Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

"Rindu Muhammadku" yang Petjah di VT-VT Tentang Perang Takjil

26 Maret 2024   23:32 Diperbarui: 26 Maret 2024   23:49 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture Cover Youtube Haddad Alwi

 

Siapa yang cinta pada Nabi-Nya
Pasti bahagia dalam hidupnya

Muhammadku, Muhammadku,
dengarlah seruanku
Aku rindu, aku rindu
padamu Muhammadku

Kau ajarkan hidup ini
Untuk saling mengasihi
Kutanamkan dalam hati
Kuamalkan sejak dini

Sejak jelang Ramadan 2024 sampai sekarang, benak saya dipenuhi lagu "Rindu Muhammadku". Tanpa ampun, pagi siang malam iramanya terngiang-ngiang jelas di telinga. Terkhusus yang versi aslinya.

Lagu religi tersebut betul-betul menjadi soundtrack hidup saya saat ini. Saya bahkan sedang berusaha menghafal liriknya yang aduhai panjang. Sudah tak terhitung lagi berapa kali saya memutar ulang videonya.

Tekad saya bulat. Saya harus hafal dan paham isi dari lagu ini. Pokoknya menyala sekali semangat saya untuk menghafal. Termasuk menghafal bagian rap berikut ini.

Kau yang mengaku cinta kepada Nabimu
Kau yang mengaku merindukan Nabimu
Jika kau benar-benar cinta dan rindu kepada Muhammad Nabimu, buktikan!

Taati perintahnya, tinggalkan larangannya, teladani  akhlaknya!

Niscaya kelak kau akan berjumpa dengan Rasulullah

Niscaya kelak kau akan berkumpul dengan Rasulullah

Khusus pada bagian dua bait di atas, saya mengalami sedikit kesusahan. Bukan dalam proses menghafalnya, melainkan dalam melantunkannya dengan gaya rapper. Yup! Lirik bagian situ memang dilantunkan dengan gaya nge-rap. Apa boleh buat? Setelan dasar saya memang tak mahir bersenandung.

Itulah sebabnya saya angkat topi untuk seorang gadis gen Z yang piawai betul melantunkan bagian rap tersebut. Bukan main. Dia yang nonis (bukan muslim) bahkan hafal juga seluruh lirik "Rindu Muhammadku".

Saya tidak kenal gadis itu. Kebetulan saja VT-nya yang sedang in action membawakan "Rindu Muhammadku" lewat di linimasa Tiktok. Menyelip di antara sekian banyak VT tentang Perang Takjil (Takjil War) yang 95 %-nya mempergunakan lagu "Rindu Muhammadku" sebagai soundtrack. Sementara pengunggahnya pun tak semua muslim.

Tentu saja saya tertampar kenyataan. Teman-teman milenial dan gen Z yang nonis saja hafal lirik panjang lagu religi tersebut. Mereka suka iramanya dan mampu menyanyikannya dengan baik. Jadi mestinya, saya yang muslim sejak lahir tidak kalah dari mereka.

Iya, iya. Saya mengakui. Gara-gara merekalah saya terngiang-ngiang "Rindu Muhammadku". Plus terinspirasi uuntuk menghafal liriknya. Saya tidak mau kalah, dong

***

Lagu "Rindu Muhammadku" dirilis Haddad Alwi pada tahun 2010. Terpantik oleh keprihatinan beliau terhadap ketiadaan lagu untuk anak-anak tatkala itu. Lebih dari sekadar merasa prihatin, beliau melahirkan karya sebagai solusi.

Perlu diketahui, "Rindu Muhammadku" menjadi lagu religi terfavorit 14 tahun silam. Pada Ramadan 2023 kembali viral. Kemudian kian melejit di Tiktok pada tahun 2024 sebab menjadi soundtrack video-video tentang Perang Takjil.

Tak terbantahkan. Lagu "Rindu Muhammadku" memang berdampak positif yang besar. Dahsyat. Liriknya mengajak kita mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW. Iramanya asyik, bahkan ada nge-rap-nya juga. Haddad Alwi memang mengajak rapper Bandung, Ebith Beat A, untuk bekerja sama.

Begitulah adanya. Pokoknya satu kata, KEREN. Tanpa ragu-ragu sedikit pun, sekali lagi saya tegaskan bahwa lagu religi paling petjah di ruang ingatan saya saat ini adalah ... "Rindu Muhammadku"!

Muhammadku, Muhammadku,
dengarlah seruanku
Aku rindu, aku rindu
padamu Muhammadku


Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun