Mohon tunggu...
Agus Tomaros
Agus Tomaros Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Sejarah

Historia Magistra Vitae

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kerusuhan di Prancis: Isu Diskriminasi, Sumpah Khadafi, hingga Revolusi

18 Juli 2023   13:27 Diperbarui: 18 Juli 2023   14:32 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi unjuk rasa pasca penembakan Nahel (Kompas.id)

Siapa yang tak kenal Paris dengan Menara Eifel-nya yang jadi ikon romantisme Prancis bahkan Eropa?  Hitler saja menyempatkan berfoto di depan Menara Eifel saat pasukan Der Fanzer Jerman berbaris memasuki Paris di era Perang Dunia II. 

Namun sepertinya saat ini Paris tak lagi romantis karena kerusuhan yang telah melanda kotanya. Apa sesungguhnya yang terjadi di negara yang ibukotanya juga berjuluk sebagai kota mode ini?

Kerusuhan Buntut Penembakan Remaja Keturunan Afrika

"France police shooting: Protest spread over killing of Nahel". Demikian salah satu judul berita sebuah media di Eropa. Tidak meragukan lagi bahwa pemicu atau sebab khusus kerusuhan yang berpotensi melumpuhkan beberapa kota di Prancis ini adalah penembakan aparat kepolisian terhadap seorang anak berusia 17 tahun bernama Nahel Merzouk pada Selasa, 27 Juni 2023. 

Nahel adalah remaja keturunan Afrika Utara, lebih tepatnya Aljazair-Maroko. Video yang memperlihatkan insiden penembakan ini beredar di sosial media dan menjadi viral. 

Diketahui kemudian bahwa awalnya Nahel tidak menggubris permintaan polisi untuk menghentikan kendaraannya, hingga mobil mercedez berwarna kuning yang dikendarai Nahel berhenti setelah menabrak trotoar. Ternyata karena usianya masih 17 tahun, anak ini tidak mampu menunjukkan izin berkendara.

Menyusul viralnya peristiwa penembakan terhadap Nahel ini, terjadi gelombang demonstrasi sejak 28 Juni 2023 yang disusul oleh tindakan kerusuhan. 

Pengunjuk rasa bukan hanya merusak kendaraan, fasilitas umum dan bangunan seperti supermarket, bank dan sekolah tetapi juga melakukan penjarahan. Mereka juga berani melawan kepolisian yang berusaha meredam aksi dengan cara melemparkan kembang api. 

Diberitakan 45.000 polisi telah dikerahkan ke seluruh wilayah Prancis karena aksi massa yang semula di kota Paris telah menyebar ke kota-kota lain, termasuk Marseille dan Lyon yang paling menderita dengan kerusuhan dan penjarahan. 

Kerusuhan ini disebut-sebut juga telah melumpuhkan banyak sektor seperti pendidikan, ekonomi dan perkantoran bahkan memicu PHK karena banyaknya kantor yang dibakar massa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun