Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Ramadan dan Tiga Pelajaran selama Pandemi

14 April 2021   18:57 Diperbarui: 14 April 2021   19:00 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shalat tarawih di masjid Agung Assyuhada Pamekasan.(KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN)

***

ilustrasi foto:traveling.bisnis.com
ilustrasi foto:traveling.bisnis.com

Bagi saya, pandemi covid-19 memberikan pelajaran penting. Yang utama, tentu soal kedispilinan, kewaspadaan, dan kesabaran. Tiga urusan itu benar-benar membawa dampak besar dalam perubahan perilaku saya dan keluarga.

Saya bersama istri yang seorang tenaga medis, mewajibkan dua anak saya untuk selalu antisipatif di setiap aktivitas. Ketika mereka masuk ke rumah, pakaian dan perlengkapan yang dibawa wajib disemprot disinfektan. Kami menyediakan itu di samping pintu masuk rumah. Di sampingnya juga selalu tersedia hand sanitizer.

Ramadan tahun ini kami juga masih melaksanakan salat Tarawih di rumah. Berjamaah bareng keluarga. Selain saya sebagai imam, saya membiasakan kedua anak saya untuk berani menjadi imam salat berjamaah. Mereka awalnya agak ragu, namun saya terus menyemangatinya. Mereka akhirnya berani menjadi imam dengan membaca surat-surat pendek yang sudah dihapal.

Ramadan tahun lalu, saya berhasrat tidak membaca surat-surat pendek saja saat menjadi imam salah berjamaah. Saa kemudian mengambil Alquran, lalu saya membuka di depan saya. Saat mengimami salat berjamaah, saya membaca ayat demi ayat dalam setiap rakaat salat berjamaah tersebut. Mulai dari Surat Al Fatihah, Al Baqarah, dan seterusnya.    

Tahun ini, sejujurnya, ada juga keinginan untuk ikut salat berjamaah di masjid. Ada beberapa masjid yang menurut pengamatan saya lebih aman karena menerapkan prokes ketat. Namun sampai sekarang keinginan saya itu belum tertunaikan.

Saya sudah divaksin dua kali. Sudah mendapat sertifikat digital. Istri saya baru divaksin satu kali. Sementara anak sulung anak saya sudah divaksin satu kali. Anak bungsu saya masih berusia di bawah 17 tahun.

Meski telah divaksin, dalam beraktivitas kami sekuat tenaga menghindari kerumunan orang. Baik di sekitar rumah maupun di kantor.  Di tempat kami tinggal, setiap ada tetangga yang mengadakan hajatan, kami datang dan memilih posisi menjauhi kerumunan. Pun jika takziah, saya juga membiasakan mengambil posisi tidak merapat.

Kami sungguh bersyukur hingga diberi kesehatan. Kondisi ini selalu kami jaga terutama di bulan Ramadan. Memenuhi asupan makanan cukup gizi. Tiap hari, kami selalu minum multivitamin. Itu pun masih ada tambahan jinten hitam atau habbatussauda. Plus kurma yang biasa kami beli di toko Kawasan Religi Ampel yang lokasinya hanya 2 km dari rumah. Saya juga mengonsumsi probiotik.

Selama pandemi, saya meminta istri dan anak tidak kelewat terganggu dengan info-info yang beredar di media sosial. Atau gampang percaya dengan link berita yang di-share via WA. Sejak lama, saya selalu mengajari mereka untuk selalu bertabayyun, cek dan recek. Gak gumunan, gak kagetan. Dengan begitu mereka tidak gampang terserang "penyakit deg" lantaran terpengaruh informasi serampangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun