Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengakhiri 2022-Mengawali 2023 bersama DAGADU Walking Tour

4 Januari 2023   22:27 Diperbarui: 4 Januari 2023   22:42 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plus sedikit bercerita tentang Museum Benteng Vredeburg, yang dulunya saat awal berdiri bernama Benteng Rustenburg. Pengubahan nama dilakukan setelah benteng dipugar selepas terjadi gempa besar tahun 1867.

Kami kemudian sedikit bergeser ke timur. Tujuannya mengamati bagian timur bangunan Kantor Pos Besar dan Gedung Bank Indonesia.

Selanjutnya, dari perempatan kami menyeberang ke utara. Menuju bangunan menara di selatan Pasar Beringharjo. Yang di puncaknya ada sirene. Story teller menginformasikan bahwa bunyi dari sirene itulah yang membuat tanda berbuka puasa di Yogyakarta khas.

Di atas itu (Dokpri Agustina)
Di atas itu (Dokpri Agustina)

Hmm. Setahu saya, awalnya bunyi sirene tersebut merupakan pertanda adanya serangan Belanda. Bukan an sich sebagai tanda berbuka puasa. Hanya saja, seingat saya kok story teller tidak menceritakannya? Mungkin kelupaan. Untunglah dia tidak lupa menginformasikan bahwa tidak cuma ada satu sirene di seantero kota.

Selanjutnya kami diajak menyeberang ke barat jalan. Di trotoar depan Hamzah Batik. Kondisi di situ sangat gaduh. Wisatawan berjubel menonton pertunjukan seni yang digelar Hamzah Batik.

Orang berjubel, suara musik pengiring tarian mendominasi. Ya ampuuun. Saya bahkan tidak tahu di situ story teller mengisahkan apa. Atau, memang sesungguhnya tidak mengisahkan apa-apa?

Dari situ kami bergerak ke selatan. Berhenti sebentar di depan GPIB Marga Mulya Yogyakarta, foto-foto di seputaran Ngejaman, serta mengadakan kuis di depan Gedung Agung dan di seputaran Monumen Batik.

Kemudian kami menyeberang jalan, menuju selatan. Tiba di pojokan jalan depan Gedung BNI '46, story teller lagi-lagi mengajak berfoto dulu. Plus sedikit berkisah tentang masa lalu Gedung BNI '46 itu.

Lalu? Lanjut ke selatan lagi, dong. Balik ke altara. Ujungnya DAGADU Walking Tour edisi awal tahun 2023 sah diakhiri saat kami tiba kembali di gerai DAGADU Alun-alun Utara.

Huft! Sayang sekali kisah yang diinformasikan terkait semua spot yang kami singgahi sangat minimalis. Terasa tidak sebanding dengan jarak yang tertempuh. Sementara di sepanjang jalan yang kami lewati, banyak sekali spot menarik-bersejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun