Mohon tunggu...
Agus Tulastyo
Agus Tulastyo Mohon Tunggu... lainnya -

Praktisi periklanan, Pengamat media, Peneliti. "All Truth passes thru three stages: First, it is ridiculed. Second, it is violently opposed. Third, it is accepted as self-evident." - Arthur Schopenhauer; German Philosopher

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

...to President JOKOWI: JSOC Tuntaskan Mafia Migas

11 November 2014   21:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:04 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14156898761345488642


“Mr President, you only need twelve men against those oil & gas mafioso:

2 Kopasus, 2 Denjaka, 2 Paskhas, 2 Densus 88, 2 Bais, 2 Quick-witted Hacker;

We call this unit “The Dirty Dozen” under the authority of JSOC.

With the one and only special operation mission to’EXTERMINATE the hoodlums WITH NO MERCY’.”

- I Say

Acap kali pergantian pemerintahan selalu saja dihadapkan pada masalah yang sama, dilema kenaikan harga MiGas. Padahal negeri ini sangat kaya dengan minyak dan gas bumi. Jangan pernah percaya apa kata para cecunguk analis baik ekonom dan “ahli perminyakan” yang mengatakan “kandungan MiGas kita terbatas untuk ... tahun, setelah itu habis.” Bohong besar!!! Atau mereka dibayar untuk mengatakan hal itu. Mengapa? karena basis data dari laporan Pertamina dan data resmi yang ada, siapapun bisa, sedangkan Pertamina termasuk sindikasi jaringan global.  Yang pasti tahu adalah negara maju yang memiliki satelit pendeteksi kandungan MiGas di bumi. Jadi pernyataan seperti itu hanya untuk membendung keingintahuan kita terhadap kandungan minyak di negeri sendiri, disisi lain komentar seperti ini juga masuk dalam konspirasi pengendalian harga minyak. Tidak akan pernah ada analis jujur dan berani mengatakan apa adanya terkait dengan kandungan MiGas, seberapa besar hasil lifting yang sudah/akan dilakukan. Jika mereka sodorkan data, tanyakan lebih jauh tentang keberadaan dan validitas data, hapir dipastikan para analis terbata-bata. Apalagi kita menanyakan dan membahas masalah mafia MiGas dalam negeri, pasti jawabannya mencla-mencle. Para analis dinegeri ini hanya dapat dikalahkan oleh Investigative Journalist dan Muckraker. Saat kita menyaksikan diskusi/dialog tentang BBM di televisi harus berhati-hati dan cermat, jika di pandu oleh jusnalis dungu,  hasilnya sang Pundit mendominasi (kemungkinan sudah diseting) untuk membentuk opini. Contoh: semua mengatakan harga MiGas harus naik dengan alasan defisit anggaran dan pengalihan subsidi kesektor produktif, sangat benar, namun inti permasalahan bukan subsidi, tapi mafia MiGas. Harga tidak perlu naik, naikpun tidak sinifikan, sektor produktifpun bisa disubsidi bila para mafia di exterminate.

Keberadaan mafia MiGas di Bumi Pertiwi ini sudah puluhan tahun lamanya sehingga mereka sudah mengakar sampai sedemikian rupa. Bahkan mereka saat ini,  bukan tidak mungkin ada yang sudah menjadi “tokoh politik nasional” atau orang terpandang dengan kekayaannya (bermain di belakang layar; Invisible Hand) dapat membeli siapa dan apa yang ada di negeri ini. Kita tidak perlu benci dan dengki terhadap pengusaha besar atau orang terkaya sekalipun, hanya saja kita harus mengutuk/menghujat/memaki orang yang meraih kekayaan melalui cara tidak wajar, mengorbankan dan mengakibatkan kesengsaraan/kemiskinan bagi rakyat negeri.

Bagai mana dengn media masa menanggapi kenaikan harga BBM...? Presstitute Media bersama-sama Eunuch Journalist, dengan bangga mengkritisi kenaikan harga yang akan diputuskan oleh pemerintah, agar terlihat pro rakyat: GOBSHITE!!!, dan meliput/mendramatisir demo sporadis sekelompok kecil mahasiswa; FRAUD!!!.

Tiga alasan dasar penyebab perilaku Presstitute Media:

1) Dungu, 2) Dungu...Dungu, 3) Dan...amat sangat Dungu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun