"Kaus sudah jadi. Bagus lho, bordirannya."
Seorang teman mengirim pesan melalui DM grup kami di Instagram. Pesan tersebut disertai foto kaus yang telah ada bordirannya.
Seminggu sebelumnya kami memang membeli kaus oblong polos berbagai warna. Kemudian kaus-kaus tersebut kami bawa ke tukang bordir.
Motif bordiran yang kami minta simpel saja. Hanya berupa tulisan #purapurajogging seperti yang tampak pada foto berikut.
Amboi! Walaupun berdesain simpel, kaus-kaus itu valid manisnya. Pasti bagus kalau dikenakan oleh perempuan-perempuan manis dinamis seperti kami. Terlebih kalau untuk berfoto bersama, baik ketika #purapurajogging dalam rangka mendampingi wisatawan maupun tanpa wisatawan.
Mungkin Anda sekalian kepo dengan tagar #purapurajogging yang sedari tadi saya tuliskan. Kok pura-pura jogging? Mengapa tidak jogging sungguhan sekalian?
Bagaimana, ya? Kalau faktanya apa yang kami lakukan hanya mengandung 49,5 % olahraga, berarti mesti dilabeli pura-pura 'kan? Tanpa pelabelan itu, kami takut bikin khalayak salah paham. Bisa-bisa mereka mengira bahwa kami adalah olahragawan sejati.
Kegiatan kami memang berlangsung pagi-pagi. Bersamaan dengan waktu orang-orang jogging pada umumnya. Sama-sama mengandalkan fisik yang sehat. Kalau sedang ada yang sakit, kami pun tidak menjadwalkan #purapurajogging.
Sampai di sini aktivitas kami itu seperti tak ada bedanya dengan mereka yang sungguhan jogging. Namun, mari tengoklah tujuan aktivitas masing-masing.
Orang-orang yang jogging secara baik dan benar pastilah cari sehat. Ingin menambah kebugaran tubuh. Sementara kami yang #purapurajogging bertujuan cari spot-spot menarik demi menambah koleksi foto dan video.