Mohon tunggu...
AGUSTINA ATIAI HAWINI
AGUSTINA ATIAI HAWINI Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas lambung Mangkurat

Saya adalah mahasiswa angkatan 2025 universitas Lambung Mangkurat, Saya dari prodi Geografi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

persepsi masyarakat kecamatan banjarmasin selatan mengenai lahan basah di sekitarnya

14 Oktober 2025   12:12 Diperbarui: 14 Oktober 2025   12:12 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
narsum 1, umur 52 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga

narsum ke 2, umur 37 tahun, pekerjaan pegawai swasta
narsum ke 2, umur 37 tahun, pekerjaan pegawai swasta

narsum ke 3, umur 62 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga
narsum ke 3, umur 62 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga

narsum ke 4, pekerjaan pegawai negri, umur 52 tahun
narsum ke 4, pekerjaan pegawai negri, umur 52 tahun

narsum ke 5, umur 47 tahun, pekerjaan ibu ruamh tangga
narsum ke 5, umur 47 tahun, pekerjaan ibu ruamh tangga

Lahan basah merupakan ekosistem unik yang meliputi rawa, mangrove, danau, dan gambut. Ekosistem ini menyimpan keanekaragaman hayati tinggi serta berperan penting dalam mengatur siklus air dan iklim. Namun, konversi lahan menjadi permukiman dan pertanian menyebabkan degradasi serius. lahan basah juga mempunyai fungsi sebagai penahan banjir, penyimpan karbon, habitat satwa air.

Lahan basah berfungsi sebagai "paru-paru bumi kedua" karena mampu menyerap karbon dalam jumlah besar, terutama ekosistem gambut. Jika dikeringkan, karbon yang tersimpan dapat terlepas ke atmosfer.lahan gambut Indonesia menyimpan sekitar 57 miliar ton karbon.

Lahan basah merupakan ekosistem yang sangat penting bagi keseimbangan lingkungan dan kehidupan manusia. Kawasan ini tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan air, penyerap karbon, dan habitat bagi berbagai jenis flora serta fauna, tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan sosial yang besar melalui ekowisata serta sumber penghidupan masyarakat sekitar.

Namun, berbagai ancaman seperti alih fungsi lahan, pencemaran, dan perubahan iklim terus menekan keberadaan lahan basah. Untuk itu, pelestarian lahan basah perlu dilakukan secara terpadu---melibatkan pemerintah, masyarakat lokal, dan lembaga internasional. Pendekatan berbasis kearifan lokal dan pemanfaatan berkelanjutan menjadi kunci dalam menjaga fungsi ekologis dan ekonomi lahan basah demi keberlanjutan generasi mendatang.

Dalam situasi ini, peran pemerintah menjadi sangat penting. Pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi, mengatur, dan memulihkan ekosistem lahan basah melalui kebijakan yang berpihak pada lingkungan. Program restorasi gambut, pengawasan tata ruang, hingga pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam adalah langkah nyata yang perlu terus diperkuat.

Menjaga lahan basah bukan hanya tugas ilmuwan atau pecinta alam, tetapi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Jika dikelola dengan bijak dan berkelanjutan, lahan basah akan tetap menjadi sumber kehidupan --- warisan berharga yang akan terus memberi manfaat bagi generasi masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun