Misteri Bu Ana
“Kalau ada asap. Mundur…!”
Demikian teriakan keras seorang wanita paruh baya kepada massa yang berdemo rusuh di depan gedung DPR RI. Wanita yang sedang berjalan perlahan menjauh dari lokasi sambil membawa beberapa botol air mineral ini sempat ditanya apakah anak-anak yang demo tidak kehausan? Bu Ana menjawab bahwa mereka itu masing-masing sudah punya air minum. Keterangan Bu Ana bagi sebagian netizen memberi pesan bahwa demo rusuh itu ada yang membiayai atau paling tidak, ada yang menggerakkan. Lalu netizen kembali menelusuri jejak digital Bu Ana, ternyata dia pula yang berteriak lantang menurunkan Prabowo untuk diganti dengan Anies. Maka logika cocoklogi membuat ada yang berkesimpulan tentang siapa yang berada di belakang layar demo rusuh di DPR kemarin.
Demi memperkuat logika cocoklogi mereka, kembali diputar jejak digital debat Calon Presiden (Capres) 2025 saat Anies dan Ganjar dianggap kompak “merujak” Prabowo. Saat itu Anies bertanya kepada Ganjar berapa nilai yang diberikan kepada Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh Prabowo. Ganjar memberi nilai 5 dari 10, sementara Anies memberi nilai 11 tetapi dari 100. Bagi pendukung Prabowo ini bukan penilaian melainkan penghinaan.
Jejak digital lain dari Anies yang kembali disorot dan ditunjukkan ke netizen saat Anies berjanji tidak akan bersaing di Pilpres jika masih ada Prabowo karena Prabowo yang berjasa dalam mempromosikan dirinya saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Tetapi nyatanya, Anies yang berpasangan dengan Muhaimin mencalonkan diri berhadap-hadapan dengan Prabowo yang berpasangan dengan Gibran. Jadi ada netizen yang lantas mengambil kesimpulan tentang siapa yang berkepentingan di balik demo yang berakhir rusuh kemarin. Pertanyaannya adalah apakah kesimpulan ini karena netizen menemukan benang merah atau sekadar berdasarkan logika cocoklogi?
“Cloning” Jokowi?
Di antara logika yang untuk sementara menurut penulis masih berdasarkan cocoklogi adalah misteri cloning Jokowi. Ada kalangan netizen bahkan pakar yang membuat asumsi bahwa Jokowi yang sekarang merupakan hasil kloning karena Jokowi yang sesungguhnya telah meninggal. Ada beberapa jejak digital yang dianggap memperkuat asumsi ini.
Pertama, saat Bu Iriana tidak mau dirangkul atau digandeng oleh sosok Jokowi saat di bandara. Kedua, saat Gibran menyalami semua tokoh yang hadir dengan menunduk sopan bahkan mencium tangan, beda dengan caranya bersalaman dengan sosok Jokowi yang terkesan ala kadarnya bukan seperti anak dengan ayahnya. Ketiga, ada video beredar yang menyorot sikap biasa-biasa Bu Iriana dan Gibran terhadap Jokowi, sementara cara berjalan Jokowi juga bukan seperti Jokowi yang dikenal selama ini. Terakhir, letak tanda tahi lalat di Jokowi yang sekarang berbeda dengan Jokowi yang selama ini dikenal. Tahi lalat Jokowi yang selama ini dikenal terletak di pelipis kanan atas dekat matanya dan itupun tidak sebesar yang sekarang, sementara Jokowi yang sekarang terletak di pipi kanan bagian tengah atau di bawah matanya. Ukurannya pun lebih besar atau tebal dibanding sebelumnya. Lantas ada yang secara vulgar membuat asumsi bahwa kloning terhadap sosok Jokowi dilakukan demi mengamankan kepentingan sekalangan elit.
Benarkah semua asumsi ini? Ataukah semuanya ini murni berdasarkan cocoklogi? Penulis sendiri sebagai praktisi sejarah tidak berani membuat spekulasi sendiri karena belum menemukan bukti yang bisa menjadi fakta, sehingga untuk sementara masih mengatakan bahwa semua isu terkait beberapa tokoh yang disorot netizen akhir pekan ini masih berdasarkan logika cocoklogi, baik Anies yang disebut berkepentingan di balik demo saat ini ataupun Jokowi yang saat ini disebut sebagai sosok hasil kloning yang didanai oleh sekalangan elit yang punya kepentingan mengamankan aset mereka baik secara ekonomi maupun politis.
Tetapi yang pasti, saat penulis mencoba menelusuri media terpercaya tentang misteri Jokowi, penulis menemukan penjelasan yang merupakan hasil penelusuran media nasional tersebut. Hasilnya Jokowi masih hidup dan masih beraktivitas di Solo. Demikian penulis kutip dari Cek Fakta @TempoVideoChannel.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI