Mohon tunggu...
Agus Tomaros
Agus Tomaros Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Sejarah

Historia Magistra Vitae

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kerusuhan di Prancis: Isu Diskriminasi, Sumpah Khadafi, hingga Revolusi

18 Juli 2023   13:27 Diperbarui: 18 Juli 2023   14:32 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi unjuk rasa pasca penembakan Nahel (Kompas.id)

Khadafi pernah mengingatkan Eropa akan kesulitan dengan imigran dari Timur Tengah dan Afrika jika Libya tidak stabil. 

Ia ingin memberi pesan bahwa kestabilan Libya didukung oleh kepemimpinan dirinya dan jika ia ditumbangkan maka Libya tidak lagi stabil. Itu artinya Eropa akan mengalami masalah imigran jika dirinya ditumbangkan.

Apa yang pernah diingatkan oleh Khadafi dua belas tahun lalu saat mulai terdesak oleh koalisi Barat, kini dialami oleh Prancis. Imigran dari Afrika memang telah menjadi persoalan bagi negara ini. 

Bahkan di jantung kotanya, tepatnya di pinggiran Paris telah terdapat satu kawasan yang warga mudanya sering mengalami bentrok dengan aparat kepolisian. 

Kawasan yang identik dengan keterbelakangan ekonomi ini dihuni oleh sebagian besar warga imigran Afrika. Masalah ekonomi ini lalu menjalar menjadi kerawanan sosial.

Lalu apakah masalah imigran ini terkait dengan tragedi yang tengah dialami Prancis? Itay Lotem, seorang pakar study Prancis di University of Westminster menyatakan bahwa pembunuhan polisi terhadap remaja di salah satu komunitas kurang mampu di pinggiran Paris memicu gelombang kemarahan. 

Ia bahkan menyebut aksi ini sebagai "pembalasan yang hampir baik". Menurutnya, kerusuhan yang menyebar luas di Prancis juga terkait dengan ketimpangan ekonomi dan sosial yang dialami oleh imigran minoritas Afrika di negara ini khususnya di kawasan pinggiran Paris.

Moammar Khadafi (Kompas.com)
Moammar Khadafi (Kompas.com)

Riwayat Protes terhadap Diskriminasi hingga Revolusi

Warga Prancis termasuk masyarakat yang dikenal tidak lelah turun ke jalan menyuarakan apa yang mereka anggap sebagai haknya. Mundur ke belakang, pada Januari 2023, mereka telah turun ke jalan memprotes usia pensiun, demo rompi kuning memprotes kenaikan pajak bahan bakar (2018), dan pada 2005 terjadi kerusuhan yang serupa dengan kerusuhan yang baru-baru ini terjadi. 

Pemicunya pun mirip, yakni tewasnya dua remaja berkulit hitam setelah kendaraan mereka berkejar-kejaran dengan kendaraan aparat kepolisian. Protes massa ketika itu juga disertai dengan kerusuhan yang mengakibatkan ribuan mobil terbakar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun