Sriwangi, Kompasiana, Juli 2025 -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nurul Huda Sukaraja meluncurkan program kerja individu berbasis digitalisasi dengan fokus pada optimalisasi Google Maps untuk dua usaha jahit ternama di Desa Sriwangi, yaitu Rumah Jahit Mbak Sari dan Rumah Jahit Bu Linda. Inisiatif strategis ini dirancang untuk meningkatkan visibilitas digital kedua UMKM tersebut sekaligus memudahkan pelanggan dalam mengakses informasi lokasi, layanan, dan kontak usaha dengan lebih efisien.
Latar belakang program ini berawal dari identifikasi masalah selama observasi awal tim KKN. Meskipun telah puluhan tahun beroperasi dan memiliki basis pelanggan loyal, kedua usaha jahit ini masih mengandalkan strategi pemasaran konvensional melalui word-of-mouth dan spanduk fisik. Rumah Jahit Mbak Sari yang khusus menerima pesanan seragam sekolah dan seragam kerja, serta Rumah Jahit Bu Linda yang fokus pada jahitan baju casual dan acara keluarga, sama-sama menghadapi kendala dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Tidak adanya kehadiran digital membuat potensi kedua usaha ini belum tergarap secara optimal.
Proses implementasi program dilakukan melalui pendekatan personal dengan jadwal berbeda untuk masing-masing usaha. Pendampingan untuk Rumah Jahit Mbak Sari dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2025, difokuskan pada pembuatan akun Google Business Profile dimulai dari verifikasi lokasi dan pengisian data dasar seperti nama usaha, alamat lengkap, dan jam operasional. Sesi termasuk pemotretan produk unggulan dan proses jahit untuk diupload ke dalam foto gallery Google Maps.
Pendampingan untuk Rumah Jahit Bu Linda dilaksanakan pada tanggal 1 September 2025, dengan materi yang mencakup optimalisasi deskripsi usaha menggunakan kata kunci strategis seperti "jahit baju casual berkualitas" dan pelatihan manajemen review serta respons terhadap komentar pelanggan. Pada kedua sesi tersebut, dilakukan juga simulasi pencarian lokasi dan monitoring performa akun.
Meskipun program masih dalam tahap implementasi awal, kedua pemilik usaha sudah menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mbak Sari mengungkapkan, "Sekarang pelanggan bisa lebih mudah menemukan lokasi usaha saya tanpa harus bertanya ke tetangga sekitar." Sementara Bu Linda menambahkan, "Dengan adanya foto-foto karya kami di Google Maps, calon pelanggan bisa langsung melihat kualitas jahitan kami."
Agus Subrata, selaku penggagas program, menjelaskan bahwa dampak jangka panjang dari program ini masih perlu dipantau lebih lanjut. "Kami akan terus memantau perkembangan kedua usaha ini melalui kunjungan tindak lanjut dan komunikasi langsung dengan pemilik usaha. Efektivitas program ini baru dapat dievaluasi dalam beberapa minggu ke depan berdasarkan peningkatan visibilitas digital dan respons pelanggan," ujarnya.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi UMKM lainnya di Desa Sriwangi. Dengan memanfaatkan teknologi yang mudah diakses seperti Google Maps, diharapkan semakin banyak pelaku UMKM yang tertarik untuk melakukan transformasi digital secara mandiri. Program pendampingan seperti ini juga dapat menjadi model untuk pengembangan UMKM di desa-desa lainnya, menunjukkan bahwa transformasi digital dapat dimulai dengan langkah-langkah sederhana yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pelaku usaha setempat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI