Judul tulisan ini terkesan galak dan intimidatif, ya? Bernuansa sangat serius dan mengindikasikan sebuah artikel yang panjang penuh data sejarah. Hehehe ...Â
Percayalah. Sebetulnya saya sama sekali tidak bermaksud galak dan mengintimidasi. Tak juga bermaksud bikin tulisan panjang. Kalau perkara nuansa sangat seriusnya sih, memang iya.Â
Begitulah adanya. Tujuan saya menuliskan artikel ini memang sangat serius. Terpantik dari kerisihan tahunan, yakni kerisihan saya terhadap kesalahpahaman (ataupun sekadar kesalahucapan) sebagian orang manakala tanggal 1 Juni atau 1 Oktober tiba.Â
Betapa tidak risih? Saat tanggal 1 Juni mengucapkan 'Selamat Hari Kesaktian Pancasila'. Saat tanggal 1 Oktober mengucapkan 'Selamat Hari Lahir Pancasila'.
Mestinya tiap orang Indonesia mampu membedakannya secara automatis dan mudah. Semasa sekolah 'kan ada mata pelajaran yang membahas tentang hal itu. Tentang Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila.
Hari Lahir Pancasila merupakan penanda momentum lahirnya gagasan awal Pancasila. Yakni yang tersurat dalam pidato Bung Karno di hadapan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pidato penting tersebut disampaikan pada tanggal 1 Juni 1945.
Sementara Hari Kesaktian Pancasila, yaitu tanggal 1 Oktober, diperingati untuk mengenang sikap keteguhan dalam mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa; sekaligus penghormatan kepada para Pahlawan Revolusi yang gugur dalam menghadapi G 30 S/PKI pada tahun 1965.
Nah, 'kan? Tahunnya saja berlainan. Berselang jauh. Jadi, tolonglah. Mulai sekarang jangan terbolak-balik lagi antara Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila.Â
Kiranya sampai di sini sudah jelas 'kan kalau hari ini bukan Hari Lahir Pancasila? Semoga.
Selamat Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2025!