akan meminta bantuan penari tersebut agar mencari teman sekolah mereka yang mau bergabung.

2. Tak jarang juga penari-penari dari tim lain yang sudah sejak kecil ikut dalam komunitas budaya kemudian ia beristirahat karena ujian nasional atau karean suatu hal yang lain akhirnya  ikut dalam tim kesenian ini, karena ia mendengar cerita-cerita bagus tentang tim kesenian ini, untuk itulah dibutuhkannya ketua/pengurus/anggota tim yang ramah dan baik agar dinilai bagus oleh masyarakat luar. Karena berita baik dan buruk itu berasal dari mulut ke mulut dan dari tabiat pengurus komunitas.

3. Koreografer biasanya mencari penari-penari berwajah cantik, tampan, tinggi dan putih. Ini dilakukan koreografer agar tariannya lebih disukai masyarakat umum atau swasta, ini wajar dilakukan karena tiap tarian yang diciptakan harus memiliki nilai jual, memiliki daya tarik selain garapan tari. Namun tidak semua koreografer berfikiran demikian, ada koreografer yang lebih memilih bakat atau keahlian penari walau pun penari itu sederhana dan ini bukanlah sebuah kekurangan karena seorang koreografer atau penata rias busana harus bisa menciptakan busana serta make up tarian dari kondisi penari-penarinya.

4. Ada juga koreografer yang tidak memandang siapa penarinya, bisa menari atau tidak bisa menari, tidak cantik, gemuk dan lainnya, koreografer ini akan berusaha sendiri berbulan-bulan untuk membentuk mereka menjadi penari yang dapat diandalkan, dan usahanya ini agar penarinya dapat menari seperti yang ia inginkan. Biasanya koreografer ini menginginkan karya yang spectakuler yang membutuhkan waktu panjang untuk membuat karya dan untuk menghadapi festival yang ia cita-citakan.

5. Ajang satu tahun sekali FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) juga menjadi tempat bagi para koreografer mencari bibit-bibit baru. Koreografer yang di minta sekolah untuk mengajar tariannya pasti menyeleksi anak-anak sekolah tersebut, dengan demikian ia sekaligus mengajak penari sekolah itu nantinya untuk ikut dalam tim keseniannya.

penari-penari yang di dapat koreografer dari FLS2N tingkat SMP (foto:agusyaman)
penari-penari yang di dapat koreografer dari FLS2N tingkat SMP (foto:agusyaman)

Loyalitas Ketua dan Pengurus Tim

Tim kesenian yang bagus harus di pimpin oleh orang yang loyal terhadap timnya, baik, santun, sabar, jujur, adil dan bijaksana, didampingi penata musik dan penata rias busana yang supel dan pengertian. Ketua sangat penting perannya, karena kebanyakan tim kesenian memiliki ketua yang menguasai salah satu bidang seni, ia adalah seorang koreografer atau komposer ataupun penata artistik, penata rias atau busana, namun baiknya ia mengerti seni dan budaya agar tidak kaku jika di minta untuk mempersiapkan suatu karya pertunjukan selain tarian dan musik, ia juga baiknya mengusai drama tari, tari kolosal, teater, pantomim atau yang lainnya. 

Ia juga seorang yang dapat mengayomi timnya dan sebagai pencetus ide-ide, artinya ia yang mencari ide dan mengatur timnya agar karya tarinya solid. Ia memberikan tugas kepada individu-individu dalam timnya, memberikan kekuasaan pada individu ini untuk menjadi kepala bagian dalam tim, contohnya: apabila ketuanya seorang koreografer maka ia wajib mencari komposer untuk menciptakan musik pada tariannya, demikian juga jika ketuanya seorang komposer maka ia membutuhkan penata busana dan penata tari sebagai pendamping utamanya. Apabila ia seorang pemodal maka ia membutuhkan ketiga-tiganya.

Jika komposer menjadi kepala bagian dalam tim, maka perannya sangat penting dalam satu garapan pertunjukan, demikian juga penata artistik, penata rias dan busana. Masing-masing kepala bagian ini pula yang mencari generasi-generasi muda berbakat dibidangnya untuk dijadikannya personil tim, namun mereka juga harus meminta pertimbangan dari ketua, jika ketua setuju maka personil itu pun menjadi bagian dari tim.

Generasi Muda Berkreasi

Tidak mudah menemukan generasi-generasi muda yang menyukai dan berbakat dalam seni tari, teater, lukis, musik atau lain sebagainya. Membutuhkan waktu yang lama untuk mengajari mereka menjadi penari pemusik yang epic. Di masa sekarang ini, di daerah kita (Babel) penari pria pun sangat sulit untuk di ajak menari karena mindset mereka menari itu identik seorang wanita, dan juga mereka malu bila nanti di ejek teman-teman sekolahnya dan ini terjadi pada daerah-daerah tertentu, namun ada juga beberapa pria yang suka menari dan menjadi penari profesional sekarang ini. 

Sedangkan wanita 99% menyukai menari dan langsung siap bila di ajak pentas, namun ada bagian-bagian yang harus dipertimbangkan seorang koreografer untuk memilih penari wanita, contohnya: wanita berjilbab yang tidak mau melepas jilbab jika menari, dan menjadi tantangan bagi koreografer untuk mencari ide garapan tari yang menggunakan jilbab, demikian juga dengan penata busana agar membuat busana tari yang tidak merugikan tim, jilbab merupakan tantangan sendiri bagi penata busana dan tantangan bagi koreografer agar gerakannya tidak merugikan penari, dan ada juga wanita yang memiliki tubuh yang super kaku (membutuhkan latihan itensif) untuk melenturkan tubuhnya, dan banyak lagi kendala-kendala lainnya.

Selain koreografer, komposer, penata rias dan busana, suatu tim juga membutuhkan satu/dua penari atau pemusik yang epic dalam timnya, ini untuk meringankan beban koreografer atau komposer atau memudahkan koreografer dalam mentranfer ide-ide gerakannya, karena penari yang epic sangat mudah mengerti keinginan/maksud dari koreografernya. Penari yang sudah epic inilah yang akan mengajarkan gerakan-gerakan dari ide koreografer kepada penari-penari baru yang lain.

Dalam tim, personil-personil juga harus ditekankan untuk latihan rutin secara itensif, harus memaksakan diri untuk "bisa" namun tetap pada keterbatasannya (tidak berlebih-lebihan). Latihan rutin ini sangat penting karena menghafal gerakan itu cukup sulit apalagi dibutuhkan gerakan-gerakan yang kompak dari seluruh penari. Ide-ide koreogafer juga kadang muncul secara mendadak di saat latihan atau satu hari sebelum hari latihan dan biasanya kreografer tidak bersabar untuk mentranfer idenya kepada para penarinya. Inilah alasan koreografer membutuhkan tangan kanan dalam penarinya yang mengerti maksud dalam hatinya.

Selain latihan yang serius,  sifat lain yang harus ditonjolkan adalah koreografer yang suka bercanda, ini untuk menenangkan dan menyegarkan suasana penari yang lelah agar tim semakin merasakan suasana kekeluargaan. Kadang makan bersama pun akan mempererat hubungan dalam tim. Bercanda, bersenda gurau disela-sela latihan dapat mengikat hati satu dengan yang lainnya.

Koreografer dan komposer harus tahu sifat-sifat dari penari dan pemusiknya agar mudah dinetralisir apabila ada kejadian yang tidak mengenakkan, seperti penari/pemusik yang tempramental, tidak sabaran, gegabah, telat mikir dan sebagainya. Mengetahui sifat-sifat anggota ini sangat penting untuk diketahui, karena ada sebagian anggota yang tanpa sengaja mengucapkan kata-kata yang menyinggung temannya, maka koreografer/komposer dapat mencegah kejadian-kejadian yang bakal tidak diinginkan.

Di sela-sela waktu, ada kalanya koreografer dan komposer berkumpul bersama tim membicarakan tujuan dari latihan, mempersilahkan juga kepada semuanya untuk mengeluarkan uneg-unegnya dan memberikan keleluasaan kepada mereka untuk menyampaikan ide-ide yang membangun untuk tim, mempererat persaudaraan adalah yang paling utama

disela-sela makan usai latihan, koreografer dapat memberikan nasehat-nasehatnya (foto:maulana@able)
disela-sela makan usai latihan, koreografer dapat memberikan nasehat-nasehatnya (foto:maulana@able)

(foto:maulana@able)
(foto:maulana@able)

(foto:maulana@able)
(foto:maulana@able)

Sudah menjadi hal yang wajar di antara tim ada yang memiliki sifat manja, anak mama, iri dengki, menyebalkan, dan sebagainya. Ini hal yang wajar karena sifat wanita itu berbeda-beda, kuncinya hanya satu munculkan di tiap latihan itu kebersamaan dan berusahanya untuk mencegah sifat-sifat negatif berlebihan mereka itu agar tidak muncul.

Demikianlah sekelumit cara-cara menjadikan tim kesenian menjadi solid, mudah-mudahan di lain waktu ada tambahan yang dapat saya perbanyak lagi pada tulisan ini, TERIMA KASIH...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun