Mohon tunggu...
agus syafii
agus syafii Mohon Tunggu... -

agussyafii

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahagianya Menjadi Penyelamat Keluarga

19 Agustus 2011   04:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:39 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sungguhnya bahagianya di dalam hidup ini apabila kita bisa menjadi penyelamat bagi keluarga kita. Ditengah bahtera keluarga kita yang mengarungi samudra kehidupan dihempas badai, kita merasa tak sanggup menanggung beban yang menekan diri kita. Kita sakit, terluka dan menderita akibat pengkhianatan, penghinaan dari pasangan hidup kita, kita ingin segera semua berakhir dengan cara meninggalkannya. Begitulah banyak orang yang lebih suka mengambil jalan pintas. Bukankah hidup ini jauh lebih indah dan membahagiakan apabila kita menjadi penyelamat bagi keluarga kita dengan memaafkan, menguatkan dan memberikan semangat agar tidak terperosok pada lubang yang sama, karena kekuatan cinta sanggup memulihkan orang yang kita cintai dari keterpurukan.  Itulah yang dialami seorang ibu. Pernikahannya diujung tanduk. Hatinya menjadi galau dan gundah namun tak larut dalam kesedihan. Berkat kerja kerasnya kebutuhan anak-anaknya yang ditinggal suaminya bisa diatasinya. Seolah berjalan dengan terseok-seok perlahan-lahan kondisi ekonomi keluarganya bisa bangkit membaik.  Usaha yang dirintisnya berkembang pesat mengalami kemajuan.

Sampai pada suatu peristiwa yang membuat hatinya terkejut, putranya yang bungsu jatuh sakit kejang-kejang dan paru-parunya infeksi. Pada saat itu juga dilarikan putranya ke rumah sakit. Dalam keterpurukan dirinya terasa sakit, menyesakkan. Wajahnya memerah berlinangan air mata. Hatinya begitu hancur, remuk redam. Suaminya pergi, anak sedang sakit sementara ia harus juga terus mencari nafkah untuk anak-anaknya. 'Ya Allah, begitu berat cobaan hidupku ini,' ucapnya lirih. Dia sedang putus asa karena masalah tiada kunjung berakhir.  Pada saat itu kedatangannya ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh, memohon kepada Allah untuk kesembuhan putranya dan keutuhan keluarga.

Keajaiban itu terjadi ketika dirinya sedang menjaga putranya di Rumah Sakit, dokter mendatanginya dan mengatakan, 'Besok putra ibu boleh pulang.' Ia merasakan bahwa semua itu terjadi atas kehendak Allah. Anugerah Allah tidak sampai disitu. Suami yang meninggalkan dirinya dan anak-anaknya tiba-tiba pulang, bersimpuh dipangkuannya meminta maaf karena telah meninggalkannya pergi. Buah ketakwaannya kepada Allah membuat dirinya memaafkan kesalahan suami. Sejak itu kehidupan rumah tangga mereka berubah. Kesabaran ia sebagai seorang istri membuahkan hasil, anak-anak dan suaminya telah berubah menjadi lebih baik dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Banyak orang bersyukur pengorbanan dirinya terutama mampu memaafkan suami yang telah menyakiti hatinya telah menjadi teladan bagi anak-anaknya.

Wassalam,
M. Agus Syafii
---

Yuk, raih kebahagiaan di hari kemenangan dg hadir pada kegiatan "Hari Nan Fitri Bersama" (HANIF), Ahad, 23 Oktober 2011 Jam 9.sd 12 siang di Rumah Amalia. Bila berkenan berpartisipasi Paket sembako, baju baru untuk anak2, Buku dan alat2 tulis, konsumsi. Kirimkan ke Rumah Amalia Jl. Subagyo IV blok ii, No. 24 Komplek Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda sangat berarti bagi kami. Info: agussyafii@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun