Selain tari Kedidi, daerah Menduk tepatnya di kecamatan Mendo Barat juga memiliki warna budaya atau kebiasaan yang ditentukan dengan sedikit - banyak jumlah penduduk, yang membedakan antara suku juga berdasarkan atas mata pencahariannya seperti: Masyarakat Pemburu dan Peramu makanan, Masyarakat Peternak, Masyarakat Peladang, Petani Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan atau Kompleks. Mereka juga memiliki ciri-ciri tertentu, dengan logat bahasa yang berbeda. Dalam waktu yang lama perbedaan suku tersebut terjadi pencampuran, dari percampuran itu akan membuat kebudayaan baru.Â
Masyarakat Mendo Barat adalah masyarakat yang beragama islam. Banyak yang beranggapan kalau masyarakat melayu adalah orang-orang beragama islam, dan masyarakat melayu biasanya dilihat dari ciri khasnya atau dari adat istiadatnya, menempati kawasan yang ada pesisir pantai dan memperlihatkan budaya yang identik dengan lemah lembut, karena penganut agama islam memperaktikan kelembutan serta adat istiadat melayu dalam kehidupan sehari-harinya.
Bahasa melayu Bangka juga menjadi bahasa Mendo Barat, dengan irama yang bergelombang dan penekanan yang cukup dalam, contohnya : "kami = kamen", "pergi = gie", dan sebagainya. Walaupun Pulau Bangka memiliki bermacam-macam suku, bahasa, busana, budaya dan lain sebagainya, Bangka secara turun-temurun telah menetapkan bahasa melayu juga adalah bahasa Bangka. Walaupun sebagian kecamatan dan tiap desa memiliki dialek masing-masing sehingga bahasa Bangka memiliki berbagai macam warna. Â
Masyarakat Mendo Barat dianggap masyarakat desa (kampung), dianggap masyarakat melayu dan memiliki ciri bertempat tinggal berdempetan (sejajar) mengikuti sepanjang jalan, namun di zaman sekarang masyarakat Mendo Barat telah berkembang maju, modern dan tidak gagap teknologi.Â
Mereka yang lebih modern tinggal di kota, remaja-remajanya pun sekolah dikota Pangkalpinang dan Sungailiat serta kuliah di kota-kota besar di luar daerah dan menikah dengan orang-orang luar daerah hingga masyarakat Mendo Barat menjadi masyarakat multikultural, sehingga bahasa pun mengalami perubahan, namun masih bisa mengerti makna yang disampaikan oleh masyarakatnya.Â
Kekuatan budaya Mendo Barat.
- Biasanya saat menyambut tamu-tamu pemerintahan. Masyarakat dan anak-anak sekolah berbondong-bondong dengan bendera kecil merah-putih ditangan, disertai warna budaya, bahasa, adat dan tradisi local menyambut hangat tamu-tamu penting dari pemerintah daerah tersebut.Â
- Pengakuan mereka terhadap para pendatang juga sangat kuat, menganggap sebagai masyarakat yang sama dan menyunjung harkat kemanusiaan yang universal.Â
- Terbuka secara kultural dan religi, karena masyarakat Mendo Barat tidak menutup diri dan merupakan pertemuan dari beraneka ragam budaya dan agama.Â
- Percaya diri, dengan menjalin komunikasi dengan tetangga dan masyarakat luar daerah.
Upaya pemerintah desa dalam pembangunan dan pembinaan mental serta membuka diri dalam komunikasi antar budaya sudah diterapkan, sehingga dapat lebih menjamin terwujudnya negeri yang makmur, aman dan tentram. Komunikasi antar desa, antar kecamatan yang telah dilakukan akan membuat kebudayaan masyarakat Mendo Barat semakin kuat dan juga menguatkan akar dari Identitas daerah ini.