Saya akui bahwa saya bukan tergolong manusia pejuang. Cenderung tak punya motivasi untuk mewujudkan sebuah mimpi. Bahkan rasanya, saya tak pernah memeluk sebuah mimpi berlama-lama.Â
Akan tetapi, topik pilihan One in A Million Moment membuat saya teringat sesuatu. Teringat kalau ternyata saya pernah memeluk erat sebuah impian, yaitu impian untuk menaiki excavator.
Saya tidak pernah bercita-cita menjadi sarjana teknik sipil. Tidak pernah pula ingin menjadi mandor proyek ataupun operator alat berat. Namun gara-gara memandangi excavator yang untuk berpraktik di sekolah anak, saya menjadi jatuh cinta berat kepada alat berat itu.
Makin terobsesi setelah melewati beberapa excavator yang sedang beroperasi, saat saya dan rombongan CLICK Kompasiana mencari jalan pintas menuju sebuah masjid keren di Solo. Luar biasa 'kan?
Sejak saat itulah saya kerap membayangkan jadi operator excavator. Minimal bisa duduk di ruang kemudinya. Makin lama keinginan tersebut makin kuat.Â
Kurang beruntungnya, saya tak punya kenalan yang sekiranya bisa membantu mewujudkan impian absurd tersebut. Namun di sisi lain, saya tak berencana sedikit pun untuk menanggalkannya.Â
Hingga suatu pagi saya janjian beli lopis Sor Waru dengan seorang teman. Sesampai lokasi, di bawah pohon waru (Sor Waru) sama sekali tak ada orang. Adanya reruntuhan bangunan. Ternyata lokasi Sor Waru beserta sederetan bangunan di sekitar situ telah roboh. Tepatnya dirobohkan.Â
Biasalah. Terjadi penggusuran yang dilakukan atas nama pembangunan alias proyek revitalisasi.Â
Tentu saja kami sedih kehilangan jejak simbah penjual lopis Sor Waru. Tak ada satu orang pun di situ sehingga bisa ditanyai.