Mohon tunggu...
Agustin Ross
Agustin Ross Mohon Tunggu... -

Gadis kecil, dengan pekerjaan freelance, dan suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kisah 3 Pulau Kecil di Utara Jakarta

19 Januari 2015   22:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:48 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pagi-pagi sekali saya dan seorang teman berangkat menuju TPI Kamal Muara. Kami akan melakukan trip  ke 3 pulau di utara Jakarta yaitu  Pulau Kelor, Cipir dan Onrust dalam satu hari saja. Ketiga pulau ini memiliki kisah sejarah dari jaman penjajahan Belanda long long time ago. Perjalanan dari TPI Muara Kamal ke Pulau Kelor ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit menggunakan perahu. Dan ketika daratan Pulau Kelor mulai terlihat, saya pun bergumam "wow!". Ternyata dibalik carut marutnya Jakarta masih tersimpan daerah seindah ini, dengan laut yang masih berwarna biru muda bening dan pantai yang diselimuti pasir putih. Yang paling menonjol dari pulau ini adalah adanya bangunan benteng tua yang masih terlihat kokoh, yang membuatnya semakin terlihat indah.

Pulau Kelor dari Laut dengan Pasir Putih yang Menawan Pulau Kelor merupakan salah satu pintu masuk utama Indonesia pada jaman dahulu, itulah sebabnya dibangun benteng untuk pertahanan. Benteng ini bernama Benteng Martello yang didirikan oleh Batavia untuk menghadapi serangan dari laut pada abad 17-18. Benteng ini dibuat dengan meniru Benteng Mortella di Corsica, Perancis. Pancang-pancang yang dibuat di sepanjang pantai di depan benteng, konon fungsinya adalah sebagai tempat bersembunyi pasukan jika terjadi baku tembak. Pulau yang memiliki luas sekitar 2 hektar ini, cocok sekali untuk menjadi lokasi bidikan kamera para pemburu keindahan alam. Anda pun dapat memasuki bagian dalam benteng yang masih terlihat kokoh, sambil membayangkan apa yang terjadi ratusan tahun yang lalu.

Bagian dalam Benteng Martello

Selain itu di atas Benteng Martello ini terdapat tanaman kaktus yang berukuran sangat besar. Kaktus ini dapat terlihat di bagian belakang benteng. Hebat ya, padahal Jakarta termasuk daerah yang memiliki curah hujan tinggi tetapi kaktus ini tetap bisa hidup dan tumbuh besar.

Kaktus di Puncak Benteng Martello Kami pun melanjutkan perjalanan ke pulau berikutnya. Pulau Cipir. Perjalanan ditempuh sekitar 30 menit dari Pulau Kelor. Sambutan yang pertama kami terima di pulau ini selain tulisan selamat datang adalah meriam/cannon berukuran besar yang dipergunakan sekitar tahun 1800-1810.

Welcome to Cipir Island Kesan yang saya dapat di pulau ini adalah.... Serem sih. Apalagi kalau malam hari. Di pulau ini terdapat reruntuhan dari RS Karantina Haji tahun 1911. Bangunan-bangunan tua tersebut menambah suasana mistis di pulau ini.

Sisa Reruntuhan Bangunan RS Karantina Haji di Pulau Cipir Setelah puas berfoto dan beristirahat kami melanjutkan perjalanan ke destinasi terakhir yaitu Pulau Onrust. Nama Pulau Onrust kabarnya berarti "tidak pernah beristirahat" atau dalam bahasa Inggris unrest. Pulau ini lagi-lagi menurut saya, tidak kalah mistis dengan Pulau Cipir. Di Pulau Onrust terdapat museum dari bekas bangunan Belanda yang menyimpan berbagai barang-barang peninggalan Belanda dari jaman tahun 1600an. Pulau ini memiliki sejarah yang panjang. Awalnya pulau ini diduduki oleh raja-raja Banten, namun setelah masuknya Belanda dan dengan lihainya mereka melakukan perjanjian dengan penduduk lokal, lama-kelamaan Belanda mendirikan galangan kapal di pulau ini yaitu pada tahun 1613. Pada tahun 1800 saat Inggris melakukan blokade, semua bangunan di Pulau Onrust dimusnahkan. Kemudian pada tahun 1911 sama halnya dengan Pulau Cipir, Pulau Onrust juga dialihfungsikan menjadi Karantina Haji. Selanjutnya saat Jepang menguasai Indonesia, Pulau Onrust dijadikan penjara bagi para penjahat kelas berat.

Guide Pulau Onrust

Pecahan Barang-Barang dari Ratusan Tahun Lalu

Lubang yang Diperkirakan Terhubung dengan Terowongan Bawah Tanah Di pulau ini juga terdapat banyak pemakaman. Dari pemakaman Belanda, pemakaman dari anggota Karantina Haji yang meninggal, hingga di kabarkan pula bahwa juga terdapat makam yang konon kabarnya merupakan makam dari pemimpin pemberontakan DI/TII yaitu Kartosoewirjo.

Makam Belanda Itulah sedikit kisah dari pulau-pulau kecil di Utara Jakarta yang memiliki banyak perjalanan. Semoga kita selalu mengingat bahwa "Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang Tidak melupakan Sejarahnya".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun