Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah "Monster" Dardanella yang Merobohkan Tembok Konstantinopel 1453 M

4 Februari 2025   13:09 Diperbarui: 4 Februari 2025   13:09 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi meriam abad ke-15 (Sumber: Roger Crowley)

Gambaran Api Neraka di Bengkel Logam Curah Orban

Hal ini sebagaimana dikutip dari Roger Crowley berdasarkan kesaksian seorang pengelana Usmani bernama Evliya Chlebi. Pengelana ini pernah mengunjungi pabrik meriam dan menyaksikan cara kerja bengkel logam curah abad pertengahan yang sangat berbahaya. Ia menuliskan:

"Pada hari saat meriam akan dicetak, pimpinan proyek beserta tukangnya, serta komandan pasukan artileri, mandor kepala, imam, muazin, dan penjaga waktu, semuanya berkumpul dan menyerukan "Allah, Allah", lalu kayu pun dimasukkan ke dalam tungku. Setelah tungku dipanaskan selama dua puluh empat jam, para tukang dan pemasok bahan menanggalkan seluruh pakaian mereka kecuali cawat, topi aneh yang cuma menutupi seluruh bagian kepala selain bagian mata, dan kain untuk melindungi lengan; karena setelah tungku di panaskan selama 24 jam, tidak seorang pun dapat mendekatinya karena terlalu panas. Karena itulah mereka berpakaian seperti tadi. Siapa pun yang ingin mengetahui bagaimana gambaran api neraka seharusnya menyaksikan proses ini."

Tak Boleh Dilihat Oleh Mata yang Penuh Dosa 

Hal ini juga berdasarkan kesaksian Evliya bahwa proses peleburan logam juga merupakan proses pekerjaan yang penuh takhayul yang mengerikan. Ia menulis:

"Para wazir, mufti, dan syeikh dikumpulkan: hanya empat puluh orang, selain para petugas tungku peleburan yang diizinkan melihat. Sementara yang lain disuruh diam, karena logam ini, ketika sedang dicampur, tidak boleh dilihat mata yang penuh dosa. Para pejabat yang bertanggung jawab meminta para wazir dan syeikh yang duduk di kursi di kejauhan untuk tidak henti-hentinya mengucapkan "Tidak ada daya dan kekuatan selain Allah!" Setelah itu pimpinan pekerjaan memasukkan timah dalam jumlah besar menggunakan alat pegangan dari kayu ke dalam lautan besi kuningan cair tadi, dan kepala tungku berkata kepada Wazir Utama, para wazir, dan syeikh: "Lemparkan koin emas dan perak ke dalam campuran ini sebagai sedekah atas nama iman hakiki!" Tongkat-tongkat sepanjang tiang-tiang kapal digunakan untuk mencampur emas dan perak dengan logam dan segera diganti ketika mulai habis."

Monster yang Sangat Mengerikan

Proses peleburan logam memerlukan waktu selama tiga hari tiga malam untuk menemukan titik lebur yang diinginkan. Setelah itu proses akhir yang akan sangat menentukan, yaitu penuangan cairan logam ke cetakan meriam.

Roger Crowley lalu menuliskan kesaksian Evliya:

"Batas waktu sudah hampir tiba... kepala tungku dan mandor, yang memakai pakaian yang aneh, membuka lubang tungku dengan pencongkel besi sambil mengucapkan 'Allah, Allah!'. Logam cair tadi, yang mulai mengalir, menghasilkan cahaya mengilat di wajah para pekerja yang berjarak beberapa ratus langkah." Logam cair tadi mengalir melewati saluran tanah terlihat seperti sungai lava pijar yang bergerak lambat dan masuk ke dalam mulut cetakan meriam. Para pekerja yang penuh keringat mendorong cairan kental itu dengan tongkat-tongkat kayu panjang untuk menghilangkan gelembung udara. Kalau tidak dihilangkan gelembung itu akan membuat hasil cetakan jadi retak. "Cairan perunggu ini akan mengalir melewati saluran ke dalam cetakan sampai benar-benar terisi penuh, dan akan meluap sedikit di bagian atas. Sampai di sini, proses pencetakan meriam ini sudah selesai." Pasir basah yang diletakkan di sekitar cetakan akan memperlambat proses pendinginan dan, oleh karena itu, akan menghindari risiko retak. Ketika logam ini sudah dingin, laras ini diangkat dengan susah payah dari tanah bagaikan ulat raksasa yang berada dalam kepompong dari tanah liat dan diseret beberapa ekor sapi. Ini merupakan pekerjaan luar biasa."

Crowley lalu menuliskan bahwa yang akhirnya muncul dari bengkel peleburan besi Orban setelah cetakan tadi dibuka dan logamnya dihaluskan dan dipernis adalah "monster yang luar biasa mengerikan". Tabung raksasa ini memancarkan warna redup di bawah matahari musim dingin. Panjangnya dua puluh tujuh kaki. Larasnya sendiri, yang terdiri dari lempengan perunggu setebal delapan inci untuk menambah daya ledaknya, berdiameter sekitar 30 inci. Ukuran itu cukup besar untuk menampung seseorang dengan kaki dan tangannya dan memang dirancang khusus agar bisa menampung batu besar setinggi delapan kaki dengan berat kira-kira setengah ton.

Senjata Psikologis dan Senjata Sesungguhnya

Hal inilah yang diinginkan oleh Sultan Mehmed setelah menyaksikan uji coba "monster" Dardanella. Crowley menuliskan bahwa peluru raksasa yang keluar dari moncong meriam melayang melintasi pedesaan sejauh satu mil sebelum mendarat dan terbenam sedalam enam kaki di atas permukaan tanah yang lembut. Penulis sejarah Yunani, Doukas mencatat bahwa suara letusan ini terdengar sejauh enam mil. Menurutnya, Mehmed sendiri memastikan agar kabar menakutkan itu sampai ke Konstantinopel: meriam ini menjadi senjata psikologis sekaligus senjata sesungguhnya.

Selain "monster" Dardanella, bengkel peleburan besi Orban terus membuat meriam dengan berbagai ukuran. Walaupun tidak ada yang sebesar meriam pertama. Di antara meriam yang dibuat itu ada yang ukurannya lebih dari empat belas kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun