Dengan kemenangan dalam kontestasi Pilpres 2019, meskipun baru melalui sistem Hitung Cepat (Quick Count), Jokowi kembali membangkitkan optimistis masyarakat biasa/sipil untuk menjadi seorang presiden, kepala negara, dan kepala pemerintahan.
Jokowi hanyalah rakyat biasa-biasa saja. Jokowi :
1. Bukan jenderal atau kalangan militer berpangkat tinggi.
2. Bukan ketua partai.
3. Bukan kader partai (tidak pernah menjadi wakil rakyat) atau politisi Senayan.
4. Bukan anak bangsawan/keturunan raja-raja.
5. Bukan keturunan tokoh agama atau budayawan terkenal.
6. Bukan keturunan konglomerat, atau dari golongan kaya raya.
7. Bukan inteletual ber-IQ tinggi, semisal 200.
8 Bukan mantan pelajar/mahasiswa yang berprestasi, juara olimpiade ilmu pengetahuan, dll.
Jokowi memberi bukti bahwa takdir manusia itu nyata. Takdir sebagai pemenang, pemimpin, apalagi kepala negara/pemerintahan, yaitu :
1. Wali Kota.(2 kali)
2. Gubernur.(1 kali)
3. Presiden (2 kali)
Dan negara Indonesia berpenduduk mayoritas Muslim pun menjadi bagian penting dalam takdir itu. Jokowi hanya melakukan apa yang semestinya dilakukan, apalagi untuk Indonesia yang luas ini.
Sekali lagi, Jokowi adalah rakyat biasa yang telah membuktikan bahwa takdir tidak bisa dicurangi, dibatalkan dengan fitnah, dan seterusnya. Rakyat biasa-biasa saja pun bisa menjadi presiden Republik Indonesia. Biarkan anak-anak bercita setinggi-tingginya, termasuk menjadi presiden.
Salam NKRI!