Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aksi Solidaritas Kemanusiaan dan Provinsi Peti Mati

20 Desember 2018   06:03 Diperbarui: 20 Desember 2018   10:32 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam Kamis, 19/12, hujan tidak turun. Ada kegiatan persiapan suatu hajatan di halaman Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT). Besok, 20/12, ada acara perayaan ulang tahun ke-60 NTT.

Malam memang tidak hujan. Siang pun sama. Di Kota Kupang hujan masih senin-kamis alias jarang, meski terhitung musim hujan. Hujan seakan sedang dibawa musim kampanye.

Entah karena apalah, tanpa hujan justru kesempatan untuk memeriahkan acara. Sejak malam kemarin beberapa orang muda sibuk menyiapkan sebuah hajatan tersendiri untuk nanti malam di depan kantor gubernur. Lucunya, tempat persiapan itu berada di seberang rumah gubernur sekarang (periode 2018-2023).  

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Pada siangnya mereka masih melanjutkan persiapan. Malam nanti, pkl. 7, semua persiapan akan dipakai untuk hajatan tersendiri di depan kantor gubernur. Maka, siang itu mereka serius untuk menyelesaikan persiapan di depan Perpustakaan El Tari.

dokri
dokri
Malam Refleksi 60 Tahun NTT

img-4661-jpg-5c1aca3b6ddcae1b98202863.jpg
img-4661-jpg-5c1aca3b6ddcae1b98202863.jpg
Sebuah peti mati berwarna hitam. Foto-foto aksi usang bertema kemanusiaan yang belum juga terselesaikan selama bertahun-tahun. Poster-poster yang menggugah dan menggugat. 100 batu menerakan nama korban-korban perdagangan manusia yang pulang tanpa nyawa. Semua terpajang berdekatan dengan nama kantor gubernur.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Pada malam itu lalu lintas kendaraan di depan kantor gubernur sedang ramai. Ada polisi lalu lintas yang turut berjaga-jaga untuk mengantisipasi situasi lalu lintas agar kegiatan tetap lancar. Selain itu, tentunya, beberapa aparat intelejen.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Seorang petugas dari Satpol Pamong Praja sempat mendatangi panitia untuk menanyakan perihal izin penyelenggaraan kegiatan. Wajar karena tempat kegiatan berada tepat di depan kantor gubernur. Tidak perlu banyak waktu dalam obrolan, perihal izin pun sebenarnya sudah diselesaikan oleh panitia pada waktu-waktu sebelumnya.

dokpri
dokpri
"Malam Refleksi 60 Tahun NTT", begitu judul kegiatan Forum Solidaritas Kemanusiaan untuk NTT. Ya, 20 Desember merupakan hari ulang tahun NTT.

Adapun tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk membangkitkan kesadaran bagi para pihak terkait, yakni masyarakat, lembaga agama, dan pemerintah terhadap persoalan krusial di NTT hari ini hingga mampu menciptakan perubahan dan kesejahteraan bagi NTT.

Bentuk kegiatannya ialah doa lintas iman, refleksi, pembacaan puisi, menyanyikan lagu-lagu terkait, membajar lilin, dan menabur bunga di batu-batu yang tertera nama korban perdagangan orang (human trafficking).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun