Mohon tunggu...
Agustinus Waruwu
Agustinus Waruwu Mohon Tunggu... Aktor - Hidup adalah Kesempatan

Aku hidup bukan untuk hidupku sendiri, tetapi Aku hidup untuk Kristus

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar untuk Dipimpin, Besok Menjadi Pemimpin (Keluaran 17:8-16)

4 Maret 2021   19:37 Diperbarui: 4 Maret 2021   19:53 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berdirinya organisasi pasti membutuhkan seorang pemimpin. Terkait dengan pemimpin, maka seorang pemimpin tidak saja menjadi pemimpin dan berbicara sebagai pemimpin, duduk sebagai pemimpin tanpa mengenal diri bahwa tanggung jawab sebagai pemimpin adalah sangat menentukan. 

Revelasi di atas menjelaskan bahwa pemimpin yang sesungguhnya adalah tidak saja mendapatkan kehormatan secara manusia, tetapi seorang pemimpin yang sungguh-sungguh menjadi pemimpin adalah pemimpin yang telah belajar, dimomentori untuk menjadi pemimpin, sebagai pembawa kemenangan, kesuksesan dalam organisasi yang dipimpin.

Dalam Alkitab tercatat seorang pemimpin yang dipersiapkan, diperlengkapi, untuk menjadi pemimpin, dalam melaksanakan kehendak Tuhan bagi bangsa Israel yang dikasihi-Nya yaitu Yosua. Yosua adalah pemimpin bangsa Israel setelah Musa. 

Yosua dalam kepemimpinannya, ia tidak saja diangkat, diteguhkan menjadi pemimpin ditengah-tengah bangsa Israel, tetapi Yosua melalui waktu, ia diproses, dibekali, dididik bersama dengan pemimpin Musa. 

Sebagaimana Yosua sebelum menjadi pemimpin bangsa Israel adalah ia mengikuti pendidikan formal melalui Musa yang bisa menopang, meneguhkan kepemimpinannya kelak untuk memimpin bangsa Israel, maka dapat disaksikan bagaimana pola pembelajaran Yosua dibawah ini, antara lain:

  • Berani mengambil resiko

Dalam Kitab Keluaran 17, menyatakan bagaimana Musa mempercayakan Yosua untuk menjadi bagian terdepan terhadap pasukan tentara Israel melawan Bangsa Amalek. Revelasi ini menjelaskan bahwa Yosua sedang belajar merelakan dirinya bagi banyak orang sekalipun itu adalah kematian yang dihadapi. Keberanian Yosua merupakan tanda bahwa ia dapat dimentor di dalam situasi apa pun. Kebenaran ini menegaskan bahwa setiap pemimpin ia harus merelakan hidupnya, berkorban bagi orang lain untuk mendatangkan kemenangan dan kesuksesan. 

Kesulitan terbesar bagi seorang pemimpin adalah apabila ia tidak bisa mempertaruhkan nyawanya dengan seutuhnya bagi orang lain. Jikalau kedudukan, kehormatan yang dikejar oleh seorang pemimpin, maka pemimpin itu sendiri akan mematikan diri sendiri dan korbannya adalah banyak orang. Yosua adalah seorang pembelajar yang memiliki tekat untuk belajar sebagai pemimpin dan bukan untuk pemimpin yang hanya mengejar kedudukan atau jabatan sebagai pemimpin. 

Yosua yang sedang dibentuk bagaimana strategi seorang pemimpin menghadapi setiap masalah, tatkala ia sungguh melakukannya dengan kerelaan dan kerendahan hati dibawah pimpinan sang pemimpin yaitu Musa sebagai Wakil Tuhan Allah. 

Kapasitas seorang pemimpin adalah memiliki kualitas dalam menyelesaikan setiap masalah yang sedang terjadi, sehingga tidak menjadi tembok pembatas dalam menjalankan roda kepemimpinan itu sendiri. Disini terlihat jelas bahwa Yosua sangat mengembangkan diri dalam mengkolaborasi sesuatu bersama tentara Israel lainnya.  

  • Berani Melakukan Tanpa Dipaksakan

Yosua sebagai kepala Prajurit Israel yang dipercayakan oleh Musa, tatkala dengan kerelaan hatinya tanpa terpaksa karena mandat, ia menuruti dan melakukan perintah tersebut. Kebenaran ini menjelaskan bahwa Yosua terbiasa mengikuti perintah Sang Pemimpin yaitu Musa sebagai Wakil Tuhan ditengah-tengah bangsa Israel. Olehnya Ia sangat peka dengan setiap yang diperintahkan. 

Revelasi ini menegaskan bahwa Yosua sebagai sang pembelajar, membuka hati untuk mengikuti suatu perintah, yang olehnya melalui perintah yang dikerjakannya itu, menjadi salah satu bagian dari hidupnya kelak untuk mengikuti setiap perintah yang dimandatkan oleh Tuhan Allah. 

Demikianlah Yosua belajar melakukan suatu perintah tanpa membantah, tanpa melawan dan melihat resiko atas perintah itu. Pemimpin yang sesungguhnya adalah belajar untuk mendengar juga terbuka atas setiap perintah yang dimandatkan terhadap dirinya serta melakukannya dengan ketulusan hati. 

Dengan keterbukaan hati, nilai seorang pemimpin akan semakin terlihat jelas apabila ia melakukannya melalui tanda; rasa menerima, rasa hormat dengan Sang yang memerintah.

  • Berani Untuk Menang

Kemenangan berbicara tentang prestasi yang memberi nilai dalam setiap proses pertandingan. Disini dijelaskan bahwa Yosua sebagai kepala Pasukan tentara Israel memberi nilai yang memuaskan dalam suatu pertandingan atau pertempuran, pada waktu menghadapi musuh yaitu orang Amalek. Tautologi ini menegaskan bahwa Yosua beserta Pasukan tentara Israel bersama-sama menyukseskan, memenangkan untuk kemenangan bersama. 

Untuk mengeksplorasi keberhasilan Yosua bersama tentara Israel dibawah kepemimpinan Musa, maka dapat dijelaskan bahwa melalui kebersamaan juga keteguhan hati para tentara Israel, membawa nilai kemenangan bagi bangsanya, sekaligus memperlengkapi diri Yosua sebagai pemimpin dalam membentuk strategis, juga ketahanan mental menangani kasus yang tidak dapat dielakan.

Kesimpulan

Berdasarkan cara pendidikan Yosua dalam mempersiapkan diri sebagai pemimpin bangsa Israel setelah Musa, maka Yosua memberi keteladan untuk berani menyerahkan nyawanya bagi orang lain. Demikian juga sebagai pemimpin masa kini, hendaknya memiliki prinsip hidup yang jelas dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin yang rela mengorbankan hidupnya bagi orang lain, supaya melalui pengorbanan, pemimpin memiliki dampak bagi orang lain untuk ikut serta terlibat didalamnya demi mewujudkan keberhasilan itu sendiri.

Yosua bukan saja merelakan hidupnya untuk berperang bersama tentara Israel lainnya, tetapi ia sungguh mendengar dan melakukan yang hendak diperintahkan Musa kepadanya. Supaya olehnya Yosua dapat belajar bagaimana hidup dibawah kepemimpinan, dan apa yang menjadi batas kewenangan seorang pemimpin dalam memerintahkan suatu perintah terhadap bawahan. 

Revelasi ini meneguhkan bahwa Yosua belajar untuk mendengar melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab sebagai utusan pemimpin pasukan tentara Israel. Demikian juga sebagai generasi pemimpin masa kini, seharusnya belajar untuk mendengar juga melaksanakan setiap tanggung jawab, olehnya dapat menilai potensi serta mengembangkan potensi tersebut dalam waktu yang tersedia.

Sebagaimana pendidikan Yosua dibawah kepemimpinan Musa, maka Yosua dengan keteguhan hati kepada Tuhan, ia melaksanakan tanggung jawab yang tidak bisa dihindari, Yosua memiliki tekat untuk memenangkan pertempuran tersebut untuk menjadi kemenangan bersama dalam mewujudkan, mencapai suatu kehidupan yang lebih baik. Demikian juga sebagai pemimpin Kristen, harus memiliki satu komitmen yang pasti yaitu melaksanakan suatu tanggung jawab serta menang/sukses dalam tugas yang melibatkan orang lain adalah suatu kesukseasan yang bukan saja untuk kemenangan diri sendiri, tetapi kesuksesan bersama untuk kemenangan bersama, olehnya hidup dalam sukacita dan Tuhan selalu dipermuliakan. Salam Sukses menjadi Pemimpin...!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun