Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kehancuran Harappa dan Mohenjo Daro hingga Akar Konflik India-Pakistan

3 Mei 2025   12:58 Diperbarui: 1 Agustus 2025   17:46 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Letak Kashmir yang disengketakan (Sumber: Kompas.com)

Dikutip dari salah satu video Kompas.com (25/4/2025), India dan Pakistan terancam berperang kembali pasca insiden di Kashmir. Insiden berupa penembakan massal yang menargetkan wisatawan di sebuah resor di Pahalgam, Kashmir pada Selasa (22/4/2025) telah menewaskan 26 orang dan melukai 17 lainnya.

Kini kedua tentara dari kedua negara telah terlibat dalam baku tembak selama tiga malam berturut-turut di wilayah Kashmir yang disengketakan. Insiden ini terjadi setelah Pakistan diduga membantai 26 turis Hindu di wilayah Jammu dan Kashmir. India menuduh Pakistan mendukung aksi "terorisme lintas batas" tersebut. Islamabad membantah terlibat dan menyebut tuduhan India tersebut tidak masuk akal. Polisi India menyebut ada dua warga Pakistan yang terlibat dalam penembakan tersebut. 

Pakistan menjawab tuduhan India dengan sebuah sergapan mematikan terhadap sebuah kelompok teroris yang dideteksi sebagai Taliban Pakistan yang menyusup dari perbatasan Pakistan-Afghanistan. Pada 27 April 2025, militer Pakistan mengklaim berhasil menembak mati 54 militan di dekat bekas benteng Taliban Pakistan di Waziristan Utara setelah mendeteksi pergerakan mereka antara Jumat dan Minggu di perbatasan Pakistan-Afghanistan (tvOnenewscom, 29/4/2025). Melalui serangan ini Pakistan berusaha mematahkan asumsi India bahwa mereka mendukung aksi "terorisme lintas batas" sebab mereka justru melumpuhkan kelompok terorisme.

Kehancuran Peradaban Harappa dan Mohenjo Daro

Harappa terletak di wilayah Punjab (wilayah Pakistan Timur dan India Utara). Punjab di Utara berbatasan dengan Kashmir yang menjadi daerah sengketa India dengan Pakistan. Sementara di Selatan, Punjab berbatasan dengan Sindh (Pakistan). Wilayah Harappa saat ini berjarak sekitar 400 mil (644 km) dari Mohenjo Daro di Barat Daya. Adapun Mohenjo Daro berada di wilayah Sindh (Pakistan). Dengan demikian, wilayah Harappa saat ini sebagian masuk ke wilayah Pakistan dan sebagian lagi India. Berbeda dengan Mohenjo Daro yang memang terletak di wilayah Pakistan.

Lalu apakah temuan terkini tentang kehancuran peradaban Harappa dan Mohenjo Daro? Dr. Nishant Malik dari Institut Teknologi Rochester, New York lebih cenderung menyebut faktor iklim menjadi sebab utama keruntuhan peradaban Harappa. Menurutnya masyarakat peradaban Harappa sering membangun pemukiman dan pusat kota di sepanjang sungai Ghaggar-Hakra yang sangat bergantung pada musim hujan. Saat curah hujan meningkat, pertanian pun meningkat. Masyarakat Harappa berkembang budayanya antara 3.500-1.300 SM. Namun setelah masa itu suhu menjadi lebih dingin dan memengaruhi musim hujan. Curah hujan yang sedikit menyebabkan masyarakat Harappa tidak mampu bertahan hidup hingga mereka memutuskan bermigrasi ke tempat lain. Dr. Malik lalu membantah bahwa peradaban Harappa berakhir karena serangan bangsa Arya. Hanya ada sedikit bukti fisik bahwa peradaban Harappa runtuh karena invasi atau serangan (National Geographic Indonesia).

Pendapat Dr. Malik juga mirip dengan temuan Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) bahwa pada tahun 1800 SM, masyarakat Harappa telah meninggalkan kota-kota mereka, dan pindah ke desa-desa yang lebih kecil di kaki bukit Himalaya. Sebuah studi baru dari WHOI menemukan bukti bahwa perubahan iklim kemungkinan mendorong orang Harappa untuk bermukim jauh dari dataran banjir Indus. Dimulai sekitar tahun 2500 SM, pergeseran suhu dan pola cuaca di lembah Indus menyebabkan hujan monsun musim panas berangsur-angsur mengering, membuat pertanian menjadi sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan di dekat kota Harappa, kata Liviu Giosan, seorang ahli geologi di WHOI dan penulis utama makalah yang diterbitkan pada tanggal 13 November 2018, di jurnal Climate of the Past.

Berbeda dengan Harappa yang peradabannya berakhir karena faktor iklim, mengutip salah satu artikel di Britannica, akhir peradaban Mohenjo Daro berlangsung dramatis karena diserang menjelang pertengahan milenium ke-2 SM. Belum diidentifikasi siapa penyerangnya, yang jelas serangan itu terjadi saat kota itu sudah berada dalam tahap lanjut kemerosotan ekonomi dan sosial sebelum menerima pukulan terakhir. Selain kekerasan, banjir besar telah lebih dari sekali merendam sebagian besar wilayahnya---hal ini juga digambarkan dalam film Mohenjo Daro. Rumah-rumah menjadi semakin buruk konstruksinya dan menunjukkan tanda-tanda kepadatan penduduk. Jadi pukulan terakhir berupa serangan dari luar secara tiba-tiba memperparah kota yang memang sudah sekarat itu.

Pusat peradaban lembah sungai Indus dan sungai Gangga (Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia)
Pusat peradaban lembah sungai Indus dan sungai Gangga (Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia)

Akar Konflik India-Pakistan di Kashmir

Kashmir sudah lama menjadi wilayah sengketa antara India dengan Pakistan dan telah terjadi setidaknya tiga kali peperangan memperebutkan wilayah ini. Kedua negara bersaudara ini juga sudah beberapa kali terlibat perang sejak keduanya berpisah menjadi negara masing-masing sejak tahun 1947. Selain masalah perbatasan, isu terorisme juga memperparah ketegangan di antara kedua negara yang dulunya pernah dipersatukan oleh peradaban lembah sungai Indus (Harappa dan Mohenjo Daro).

Seperti yang dituliskan di bagian sebelumnya, Kashmir berbatasan langsung dengan wilayah Punjab di Utara yang menjadi tempat tumbuhnya peradaban Harappa (India-Pakistan).

Adapun akar konflik India-Pakistan di Kashmir dapat ditelusuri sejak masa kerajaan Jammu dan Kashmir dipimpin oleh Maha Raja Kashmir Hari Singh yang beragama Hindu. Ia memilih bergabung dengan pemerintah India tanpa meminta persetujuan pada rakyat Kashmir yang mayoritas Muslim sebagaimana Pakistan.

Mungkin Hari Singh berpendapat bahwa apa yang dilakukannya tidak bertentangan dengan kesepakatan pemerintah Inggris dengan India dan Pakistan yang telah merdeka. Kesepakatan bahwa kerajaan-kerajaan di wilayah kedua negara tersebut diberi hak memilih India atau Pakistan sepanjang dengan syarat, tetap merdeka.

Demikianlah Hari Singh, Maha Raja terakhir yang berkuasa antara 1925-1961 yang kekuasannya meliputi wilayah kerajaan Jammu dan Kashmir tetap menginginkan Jammu dan Kashmir merdeka. Ia lalu bergabung dengan Dominion of India untuk mendapatkan dukungan dari pasukan India menghadapi serangan dari suku Pusthun dari negara bagian Waziristan dan tentara Pakistan.

Salah satu artikel di website University of Central Arkansas menuliskan bahwa setelah suku Pashtun (Muslim) dari negara tetangga Waziristan, Pakistan menyerbu Jammu dan Kashmir mulai 20 Oktober 1947, Maharaja Hari Singh meminta bantuan militer dari pemerintah India. Pasukan pemerintah Pakistan memberikan dukungan untuk suku Pashtun mulai tanggal 23 Oktober 1947. Maharaja Hari Singh lalu menandatangani Instrumen Aksesi dengan pemerintah India pada tanggal 26 Oktober 1947, dan pasukan India memasuki Jammu dan Kashmir pada tanggal 27 Oktober 1947.

Dewan Keamanan PBB berusaha meredam konflik bersenjata India-Pakistan dengan memediasi perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada tanggal 31 Desember 1948. Sayangnya sekitar 8.000 orang telah tewas, dan sekitar 1,5 juta orang mengungsi selama krisis tersebut.

Maha Raja Hari Singh (Sumber: Kaiserlend Wiki)
Maha Raja Hari Singh (Sumber: Kaiserlend Wiki)

Maha Raja Singh menjadi penguasa yang kontroversial. Ia banyak dipuji di India bahkan diakui sebagai A Visionary Dogra Ruler of Jammu and Kashmir (Seorang Penguasa Dogra yang Visioner di Jammu dan Kashmir). Namun di sisi lain, ia juga dituduh terlibat dalam pembantaian Jammu tahun pada 1947. US Human Right Watch Asia Phsician for Human Rights, International Commission of Jurist, Amnesti Internasional tentang Hak Asasi Manusia telah mendokumentasikan kejahatan tentara India yang mengakibatkan terbunuhnya ribuan rakyat Kashmir.

Dikutip dari Wikipedia, selama Oktober-November 1947 di wilayah Jammu di negara bagian kerajaan Jammu dan Kashmir, banyak Muslim dibantai dan yang lainnya diusir ke Punjab Barat. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh penganut Hindu dan Sikh ekstrimis, dibantu dan didukung oleh pasukan Maharaja Hari Singh. Diperkirakan 20.000--100.000 Muslim dibantai. Selanjutnya, banyak non-Muslim dibantai oleh suku Pakistan, di wilayah Mirpur di Kashmir yang dikelola Pakistan saat ini, dan juga di wilayah Rajouri di divisi Jammu.

Kashmir Region (Sumber: University of Central Arkansas)
Kashmir Region (Sumber: University of Central Arkansas)

Dengan demikian, perang saudara India-Pakistan telah merugikan kedua pihak. Maha Raja Hari Singh meminta bantuan India karena Pakistan dianggap telah melakukan genosida (pembantaian) terhadap rakyat non-Muslim sebagaimana ditulis dalam Times of India, tetapi serangan balasan tentara India juga telah menimbulkan genosida lainnya lagi sebagaimana dipublikasikan oleh Amnesti Internasional. Demikianlah perang sesungguhnya tidak menguntungkan bagi siapapun terutama rakyat di kedua negara yang dulunya dipersatukan dalam peradaban lembah sungai Indus dan kemudian lembah sungai Gangga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun