Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menikmati Nasi Gandul Lebaran 2023 "Ditunggui" Pak Ganjar

6 Mei 2023   15:57 Diperbarui: 6 Mei 2023   16:09 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***
Keesokan harinya selepas Subuh kami berangkat. Karena masih pagi, lalu lintas belum padat. Terlebih saat mulai keluar dari wilayah DIY. Jalanan terasa kian lengang. Namun, kadangkala terdengar takbiran. Tampaknya orang-orang sedang bersiap melaksanakan Shalat Idulfitri.

Ketika jarum jam bergerak dari pukul setengah tujuh, sesekali terlihat rombongan-rombongan yang hendak shalat. Ada pula yang sendirian atau berdua saja. Semua berjalan kaki.

Begitulah adanya. Karena sebagian besar orang Shalat Idulfitri, otomatis jalanan sepi. Perjalanan pun jauh lebih cepat. Kurang dari pukul sepuluh saya sudah duduk manis di salah satu warung nasi gandul di kawasan Puri, Pati. Untuk sarapan!

Dari Yogyakarta ke Pati dan sarapannya di Pati? Ahaiii. Tentu niatannya tidak seperti itu. Sejak di Semarang sudah cari-cari tempat makan yang buka, tetapi ketemunya di Pati.

Bisa dimaklumi, sih. Bukankah di wilayah situ baru tanggal 1 Syawal? Jadi, ada yang memang tutup atau bukanya setelah Shalat Idulfitri.

Mungkin Anda bertanya-tanya, sudah sampai Pati kok tidak langsung ke rumah orang tua? Di sana 'kan malah bisa menikmati ketupat Lebaran?


O, tidak bisa begitu. Tradisi kupatan (ketupat Lebaran) di kampung halaman saya dimulai pada tanggal 7 Syawal. Setelah orang-orang menunaikan ibadah puasa Syawal. Sebutannya riyaya kecil.

Dengan demikian, lagi-lagi tak ada ketupat Lebaran bagi saya. Sebab pada Lebaran 2023 ini, saya pun sudah harus balik ke Yogyakarta sebelum musim ketupat tiba.

Tak jadi soal. Malah punya alasan kuat untuk jajan kuliner khas Pati, yaitu nasi gandul. Bonusnya bertemu Pak Ganjar Pranowo dalam bentuk foto.

Foto beliau dipasang di dinding belakang saya duduk. Saya pun minta dipotret oleh adik.  Kebetulan dia duduk berseberangan dengan saya. Tujuannya mau pamer di sosmed, kemudian diberi narasi "makan ditunggui Pak Ganjar". Hahaha!

Hasilnya? Malah yang dipotret foto Pak Ganjar saja. Tanpa saya. Payah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun