"Awalnya hanya ingin ngisi waktu kosong. Modalnya Rp 100 ribu. Eh, ternyata banyak yang suka kacang goreng buatan saya."
Kacang buatan Suparti awalnya dikemas sederhana. Menggunakan plastik bening, diikat tali plastik. Harga Rp 1.000 per bungkus. Suparti kemudian mengembangkan bisnis kecil-kecilan itu. Ia bikin tiga macam rasa: kacang rasa original, kacang telur, kacang rasa asam manis.
Pada 2012, Suparti diajak teman di kampungnya bergabung dengan Pahlawan Ekonomi. Ketika itu, Suparti merasa menemukan dunia baru. Ia juga bersyukur karena berkenaan dengan banyak ibu-ibu yang memiliki semangat yang sama: menjadi pengusaha.
Bekal pengetahuan Suparti bertambah. Ini setelah di Pahlawan Ekonomi dia ikut berbagai pelatihan. Yang membuat Suparti terkesan, dia juga dapat pengetahuan tentang manajemen usaha.
Suatu ketika dalam kegiatan bazar, kacang goreng buatan Suparti menarik perhatian Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Ketika itu, wali kota mengeluh kenapa kemasan kacang Suparti tidak bagus.
"Kalau dikemas harganya bisa lebih mahal. Eman-eman sekali, Bu," ucap Risma. "Nanti minta bantuan teman-teman biar dibuatkan kemasan yang baik."
Suparti kemudian terpilih ikut program Tatarupa. Program yang melibatkan para desainer yang membantu me-repackaging produk UKM.Hasilnya, Suparti menyepakati dengan nama produknya: Kacang TreeG. Nama yang keren, begitu katanya.
Menurut Suparti, nama Kacang TreeG selain berbau teknologi mutakhir, sejatinya singkatan nama ketiga putranya yang nama awalnya ada huruf "G", yakni Galih, Ganda, dan Gardika.
"Selain nama tiga putra itu, huruf depan G itu kebetulan juga alamat rumah saya, yaitu di Gang 3 G. Jadi, Kacang Tree 3G sepertinya memang cocok buat nama produk saya," ucap dia, lalu tersenyum.
Kemasan baru Kacang TreeG terbilang menarik dan eksklusif. Menggunakan karton warna putih ukuran lebih besar. Harganya Rp 10.000 per 100 gramnya.
***