Kata depan (preposisi) itu, biasanya, untuk "di". Misalnya, "di depan", "di rumah", "di Balikpapan", dan seterusnya. Sedangkan kata sifat, biasanya, untuk "ter-" yang berarti "paling" atau "dalam kondisi/keadaan". Untuk arti "paling", misalnya "tercantik", "terindah", "terbaik", dan seterusnya. Untuk arti "dalam kondisi/keadaan", misalnya "terikat", "tertutup", "teraniaya", dan seterusnya.
Pada puisi karya FZ, prefiks "di-" dan "ter-", jelas berbeda arti. Umumnya, makna "di-" merupakan kata kerja pasif yang "sengaja", dan ada kata "oleh" serta "pelaku"-nya . Misalnya "Puisi yang ditukar oleh Oji dengan sekarung beras".
Sementara kata "tertukar" cenderung merupakan kata kerja pasif yang "tidak sengaja". Misalnya "kopernya tertukar dengan koper penumpang lainnya", "kutangnya tertukar dengan kutang orang lain di asrama", dan lain-lain.
Ya, prefiks "di-" pada judul puisi FZ cenderung menampilkan faktor "sengaja" atau "kesengajaan". Kalau diubah menjadi "ter-" dalam beberapa artikel, maknanya justru "tidak sengaja". Tentu saja, antara "sengaja" dan "tidak sengaja" merupakan dua hal yang berbeda, bukan?
Apa? Bukan? Berarti pemahaman saya yang keliru. Aduhai! Mohon maaf dan kritik atas kekeliruan saya. Maklumlah, sekali lagi, saya arsitek yang suka menggambar kartun, sehingga mudah keliru dalam penulisan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
*******
Balikpapan, 12 Februari 2019