Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perayaan Imlek 2022 di Yogyakarta: Menyambut Tahun Macan Air dalam Sunyi

1 Februari 2022   19:00 Diperbarui: 1 Februari 2022   19:02 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin sore saya dan seorang teman berangkat dengan antusias ke Kampung Ketandan, Malioboro, Yogyakarta. Tujuannya berburu foto dengan tema perayaan Imlek 2022 di Yogyakarta. Ekspektasi kami, kawasan pecinan tersebut bersolek cantik dengan pernak-pernik khas Imlek.

Karena berencana memarkir sepeda motor di Jalan Beskalan, kami (dari Gerjen) menyusuri rute yang melewati Balai RW Ngupasan. Saat kami lewat, ada satu grup barongsai beserta perlengkapannya sedang bersiap menaiki truk kecil. Entah untuk tampil di mana.

Peristiwa kecil tersebut membuat kami makin antusias. Dalam teater pikiran kami, pasti bakalan ada yang seru-seru juga di Kampung Ketandan. 

Singkat cerita, setelah memarkir kendaraan kami berjalan kaki menyusuri Jalan Beskalan yang ramai. Setiba di Jalan Malioboro keramaian pun kian meningkat. Seram. Sepertinya orang-orang lupa dengan eksistensi Omicron. 

Rasa seram itu pun memacu langkah untuk bergegas ke seberang jalan. Segera memasuki gang kawasan Ketandan. Namun, apes. Kendaraan yang memenuhi jalanan seolah-olah enggan memberikan kesempatan untuk menyeberang. 

"Lho? Kok enggak ada lampion-lampion, ya? Biasanya kalau Imlek 'kan dipasang banyak lampion di situ?" Celetuk saya ketika pandangan mata ini terlempar ke atas. 

Serta-merta teman saya menengadah, lalu berkata, "O, iya. Gapuranya juga biasa saja. Tidak diberi hiasan apa-apa."

"Lhah terus? Kita mau ngapain sekarang? Kalau yang hendak dipotret enggak ada?"

"Jangan langsung menyerah. Ingat kata D'Massive. Jangan menyerah, jangan menyeraaah. Siapa tahu di dalam Ketandan sana ada lampion atau pernak-pernik lain?" 

"Baiklaaah, tapi aku pesimis." Saya menyahut dengan cengengesan.

Sembari ketawa-ketawa geli, akhirnya kami tiba di seberang dengan selamat. Tentu langsung memasuki gang agar terbebas dari kerumunan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun