Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Jokowi adalah Bukti Optimisme Rakyat Biasa dan Takdir Ilahi

18 April 2019   18:29 Diperbarui: 18 April 2019   19:13 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dengan kemenangan dalam kontestasi Pilpres 2019, meskipun baru melalui sistem Hitung Cepat (Quick Count), Jokowi kembali membangkitkan optimistis masyarakat biasa/sipil untuk menjadi seorang presiden, kepala negara, dan kepala pemerintahan.

Jokowi hanyalah rakyat biasa-biasa saja. Jokowi :
1. Bukan jenderal atau kalangan militer berpangkat tinggi.
2. Bukan ketua partai.
3. Bukan kader partai (tidak pernah menjadi wakil rakyat) atau politisi Senayan.
4. Bukan anak bangsawan/keturunan raja-raja.
5. Bukan keturunan tokoh agama atau budayawan terkenal.
6. Bukan keturunan konglomerat, atau dari golongan kaya raya.
7. Bukan inteletual ber-IQ tinggi, semisal 200.
8 Bukan mantan pelajar/mahasiswa yang berprestasi, juara olimpiade ilmu pengetahuan, dll.

Jokowi memberi bukti bahwa takdir manusia itu nyata. Takdir sebagai pemenang, pemimpin, apalagi kepala negara/pemerintahan, yaitu :
1. Wali Kota.(2 kali)
2. Gubernur.(1 kali)
3. Presiden (2 kali)

Dan negara Indonesia berpenduduk mayoritas Muslim pun menjadi bagian penting dalam takdir itu. Jokowi hanya melakukan apa yang semestinya dilakukan, apalagi untuk Indonesia yang luas ini.

Sekali lagi, Jokowi adalah rakyat biasa yang telah membuktikan bahwa takdir tidak bisa dicurangi, dibatalkan dengan fitnah, dan seterusnya. Rakyat biasa-biasa saja pun bisa menjadi presiden Republik Indonesia. Biarkan anak-anak bercita setinggi-tingginya, termasuk menjadi presiden.

Salam NKRI!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun